Sidoarjo (republikjatim.com) - Cak Ugeng, seniman lukis ini berhasil memukau warga. Pria berambut gondrong ini melukis dengan cara disembur. Selain itu, sebelum melukis pria bergelar insinyur ini selalu menunjukkan aksinya dengan memakan pecahan lampu.
Kondisinya membuat sejumlah warga terpukau. Tidak hanya itu, usai melukis, dia juga sempat mengajak bermain para anggota komunitas drummer di sekitarnya untuk mengangkat salah satu personil yang bertubuh gemuk.
"Semua itu kuncinya sugesti. Kalau yakin tidak sakit, maka tidak akan terjadi apa-apa. Tapi, kalau ragu jangan dilakukan," ucapnya kepada republikjatim.com.
Kini pemilik nama asli Ir Soegeng Prajitno ini menceritakan ide melukis sembur ini muncul sekitar Tahun 2000. Menurutnya, saat itu dirinya merasa jenuh dengan pekerjaannya yang tak kunjung selesai.
"Karena lukisan tidak selesai-selesai, saya marah sekali. Kemudian saya tendang semua cat yang ada di ruang kerja saya. Karena saat itu sekitar pukul 02.00 WIB, usai marah-marah saya tinggal salat malam untuk menenangkan diri," ungkapnya.
Namun seusai salat malam itu, bapak tiga anak ini kembali ke ruang lukisannya. Ternyata, cat-cat yang ditendang itu muncrat ke beberapa kanvas yang masih kosong. Setelah diamati hasilnya cukup bagus.
"Akhirnya muncul ide kenapa tidak pakai spray painting. Artinya spray painting bukan menggunakan alat tapi menggunakan mulut. Sejak saat itulah saya melukis sembur menjadi karakter saya hingga saat ini," urainya.
Saat menjalankan aksinya, Cak Ugeng mengakui cairan-cairan cat dan thinner itu sebagian ada yang tertelan. Namun menurutnya hal itu tidak masalah.
"Saya bersyukur dan alhamdulillah, karena saya tidak apa-apa. Saya mendapat amalan dari almarhum Ulama Besar asal Kediri, Gus Miek. Sekarang sehat-sehat saja," urainya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Cak Ugeng, dia mengenal Pengasuh Pesantren Al Falah Kediri, Hamim Tohari Djazuli sejak tahun 1980-an. Namun baru kenal dekat hanya sekitar 4 bulan.
"Yang saya tahu, saat itu saya dengan beliau (Gus Miek) naik motor bensinnya habis. Karena Pom bensin jauh dan kios eceran tidak banyak seperti sekarang, saya disuruh beli dua teh botol. Saya pikir untuk minum, ternyata dimasukkan ke tangki motor. Anehnya motor itu kembali nyala," paparnya.
Akan tetapi, ketika Gus Miek sakit, sempat memberikan amalan kepada dirinya. Baginya, yang terpenting tidak boleh untuk hal yang aneh-aneh dan kesombongan.
"Dengan amalan itu cairan apapun yang masuk dalam mulut, setelah melewati jakun, cairan itu jadi netral," urainya.
Sementara itu, kata Cak Ugeng sebelum fokus ke dunia seni sejak tahun 2000, dirinya sempat bekerja di pengeboran minyak. Namun karena Tahun 2000 itu dirinya ditinggal oleh istri semua berubah semuanya. Padahal dirinya sudah punya dua anak laki-laki. Sejak saat itu dirinya fokus ke dunia seni.
"Pada Tahun 2007 saya menikah lagi diberi anak perempuan. Jadi jangan berharap kaya ketika menjadi seniman. Karena justru ketika meninggal itulah karyanya semakin mahal," pungkasnya. Waw
Editor : Redaksi