Sidoarjo (republikjatim.com) - Seorang wanita Lanjut Usia (Lansia) Tuminem (86) warga Dusun Bungurasih Timur, Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, dilaporkan hilang. Korban diduga tercebur ke aliran Sungai Buntung yang berada di selatan Terminal Bungurasih (Purabaya) Jumat (11/04/2025). Hingga petang, upaya pencarian korban yang dilakukan tim gabungan SAR, Basarnas dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sidoarjo belum membuahkan hasil.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, Tuminem diketahui tidak berada di rumah sekitar pukul 03.15 WIB. Anak korban yang saat itu terbangun melihat pintu dapur yang mengarah langsung ke sungai dalam keadaan terbuka. Setelah melakukan pencarian dan memanggil sang ibu tanpa hasil. Akhirnya, anak korban segera melapor kepada ketua RT setempat dan diteruskan ke perangkat desa.
Mengingat kondisi yang mengkhawatirkan itu, laporan kemudian dilanjutkan ke Polsek Waru dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sidoarjo. Akhirnya tim gabungan berupaya mencari korban dengan menyelam dan menyusuri Sungai Buntung Waru yang diduga sebagai lokasi tenggelamnya korban.
Apalagi, saat kejadian debit air Sungai Buntung diketahui sedang meningkat disertai arus yang cukup deras. Dugaan sementara, korban terpeleset dan terbawa arus sungai. Tuminem terakhir terlihat mengenakan baju ungu bermotif bunga dan rok.
Menanggapi laporan itu, BPBD Pemkab Sidoarjo bersama berbagai unsur gabungan segera melakukan upaya pencarian. Operasi Search and Rescue (SAR) dilakukan dengan membagi personel ke dalam dua satuan regu, yakni SRU air dan SRU darat, di bawah komando Basarnas Surabaya.
Pencarian hari pertama dimulai pada pukul 07.45 WIB hingga 16.00 WIB. Namun hingga sore hari belum membuahkan hasil. Operasi akan kembali dilanjutkan pada Sabtu (12/04/2025) mulai pukul 07.30 WIB.
Camat Waru, Nawari mengatakan proses pencarian melibatkan berbagai instansi dan relawan, termasuk Basarnas, BPBD Sidoarjo, BNPB Jatim, Brimob, Tagana serta para relawan kemanusiaan.
"Basarnas telah menerjunkan dua unit perahu karet untuk menyisir aliran sungai," ujar Nawari.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun demikian, pencarian menggunakan perahu karet mengalami sejumlah kendala. Menurut Nawari, kondisi sungai yang cukup dalam, sekitar empat hingga lima meter, ditambah banyaknya sampah serta potongan kayu pohon di dalam aliran sungai dan menyulitkan pergerakan perahu.
"Baling-baling perahu beberapa kali tersangkut hingga mengalami kendala," paparnya.
Sementara Komandan Tim Basarnas Surabaya, Bayu Prasetyo membenarkan hal itu. Dirinya mengingatkan banyaknya potongan pohon yang tidak tampak dari permukaan sungai sangat menyulitkan pencarian.
"Tadi perahu kami sempat tersangkut di batang pohon yang tidak terlihat dari atas," papar Bayu.
Meski begitu, upaya pencarian tetap dilanjutkan dengan semangat dan dukungan penuh dari seluruh pihak. Keluarga korban dan warga sekitar terus berharap agar Tuminem segera ditemukan dalam keadaan selamat.
"Kami (BPBD Sidoarjo) mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan. Terutama, bagi warga lansia, mengingat kondisi sungai yang berbahaya saat debit air meningkat," pungkasnya. Hel/Waw
Editor : Redaksi