Sambut Era Digitalisasi, PSGPA Umsida Siapkan Sistem Pembelajaran E-Modul

author republikjatim.com

republikjatim.com

Sabtu, 14 Agu 2021 01:29 WIB

Sambut Era Digitalisasi, PSGPA Umsida Siapkan Sistem Pembelajaran E-Modul

i

PAPARAN - Prof Dr Wasis menyampaikan paparan saat Pelatihan Teknik Penyusunan Modul Responsif Gender di Ruang Rapat Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (14/08/2021).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sejumlah dosen yang tergabung dalam Pusat Studi Gender dan Perlidungan Anak (PSGPA), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyiapkan sejumlah modul pembelajaran di era digital. Upaya ini, untuk mempermudah penyampaian materi sekaligus penerimaan bagi para siswa.

Modul baru ini merupakan hasil kolaborasi antara Umsida dan Program Inovasi. Hal ini sebagai upaya memberikan pemahaman soal gender, khususnya untuk para guru Sekolah Dasar (SD). Selain itu, Elektronik Modul (e-modul) saat ini dianggap mampu membantu sistem belajar dan mengajar di tengah masa pandemi Covid-19 sekaligus di era industri digitalisasi (4.0). E modul ini diyakini bakal mampu melengkapi modul pembelajaran sebelumnya yang mengandalkan sistem pembelajaran konstruktivisme.

"Pembelajaran konstruktivis menyakini orang akan memiliki pengetahuan bagus jika mampu mengkonstruksi dirinya sendiri," ujar Prof Dr Wasis saat penyampaian materi Pelatihan Teknik Penyusunan Modul Responsif Gender di Ruang Rapat Umsida, Sabtu (14/08/2021).

Lebih jauh, saat pelatihan penyusunan modul ini, Wasis menyinggung soal pembelajaran era digital. Menurutnya, jika pada periode (pembelajaran) sebelumnya seolah-olah modul konstruktivisme yang paling bagus. Namun, kelemahan modul ini popularitasnya siswa itu bukan seperti botol kosong.

"Alangkah lebih baik, kalau pembelajaran disertakan dengan studi kasus. Harapannya para peserta didik itu terlibat dalam membangun pengetahuannya sendiri. Karena pembelajaran yang efektif itu harus ada interaksi sosial. Menurut Vygotsky, orang dapat mengkonstruksi pengetahuan lebih bagus kalau dia bisa berinteraksi dengan orang lain. Karena hasilnya lebih kuat, lebih cepat dan lebih bagus," imbuhnya.

Wasis menilai jika di era sekarang ini, teori konstruktivisme saja tidak cukup. Menurutnya para ilmuan saat ini mengembangkan teori belajar di era digital. Karena orang-orang saat ini belajar bisa di manapun dan kapan pun melalui daring atau zoom meeting.

"Nah, di era seperti ini teori konektivisme dibutuhkan sebagai penyeimbang pengetahuan. Jadi orang genius dia mampu menghubungkan informasi paling banyak," tegasnya.

Wasis menjelaskan inti pembelajaran itu ada tiga. Yakni, siswa didik diperbolehkan berpikir kritis, kreatif dan memecahkan masalah. Karena itu, modul yang dibuat dibagi menjadi dua sasaran. Yakni, sasaran ditujukan kepada kepala sekolah. Kedua sasaran diberikan kepada siswa. Namun melalui perantara guru.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Pembelajaran Era Digital menjadi pembelajaran efektif. Karena akan terjadi interaksi sosial. Kalau semua tugas di handle google, yang patut dipertanyakan tugas guru itu apa?," papar Wasis.

Wasis berharap guru bisa memahami segitiga emas. Diantaranya, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang tujuannya untuk mencapai kompetensi. KBM cara mencapai kompetensi dan evaluasi bagaimana menjustifikasi ketercapaian kompetensi peserta didik.

"Agar segitiga emas itu tercapai, diperlukan sumber belajar. Sumber belajar mencakup bahan ajar, alat peraga dan media pembelajaran," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA), Kemil Wachidah berharap dari modul yang akan dibuat dan dikembangkan itu berupa e modul. Harapannya, dapat mewarnai para guru membuat dan mengembangkan RPP dan bahan ajar. Bahkan modul bakal dibuat sesimpel mungkin. Selain itu, bahan ajar terutama di SD harus responsif terhadap gender.

"Beberapa karakteristik modul itu diantaranya sebagai bahan ajar yang mandiri (self instruction), membuat bahan belajar yang utuh (self contained), tidak bergantung bahan ajar lain (stand alone) dan berupaya mengikuti perkembangan maupun user friendly (pertemanan)," tandasnya. Hel/Waw

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal