Sejak Pandemi Covid-19, Seniman Ponorogo Banting Setir Beralih Profesi Jadi Perajin Kokedama

author republikjatim.com

republikjatim.com

Minggu, 24 Jan 2021 19:09 WIB

Sejak Pandemi Covid-19, Seniman Ponorogo Banting Setir Beralih Profesi Jadi Perajin Kokedama

i

KOKEDAMA - Perajin Kokedama, Gatot (35) saat menunjukan hasil karyanya yang harganya masih merakyat untuk menopang grup musik selama pandemi Covid-19, Minggu (24/01/2021).

Ponorogo (republikjatim.com) - Untuk pecinta tanaman hias bunga, karya warga Ponorogo ini patut untuk dimiliki. Itulah Kokedama (pot bunga terbuat dari serabut kelapa). Apalagi saat ini di Ponorogo mulai dari kota hingga ke polosok desa sedang ngetren (tenar) bunga talas-talasan mulai bunga Janda Bolong hingga Talas Cito. Hampir seluruh rumah memiliki bunga talas -talasan ini yang ditanam di pot di pekarangan.

Peluang banyak peminat bunga ini dibaca salah satu seniman (pemain musik) bernuansa islami di Kota Reog. Dialah Gatot warga JL Jenar, Kelurahan Surodikraman, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Pria 35 tahun ini membuka usaha kerajinan Kokedama di JL Raya Ponorogo - Solo, Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Ponorogo yang saat ini hasil kerajinannya banyak diminati para pecinta bunga. Hasil karya seniman ini dijual masih secara online di media sosial.

"Sampai saat ini masih saya jual melalui online. Kami memilih Kokedama karena unik, berdaya pikat dan nilai eksotiknya tinggi. Selain menggunakan bahan baku limbah kulit kelapa dan rotan (menjalin) sintetis untuk hiasan luar dari pot bunga," ujar Gatot, Minggu (24/01/2021).

Gatot membuat Kokedama di wilayah Sumoroto ini lantaran studio musik milik grupnya berada di wilayah itu. Apalagi, sejak pandemi Covid-19, kegiatan grup musiknya tidak ada order (tanggapan).

"Dulu main musik, tapi karena Corona musik dibatasi terus saya belajar membuat Kokedana melalui Youtube. Hingga akhirnya pekerjaan ini kami tekuni bersama teman-teman grup musik agar dapur tetap ngebul. Semua kami ajak membuat Kokedama ini," imbuh pemain Gamelan bertato ini.

Disinggung hasil karyanya, Gatot mengaku untuk satu pot serabut kelapa mengahabiskan waktu 1 sampai 2 jam. Dalam membuat satu Kokedama memakan waktu 1 jam bagi yang sudah terbiasa. Akan tetapi, bagi pemula satu pot bisa makan waktu dua jam. Sehari satu orang minimal bisa menyelesaikan 10 unit Kokedama.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Untuk harga sangat merakyat dan terjangkau. Karena yang besar satu unit pot kami hargai Rp 25.000, ukuran sedang Rp 15.000 dan ukuran kecil Rp 10.000. Utu sudah dilengakapi dengan tatakannya sehingga kalau ditaruh di meja airnya tidak membasahi meja," tegasnya.

Rencana ke depan untuk memperbanyak produksi Kokedama juga bisa membuat lapangan kerja untuk teman-teman yang tidak bisa bermain musik. Dirinya sangat berharap ada pembinaan dari Pemkab Ponorogo karena profesinya terdampak pandemi Covid-19.

"Kami masih baru dan belum ada setahun menekuni pot bunga Kokedama ini. Semoga pemerintah bisa memberi pembinaan kepada kami korban pandemi Covid-19 ini," pungkasnya. Mal/Waw

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal