Sidoarjo (republikjatim.com) - Kedatangan rombongan puluhan siswa-siswi SDN Wangkal, Kecamatan Krembung menggunakan armada bus bernopol W 1616 BM disambut isak tangis keluarga. Suasana haru di sepajang jalan terlihat jelas dari raut orangtua para pelajar itu.
Saat turun dari bus, para siswa dan siswi ini langsung didekap dan dipeluk orangtua masing-masing yang sudah menunggui di depan sekolah mereka. Hal ini dipicu peristiwa Bus Pariwisata PO Frizha bernopol W 7885U Y yang ditumpangi terbakar saat menempuh perjalanan dari Solo menuju Yogyakarta.
Kepala Desa Wangkal, Kecamatan Krembung, Sutris mengaku tidak bisa ngomong dan berbuat apa-apa. Menurutnya, hanya isak tangis saat menjemput rombongan tiba. Apalagi saat mengingat kondisi bus yang ditumpangi para siswa itu terbakar.
"Kami apartur desa terus berkoordinasi melalui ponsel dengan Ketua Rombongan maupun Pembina. Tidak henti-hentinya, kami terus berkomunikasi demi keselataman semua," terangnya kepada republikjatim.com, Rabu (20/12/2017) malam.
Menurut Sutris saat bus terbakar yang diduga karena korsleting listrik itu, orangtua siswa-siswi, keluarga dan saudara berkumpul di kantor desa untuk menunggu hasil perkembangan tentang keberadaan mereka. Saat mendengar kabar, siswa dan siswi selamat dari maut itu, semua sangat bersyukur.
"Karena semua keluarga siswa dan siswi panik saat ada kabar bus terbakar itu. Mereka tenang saat mendengar semua selamat," imbuhnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pembina SDN Wangkal, M Irfan menceritakan ketika bus mengeluarkan asap, sopir langsung cepat-cepat menepikan bus. Setelah penumpang dikeluarkan dari bus untuk menyelamatkan diri, api sempat padam. Saat itu salah satu guru berusaha mengambil tas.
"Beberapa saat berhasil mengambil tas, kemudian bus kembali terbakar," ungkapnya.
Sementara secara terpisah, Ketua K3S Krembung, Wadi Harsono menegaskan insiden terbakarnya bus yang ditumpangi siswa siswi SDN Wangkal itu dalam rangka study tour ke Yogyakarta. Menurutnya study tour itu tidak ada koordinasi maupun pemberitahuan kepada K3S Krembung. Hal ini disebabkan rombongan berangkat saat libur sekolah. Peristiwa bus terbakar itu baru diketahui kabarnya kewat kiriman WhastApp (WA).
"Tidak ada ijin ke Dinas Pendidikan (Diknas). Study tour itu bertepatan libur sekolah. Paska insinden terbakarnya bus, guru maupun Kepala SDN sampai saat ini tidak dapat dihubungi. Kami bakal rapat dengan para guru, kepala sekolah se-wilayah Krembung. Jika ada kegiatan seperti ini dapat berkoordinasi dengan Dishub dan harus mengantongi ijin dari Dishub untuk mengecek kelayakan armada. Tujuannya agar peristiwa ini tidak terulang kembali," tandasnya. Waw
Editor : Redaksi