Home / Pendidikan : Oleh Naura Nasywa Hidayatulloh

Singkirkan Stigma, Perkuat Peran Posyandu Remaja dalam Menjaga Kesehatan Mental Generasi Muda

author republikjatim.com

republikjatim.com

Kamis, 05 Des 2024 19:45 WIB

Singkirkan Stigma, Perkuat Peran Posyandu Remaja dalam Menjaga Kesehatan Mental Generasi Muda

i

Mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Naura Nasywa Hidayatulloh

Sidoarjo (republikjatim.com) - Ungkapan "Kena Mental" sering kali kita dengar di kalangan remaja, meskipun terdengar sepele, bagaimana jika kata tersebut menyembunyikan maksud tertentu dan justru mencerminkan kenyataan pahit yang dialami oleh para remaja. Karena pada kenyataannya, banyak anak muda yang berjuang melawan kecemasan akan masa depan, terjebak dalam kesepian, depresi dan melawan emosi yang sulit diatasi.

Dalam menghadapi tantangan ini, mereka sangat membutuhkan sebuah support system. Sebuah tempat untuk berbagi cerita dan mendapatkan dukungan. Hal ini, menjadi isu yang semakin mendesak mengingat banyaknya kasus bunuh diri pada remaja.

Dalam Survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) Tahun 2022, dari seluruh sampel survei yang diambil dalam 12 bulan terakhir, ada 1,4 persen remaja mengaku memiliki ide bunuh diri, 0,5 persen. Mereka telah membuat rencana untuk bunuh diri dan 0,2 persen telah melakukan percobaan bunuh diri.

Angka-angka ini menunjukkan betapa mendesaknya kebutuhan akan dukungan mental bagi remaja. Di sinilah peran Posyandu Remaja menjadi sangat penting.

Posyandu, yang merupakan kepanjangan dari Pos Pelayanan Terpadu, selama ini dikenal sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Namun, saat ini posyandu juga fokus pada remaja dengan inovasi programnya yaitu Posyandu Remaja.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan remaja secara komprehensif, mencakup aspek fisik, mental dan sosial. Dengan adanya posyandu ini, diharapkan dapat memberikan edukasi dan informasi kepada remaja mengenai pola hidup sehat serta bimbingan terkait berbagai masalah yang mereka hadapi, melalui layanan konseling. Sehingga, stigma bahwa kesehatan mental bukanlah hal yang penting dapat mulai dihilangkan.

Posyandu Remaja memiliki potensi besar dalam membantu remaja menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Dengan pendekatan yang tepat, posyandu dapat berfungsi sebagai tempat yang aman bagi remaja untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional. Namun, meskipun memiliki peluang besar, Posyandu Remaja masih menghadapi berbagai hambatan. Salah satu tantangan utama adalah program-program yang diberikan seringkali belum konsisten dan fokus utama masih tertuju pada ibu dan anak - anak. Program mengenai kesehatan mental di Posyandu Remaja terbilang masih minim.

Banyak posyandu yang belum sepenuhnya mengintegrasikan isu kesehatan mental ke dalam layanan mereka. Edukasi tentang kesehatan mental sering kali tidak menjadi prioritas utama dalam program-program yang ada. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman di kalangan remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan mental mereka.

Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia dan pelatihan bagi kader posyandu juga menjadi penghalang dalam memberikan layanan kesehatan mental yang efektif. Kader posyandu sering kali tidak dilatih secara khusus untuk menangani masalah kesehatan mental remaja. Sehingga mereka mungkin merasa tidak siap atau kurang percaya diri dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya peningkatan dalam pelatihan kader posyandu mengenai isu-isu kesehatan mental serta pengembangan program-program yang lebih terfokus pada kebutuhan remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan:

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Pemberian KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) secara berkelanjutan dan
fokus pada isu kesehatan mental. Sehingga, meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menghilangkan stigma mengenai kesehatan mental.

2. Pada layanan konseling, Posyandu Remaja berperan sebagai rumah berbagi cerita yang aman dan nyaman bagi para remaja. Dengan menghadirkan Psikolog maupun Relawan Mahasiswa Psikologi, Layanan konseling ini memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan oleh remaja.

Melalui keterbukaan dalam berbagi cerita, remaja tidak hanya belajar untuk mengatasi masalah pribadi mereka saja. Akan tetapi, juga memahami pentingnya kesehatan mental.

3. Sesi diskusi kesehatan mental. Forum diskusi bulanan di forum ini
mengangkat isu-isu mengenai gangguan kesehatan mental yang sering dialami oleh remaja. Pada forum ini para remaja dapat berbagi pengalaman dan menjadi support satu sama lain untuk mencari solusi bersama.

4. Pembentukan Kader Remaja:
a. Pelatihan Kader. Yakni menyelenggarakan pelatihan khusus yang mencakup
pengetahuan baik kesehatan fisik maupun mental. Melalui pelatihan ini
diharapkan menjadi bekal sebagai peer counselour kepada teman-teman sebaya.
b. Program Mentorship. Yakni mengembangkan program mentorship. Kader yang lebih berpengalaman dapat membimbing kader baru. Sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepemimpinan.

5. Kegiatan Sosial dan Komunitas. Program ini mendorong kader posyandu remaja maupun para remaja untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat. Seperti kampanye kesehatan atau kegiatan amal. Sehingga, membantu meningkatkan rasa empati dan tanggung jawab sosial.
Dengan memperluas cakupan layanan posyandu remaja, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan remaja secara menyeluruh.

Untuk mencapai tujuan itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangatlah penting. Kolaborasi ini diperlukan untuk menghilangkan stigma seputar kesehatan mental yang sering kali membuat remaja enggan mencari bantuan. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan terbuka, kita dapat mendorong remaja untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mental mereka. Sehingga mereka merasa aman dan nyaman untuk berbagi masalah serta mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal