Surabaya (republikjatim.com) - Penjualan produk karya narapidana di Jatim menjadi paling laris se Indonesia. Penjualan produk dari 39 Lapas dan Rutan di Jatim selama gelaran One Day One Prison’s Product mencapai Rp 990 juta.
Dari omset sebesar itu, jajaran pemasyarakatan Jatim menyumbangkan PNBP sebesar Rp 74,2 juta.
"Omzet itu dari hasil penjualan produk sekitar 1,5 bulan mulai pertengahan Maret hingga akhir April 2023 dalam memeriahkan Hari Bakti Pemasyarakatan ke 59," ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim, Imam Jauhari kepada republikjatim.com, Jumat (12/05/2023).
Imam menjelaskan pada kegiatan ini 39 Lapas dan Rutan di Jatim memamerkan dan menjual produk karya warga binaan. Beberapa produk unggulan yang dijual seperti meubel, celengan kreasi dari kertas bekas, keripik, batik hingga tahu nigarin.
Proses penghitungan omzet penjualan karya narapidana dilakukan melalui proses verifikasi omzet berdasarkan pada bukti/nota penjualan produk. Selain itu proses verifikasi PNBP didasarkan data yang masuk di aplikasi OMSPAN (spanint.kemenkeu.go.id) periode bulan Maret - April 2023 kemarin.
"Alhamdulillah berkat antusiasme masyarakat untuk membeli produk narapidana dan jajaran petugas pemasyarakatan untuk memasarkan produk, Kanwil Kemenkumham Jatim ditetapkan dengan penjualan tertinggi dari Ditjen Pemasyarakatan," ungkap Imam.
Imam melanjutkan Lapas Kelas I Surabaya misalnya menjadi Lapas dengan omzet paling tinggi dengan nilai penjualan mencapai Rp 323,02 juta. Namun, untuk kontribusi terhadap PNBP, Lapas I Malang menjadi yang paling tinggi dengan nilai mencapai Rp 12,9 juta.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
"Jadi dari omzet yang didapatkan, dibagi lagi untuk biaya modal serta ada premi untuk narapidana sebagai tabungan saat mereka bebas nanti," tegasnya.
Capaian ini diharapkan bisa meyakinkan masyarakat agar tidak ragu untuk membeli produk narapidana. Bagi Imam secara kualitas, produk karya warga binaan tidak kalah dengan produk di luar Lapas dan Rutan.
"Ini adalah bukti karya-karya para narapidana di Jatim sangat berkualitas," tutur pejabat asal Madura ini.
Sementara Kepala Divisi Pemasyarakatan, Teguh Wibowo berharap kegiatan kerja narapidana tidak hanya sebagai pengisi waktu selama berada di Lapas dan Rutan saja. Tetapi, juga sebagai modal keterampilan dan mendorong ekonomi kreatif bagi para narapidana.
"Kami terus mendorong para narapidana bisa terus mengembangkan kreativitas, minat dan bakatnya atas kesenian. Sehingga walaupun mereka berada di tempat yang terbatas, tapi kreativitas mereka tidak terbatas," pungkasnya. Kem/Hel/Waw
Editor : Redaksi