Sidoarjo (republikjatim.com) - Ratusan siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo digembleng soal pendalaman dan praktek ilmu keagamaan selama tiga hari ke depan. Ratusan siswa ini diberikan materi dan praktek soal sejumlah masalah keislaman dan kemuhammadiyahan dengan cara menginap dan menjadi santri selama tiga hari berturut-turut.
Namun demikian, para siswa itu merasakan sangat senang. Salah satu alasannya, bisa salat berjamaah, berbuka dan sahur bersama teman-teman sekelas dan seangkatannya. Selain itu juga mendapatkan banyak ilmu baru yang siap dipraktekkan selama mengikuti program Baitul Arqom itu.
Pembukaan acara Baitul Arqom 2 ini ditandai dengan penyematan tanda peserta kepada dua orang santri yang dilakukan langsung Kepala Smamda Sidoarjo, M Zainul Arifin di Aula Ki Bagus Hadi Hadikusumo, Smamda Sidoarjo, Senin (10/03/2025).
"Kegiatan (Baitul Arqom kedua) ini sebagai wujud pengkaderan dalam mencetak kader Muhammadiyah yang berilmu agama dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya," ujar Kepala Smamda Sidoarjo, M Zainul Arifin di sela pembukaan acara Baitul Arqom 2 Tahun 2025 ini.
Lebih jauh, Zainul Arifin menjelaskan kegiatan Baitul Arqom selain untuk kaderisasi, juga untuk memberikan wawasan keagamaan kepada para santri (siswa). Diantaranya soal Ilmu Tauhid, Aqidah, Fiqih, Perilaku dan Budi Pekerti serta soal merawat dan mengurus jenazah.
"Khusus Baitul Arqom kali ini kita sengaja menyebut siswa peserta sebagai santri. Ini semata untuk memberi penekanan kegiatan ini berjalan layaknya seorang santri di pesantren dengan kedisiplinan tinggi. Materi yang diberikan nanti diantaranya merawat jenasah, mandi besar, thayammum hingga janaiz dan lain-lainnya," ungkap Zainul Arifin.
Zainul Arifin beberapa melalui kegiatan Baitul Arqom ini tidak hanya melanjutkan proses pengkaderan. Akan tetapi juga beratap bisa memunculkan kader Muhammadiyah baru yang bermanfaat dan santun serta bisa diterima di lingkungan masyarakat masing-masing.
"Karena kami ingin mencetak siswa Smamda sebagai kader Muhammadiyah dengan motto Mewujudkan Generasi Islam berakhlak Mulia dan Berkemajuan. Makanya, dalam kegiatan ini para santri juga mendapatkan buku modul yang digunakan sebagai panduan selama tiga hari menjadi santri," tegasnya.
Hampir sama dengan prosesi Baitul Arqom sebelumnya, dalam acara ini santri juga diwajibkan untuk paham dan bisa menerapkan pengurusan jenazah (janaiz). Apalagi, Janaiz dalam Islam menjadi fardhu kifayah yang pelaksanaannya tidak cukup bermodal keberanian semata, tapi dibutuhkan ilmu yang memadai.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
"Misalnya kalau ada kerabat atau keluarga kita yang meninggal dunia, tentunya mereka tidak merasa kesulitan melakukan pemulasaraan jenazah tanpa bantuan Mudin. Bahkan, bisa menjadi anak yang sholeh dan berguna bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Kami berharap setelah mengikuti Baitul Arqom para siswa mampu dan bisa mengaplikasikan ilmu keagamaanya sesuai harapan orang tua menitipkan anak-anaknya untuk mengenyam pendidikan di Smamda," paparnya.
Salah seorang guru Smamda Sidoarjo, Fuad menguraikan setidaknya ada empat kewajiban dalam prosesi pemulasaraan jenazah. Yakni mulai memandikan, mengkhafani, mensalati, hingga mengubur jenazah.
"Kami juga berharap dalam prakteknya setiap siswa yang mengikuti metari ini dianjurkan untuk menerapkan sesuai sunnah yang telah ditentukan," jelasnya.
Hal yang sama disampaikan guru lain Smamda Sidoarjo lainnya, Furqon Sendi Halim yang memberikan materi Ilmu Taukhid. Di dalam materi Taukhid ini para santri dibekali Ilmu Aulia, Rububiyah dan Solasifah.
"Termasuk soal penyakit taukhid itu sendiri misalnya soal tayakul, khurofat dan bidah. Semua materi diberikan sesuai pengalaman sehari-hari. Misal tayakul soal angan-angan ada kupu masuk rumah dikira akan ada tamu dan lain sebagainya. Meski para santri belum bisa menerima 100 persen tapi kami yakin banyak yang paham. Hanya tinggal pendalaman saja," pintanya.
Sementara salah seorang peserta Baitul Arqom 2, Ahmad Tristan siswa Kelas XI-4 ini mengakui acara Baitul Arqom selama tiga hari materinya padat. Bahkan para santri banyak yang kurang tidurnya. Beruntung materinya rata-rata bisa diterima karena disesuaikan dengan kegiatan sehari-hari.
"Kegiatan ini menyenangkan bisa bertemu teman buka bersama, sahur dan salat jamah bersama. Akhirnya bis merasa dekat dengan teman-teman. Apalagi, besok (lebaran) itu liburannya cukup panjang. Banyak manfaat dan ilmu yang kami terima selama ikut Baitul Arqam," pungkas siswa yang akrab disapa Tristan ini. Ary/Waw
Editor : Redaksi