Dukung Asta Cita, Lapas Surabaya di Porong Tingkatkan Pelayanan dan Ketahanan Pangan

author republikjatim.com

republikjatim.com

Rabu, 27 Nov 2024 15:44 WIB

Dukung Asta Cita, Lapas Surabaya di Porong Tingkatkan Pelayanan dan Ketahanan Pangan

i

TANAM - Lapas Kelas I Surabaya berkomitmen menjalankan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dengan meresmikan Galeri Hasil Karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan Klinik Pratama dengan penanaman perdana program ketahanan pangan, Rabu (27/11/2024).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Lapas Kelas I Surabaya berkomitmen menjalankan Asta Cita yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto. Salah satunya, dengan meresmikan Galeri Hasil Karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan Klinik Pratama yang dirangkaikan dengan penanaman perdana program ketahanan pangan, Rabu (27/11/2024).


Plt Dirjen Pemasyarakatan, Y Ambeg Paramarta hadir untuk meresmikan dua sarana prasarana vital dan memimpin program ketahanan pangan yang menjadi prioritas dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Jenderal Pol (HOR) Agus Andrianto itu.


"Harapan kami agar kegiatan ini dapat menghasilkan output dan outcome yang bermanfaat bagi organisasi. Terutama, untuk mendukung proses transformasi organisasi yang sedang berlangsung," ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono kepada republikjatim.com, Rabu (27/11/2024).


Menurut Heni, Lapas Surabaya yang terletak di Desa Kebonagung, Kecamatan Porong, Sidoarjo ini akan mengelola lahan yang selama ini tidak mendapat perhatian untuk menjadi lahan produktif pangan. Khususnya, ditanami jagung dan sayuran. Total luas lahan yang akan dikelola sekitar 3.800 meter persegi.


"Lahan yang selama ini tidak difungsikan nantinya akan ditanami tanaman pangan seperti jagung dan sayuran," ungkap Heni.


Dengan memanfaatkan lahan sebagai kebun jagung dan sayur, maka Lapas Surabaya nantinya dapat menjadi salah satu lembaga yang mampu mewujudkan swasembada pangan. Khususnya, untuk ketahanan pangan bagi warga binaan dan pegawainya.


"Minimal dapat memenuhi kebutuhan dasar maupun dapat menjadi extra fooding atau makanan alternatif untuk warga binaan dan pegawai," pintanya.


Selain kebutuhan pangan, hal lain yang menjadi hak asasi bagi warga binaan di lingkungan Lapas Kelas 1 Surabaya yang dioptimalkan pemenuhannya pelayanan kesehatan. Yaitu dengan melakukan transformasi klinik kesehatan menjadi open population.


"Klinik pratama yang ada, akan ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan membuka klinik yang dapat diakses langsung masyarakat di sekitar Lapas," tegasnya.


Sebelumnya, pelayanan kesehatan di Lapas Surabaya dilaksanakan Klinik Latubaya yang berada di dalam Lapas. Pelayanan kesehatan sudah berjalan sangat baik, ada beberapa hal yang ditingkatkan kembali, terutama pelayanan keanggotaan BPJS Kesehatan.


"Nah, dengan Peresmian Klinik Pratama Lapas Surabaya yang baru, keberadaan Klinik Pratama Lapas Surabaya yang terletak di luar lapas diharapkan akan semakin mempermudah pelayanan kesehatan bagi anggota BPJS Kesehatan baik itu WBP, petugas maupun warga di sekitar Lapas Surabaya," urainya.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT


Bagi Heni, WBP yang sebelumnya telah terdaftar sebagai peserta BPJS, dapat memanfaatkan layanan BPJS di klinik Lapas. WBP dapat mengubah Fasilitas Kesehatan (Faskes) pertama yang terdaftar sebelumnya menjadi di klinik Lapas. Keuntungan lainnya adalah Klinik Lapas Surabaya akan mendapatkan dana kapitasi setiap bulannya sesuai jumlah peserta terdaftar.


"Lapas Surabaya masih menjadi satu-satunya lapas di Jatim yang punya fasilitas dan layanan yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan," katanya.


Terakhir, Heni menilai saat ini Lapas Surabaya sudah memiliki beberapa produk unggulan yang merupakan hasil karya Warga Binaan. Sebagai upaya penguatan dan memberikan ruang yang lebih luas bagi karya warga binaan agar lebih dikenal oleh masyarakat, maka pihaknya mewujudkannya dalam bentuk Galeri hasil Karya warga binaan.


"Galeri ini bukan hanya sekadar tempat memamerkan hasil karya, tetapi juga simbol semangat dan kreativitas para warga binaan," jelas Heni.


Galeri hasil karya ini menampilkan berbagai produk kreatif warga binaan. Mulai kerajinan tangan, lukisan, perkebunan hingga produk meubel. Para warga binaan, lanjut Heni membuktikan dengan bimbingan dan dukungan yang tepat, mampu menghasilkan karya yang bernilai tinggi.


"Setiap karya diproduksi dengan keterampilan dan ketelitian tinggi, mencerminkan dedikasi dan usaha keras para pembuatnya. Dalam hal ini warga binaan," imbuh Kalapas Surabaya, Jayanta.


Untuk itu, Jayanta berharap masyarakat yang hadir untuk membelinya, sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial para warga binaan. Sehingga dapat meningkatkan semangat dan motivasi warga binaan lapas.


"Galeri ini juga menjadi bukti setiap individu memiliki potensi untuk berubah dan berkembang menjadi lebih baik. Catatannya, asalkan diberikan kesempatan dan bimbingan yang tepat," tandasnya. Kem/Waw

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal