Bupati Ponorogo Pimpin Apel Kesiapan Pasukan Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi

author republikjatim.com

republikjatim.com

Senin, 25 Okt 2021 13:34 WIB

Bupati Ponorogo Pimpin Apel Kesiapan Pasukan Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi

i

APEL KESIAPAN - Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko didampingi Wakapolres Kompol Meiridiani dan Dandim 0802 Letkol Inf Muhammad Radhi Rusin saat pimpin Apel Kesiapan Pasukan di Alun Alun Ponorogo, Senin (25/10/2021).

Ponorogo (republikjatim.com) - Apel gelar pasukan dan perlengkapan Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi melibatkan Forkopimda Ponorogo di Alun-Alun Ponorogo, Senin (25/10/2021). Kegiatan ini sebagai momentum bagi satuan pelaksana penanggulangan bencana alam untuk melakukan sinergitas dan soliditas.

Selain itu, untuk mempersiapkan seluruh potensi baik SDM maupun peralatan yang akan digunakan dalam menghadapi serta mengantisipasi bencana alam tahun 2021 di wilayah Ponorogo. Turut hadir dalam apel yang dipimpin Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko diantaranya Wakapolres Ponorogo Kompol Meiridiani dan Dandim 0802 Letkol Inf Muhammad Radhi Rusin. Kemudian kesatuan apel diantaranya personil gabungan TNI-Polri, BPBD, Basarnas, Dinkes, RSUD, PMI, Pramuka, Satpol PP, Senkom, Destana (Tugurejo, Ngampel, Kalimalang), Tagana, Orari, Rapi, Perhutani, Dishub dan Reog Jeep.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengucapkan terima kasih kepada TNI-POLRI dan instansi terkait lainnya serta seluruh masyarakat. Mereka bersama-sama mendedikasikan seluruh waktu, tenaga dan pikiran dalam penanganan wabah pandemi Covid-19 di Jawa Timur.

"Saat ini kita telah melewati masa-masa kritis Covid-19. Tapi demikian diharapkan kepada seluruh komponen masyarakat tetap waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta meningkatkan kegiatan vaksinasi," ujar Sugiri Sancoko kepada republikjatim.com, Senin (25/10/2021).

Sugiri menjelaskan sejak Tahun 2020 bangsa Indonesia dihadapkan dengan berbagai bencana baik bencana alam maupun non alam berupa Pandemi Covid-19. Dalam menghadapi bencana ini, selain memperhatikan faktor evakuasi korban bencana alam juga harus memperhatikan protokol kesehatan agar dalam pelaksanaanya tidak menimbulkan kluster baru penyebaran Covid-19.

"Berdasarkan data dari BPBD Jatim mencatat sejak tanggal 1 Januari sampai 19 Maret 2021 terjadi 258 bencana banjir di wilayah Jatim. Sebelas diantaranya merupakan banjir bandang dan tiga kali terjadi banjir rob. Bencana Hidrometeorologi tidak hanya banjir saja, BPBD Jatim melaporkan terjadinya bencana alam lainnya seperti angin puting beliung, tanah longsor serta gempa bumi yang mengakibatkan beberapa orang meninggal dunia. Bahkan 75 rumah rusak serta berdampak pada kehidupan 36.805 Kepala Keluarga (KK)," jelasnya.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melihat besarnya ancaman bencana alam Hidrometeorologi harus meningkatkan kewaspadaan terlebih saat ini akan memasuki musim penghujan November 2021. Yakni puncaknya Januari hingga Februari 2022. Bahkan dimungkinkan akan mengalami peningkatan intensitas curah hujan.

"Ini karena adanya pengaruh badai La Nina yang memicu peningkatan curah hujan hingga 20 sampai 70 persen," tegasnya.

Sementara Sugiri memberi penekanan bagi seluruh peserta apel gabungan ini. Diantaranya dalam melakukan tugas yang berat yang akan dihadapinya. Bahkan petugas harus meningkatkan sinergitas antar stakeholder dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.

"Sekaligus menyiapkan secara tuntas dan dilaksanakan pendekatan kepada masyarakat. Termasuk menyiapkan mental dan fisik kalian. Bahkan disiapkan lokasi pengungsian di jalur yang ditetapkan, menggiatkan latihan, melakukan pengecekan rutin dan berkala terhadap peralatan serta tetap mematuhi prokes," pungkasnya. Mal/Waw

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal