Sidoarjo (republikjatim.com) - Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati, Achmad Amir Aslichin dan Edy Widodo (SAE) terlihat semakin energik dan segar bugar hingga menutup sesi dialog ketiga itu dengan sempurna. Bahkan, Paslon SAE ini dinilai paling paham berbagai aspek berkaitan tata kelola pemerintahan dalam acara debat ketiga yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sidoarjo di Aston Hotel, Sidoarjo, Senin (18/11/2024) sore.
Dalam debat terakhir kali ini Mas Iin dan Abah Edy menunjukkan kecerdasan mengupas kebijakan, sistem dan tata kelola di Pemkab Sidoarjo ke depan. Terutama, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo. Selain itu, Paslon SAE juga berkomitmen kuat mengelola pemerintahan yang terbebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Dalam dialog penentuan pemilih di Sidoarjo ini, tidak digelar seperti sebelum - sebelumnya. Karena dengan mempertimbangkan aspek keamanan, KPU Sidoarjo menggelar debat ketiga di Aston Hotel itu tanpa diperbolehkan membawa massa untuk masing-masing Paslon.
Kendati demikian, dalam kesempatan itu terlihat Paslon SAE terlihat unggul karena mampu memaparkan program - program unggulan yang gamblang dan rasional. Begitu juga dalam memberikan jawaban pada setiap pertanyaan dari panelis maupun lawan debat.
Diantaranya mulai solusi inovatif atas berbagai tantangan yang dihadapi Kabupaten Sidoarjo. Termasuk, dalam penyusunan master plan maupun grand desain sebagai landasan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Sidoarjo. Begitu pula soal pemberdayaan ratusan ribu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), mengatasi masalah banjir, kemacetan arus lalu litas hingga pengembangan sektor pariwisata di Sidoarjo.
"Saat memimpin Sidoarjo, kami siap memperkuat kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, terutama dalam berbagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo," ujar Cabup Sidoarjo, Mas Iin didampingi Cawabup Abah Edy usai debat publik.
Selain itu, Mas Iin menjelaskan Sidoarjo membutuhkan pemimpin yang cerdas dan harus memiliki pengetahuan serta memahami betul tata kelola pemerintahan yang benar dan terbebas dari korupsi. Selain itu, dituntut mengetahui secara detail permasalahan yang dihadapi Sidoarjo hingga harus segera mencarikan solusi penyelesaian yang tepat dan benar.
"Karena memimpin Sidoarjo saat ini, dituntut bangkit dan bermartabat. Salah satunya, harus diwujudkan dalam percepatan pembangunan. Jadi pemimpin Sidoarjo ke depan harus paham betul secara detail permasalahan dan bagaimana menyelesaikannya. Termasuk, harus paham detail tata kelola penganggaran dan perencanannya. Step by step harus paham betul sumber masalahnya. Kalau telat perencanaan dan penganggaran, maka bisa mundur," ungkap Mas Iin yang juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sidoarjo dua periode dan anggota DPRD Jatim satu periode ini.
Bagi Mas Iin yang juga dikenal sebagai politisi PKB muda ini, sebagai kepala daerah, tidak boleh pasrah begitu saja dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyusun perencanaan maupun penganggaran untuk berbagai aspek pembangunan.
"Untuk itu, pentingnya pemerintah berkolaborasi dengan masyarakat luas untuk saling melengkapi. Sehingga apa yang dilakukan pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan, mulai infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi, pendidikan maupun terkait pengembangan budaya betul-betul sesuai harapan masyarakat Sidoarjo," tegas Cabup yang didukung 34 kursi di DPRD Sidoarjo ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan untuk mengatasi terjadinya kesenjangan sosial di Sidoarjo, kata Mas Iin bisa dimulai dengan kebijakan pendampingan kepada masyarakat agar dapat menangkap beberapa peluang usaha. Diantaranya melalui pemberdayaan klinik usaha, pemberdayaan UMKM dan pelatihan wirausaha berbagai sektor tanpa perbedaan gender.
"Tujuannya, masyarakat dapat menangkap peluang bisnis maupun usaha di Sidoarjo dan semua lapisan masyarakat harus diberi kesempatan sama dalam menangkap peluang usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya masing-masing dan keluarganya. Seperti kami berkomitmen kuat membangun aspek budaya kearifan lokal sekaligus dalam pengembangan sektor pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo," jelasnya.
Sementara dalam gelaran debat ketiga ini sempat diwarnai insiden. Ini menyusul Calon Wakil Bupati (Cawabup) pasangan Calon Bupati (Cabup) Subandi, yakni Mimik Idayana tiba-tiba mengalami pingsan. Kejadian itu, terjadi ketika memasuki masa jedah. Saat duduk di kursi di atas panggung debat, tiba-tiba Mimik Idayana lunglai dan tak sadarkan diri (pingsan).
Sebelumnya, Mimik ikut menjelaskan terkait tata kelola pemerintahan yang tidak lepas dari sinergitas dengan pihak legislatif (DPRD Sidoarjo) untuk melengkapi dan memberi tambahan pemaparan Cabup Subandi. Hanya saja, Mimik saat itu sempat salah menyebut jumlah komisi di DPRD Sidoarjo dari yang sebenarnya hanya jumlahnya empat, yakni Komisi A, B, C dan D akan tetapi Mimik menyebut ada lima komisi.
Penjelasan itu, sempat membuat bingung sekaligus menimbulkan pertanyaan tersendiri. Apalagi, Cawabup Mimik sebelumnya pernah menjabat DPRD Sidoarjo selama satu periode yakni mulai Tahun 2019 sampai Tahun 2024.
Dampaknya pada acara sesi terakhir debat, Cabup Subandi tampil sendirian. Dia tak lagi bersanding dengan pasangannya karena pingsan dan tidak bisa mengikuti acara debat itu hingga memasuki sesi closing statement (statemen penutup).
Sedangkan Mas Iin yang masih lengkap bersama pasangannya Abah Edy memberi closing statement jika pembangunan infrastruktur di Sidoarjo dilakukan merata di setiap penjuru wilayah Sidoarjo tanpa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
"Bersama Paslon SAE mari bersama-sama mewujudkan Sidoarjo Bangkit dan Bermartabat. Pada tanggal 27 Nopember 2024 nanti, monggo sareng-sareng mencoblos nomor 2 untuk Sidoarjo yang SAE," pungkas Mas Iin disambut aplaus para pendukung, termasuk para pengurus partai pengusung dari PKB, PDI Perjuangan, PAN, Nasdem, PKS hingga PPP. Begitu pula partai pengusung non parlemen mulai PSI, PBB, Partai Gelora dan Partai Ummat yang hadir dalam acara debat terakhir itu. Ary/Waw
Editor : Redaksi