Sidoarjo (republikjatim.com) - Pemkab Sidoarjo menetapkan status tanggap darurat atas kejadian banjir di Kecamatan Tanggulangin, tepatnya di tiga desa langganan banjir. Yakni Desa Kedungbanteng, Desa Banjarasri dan Desa Banjarpanji. Status ini berlaku mulai 7 sampai 21 Desember 2021 mendatang.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) mengecek dan berkeliling ke tiga desa itu hingga tengah malam, Senin (6/12/2021). Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor ini berkeliling dan berbincang dengan warga sembari memastikan bantuan sembako terdistribusi dengan baik. Selain itu, Gus Muhdlor juga berdialog dengan warga di Balai Desa Banjarpanji.
"Kami menginstruksikan ke jajaran mulai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas PU dan BMSDA, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Camat Tanggulangin serta tiga pemerintah desa untuk bersama-sama bergerak mempercepat penanganan banjir di tiga desa itu," ujar Gus Muhdlor kepada republikjatim.com, Selasa (07/12/2021).
Bupati alumni Fisip Unair Surabaya ini menjelaskan penanganan yang dilakukan selama tanggap darurat, diantaranya percepatan pengurukan material pasir dan batu di jalan Desa Banjarpanji yang tergenang air setinggi 30-40 sentimeter. Selain itu, menyiagakan sejumlah pompa penyedot air yang akan ditempatkan di tiga desa. Pemerintah juga mempercepat pembuatan Kisdam (bendungan sementara) dan menyiapkan bantuan sembako bagi warga yang terdampak.
"Mulai hari ini (Selasa) sudah dimulai dilakukan pengurukan sirtu di jalan Desa Banjarpanji. Pompa penyedot air juga kita siagakan. Ada 7 pompa yang sudah siap dan rencananya akan ditambah lagi 8 pompa," imbuhnya.
Ketiga desa ini, menurut Gus Muhdlor sudah dalam pantauan Pemkab Sidoarjo sejak Tahun 2018.
"Yang jelas sebenanrnya 3 desa ini adalah desa yang masuk dalam pantauan mulai dari 2018 hingga 2020 mengalami penurunan tanah. Angkanya cukup tinggi bahkan tertinggi penurunan hingga 30 sentimeter," tegas alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.
Gus Muhdlor juga menyampaikan prediksi dan peringatan dari BMKG soal akan datang air rob yang diperkirakan puncaknya terjadi pada Desember 2021.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
"Pemkab Sidoarjo sudah mewanti-wanti karena tanggal 3 sampai 6 Desember ini sesuai analisis BMKG, memang air rob tinggi. Karena air laut naik cukup tinggi sekitar 1,5 sampai 2 meter," ungkapnya.
Selain itu, Bupati Sidoarjo menilai daerah Desa Banjarpanji, ketika hujan dari hulu ke hilir, maka kemudian air tidak bisa sampai ke laut. Hal itu, karena air laut naik ke arah daratan.
"Maka penyediaan pompa itu hal yang tidak bisa diganggu gugat. Karena memang tanahnya mengalami penurunan. Jadi ketiga desa ini adalah desa-desa yang mengalami penurunan tanah dan lebih rendah dari desa lainnya. Nanti akan ditambah pompa. Kalau memang tidak memungkinkan, kita sewa secepatnya," jelasnya.
Selain faktor air rob, curah hujan yang tinggi juga menjadi pelengkap terjadinya banjir di tiga desa itu. Pemkab Sidoarjo memastikan manajemen pompa harus berjalan sekaligus memberikan bantuan kepada warga.
"Langkah ini penting. Karena kehadiran pemerintah harus dirasakan masyarakat dan harus mau turun mendengarkan aspirasi warga," urainya.
Sementara soal pembangunan kisdam, Gus Muhdlor menegaskan masalah pembangunan kisdam sedikit terhambat karena permukaan airnya tidak kunjung menurun. Maka Pemkab Sidoarjo akan membangun kisdam sementara di beberapa titik.
"Jadi masalah kisdam ini akan membangun 6 kisdam. Tapi, masalahnya ketika air naik, maka pembangunan terhambat. Secepatnya kita bikin kisdam sementara di ujung desa sekitar. Karena kondisi sekarang ini mirip mangkok. Kita pastikan di ujung tiga desa ini ada kisdam untuk dipompa," pungkasnya. Hel/Waw/Adv
Editor : Redaksi