Imbas Masifnya Proyek Betonisasi, Harga Jual Tanah di Sidoarjo Meroket 100 Persen

author republikjatim.com

republikjatim.com

Jumat, 22 Mar 2024 21:46 WIB

Imbas Masifnya Proyek Betonisasi, Harga Jual Tanah di Sidoarjo Meroket 100 Persen

i

BETON - Proyek betonisasi bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan aksesibilitas desa dan kecamatan di Sidoarjo memicu transformasi ekonomi hingga kenaikan harga jual tanah meroket mencapai 100 persen, Jumat (22/03/2024).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Proyek betonisasi bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan aksesibilitas desa dan kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Hal itu, bahkan memicu transformasi ekonomi. Namun, efek samping yang paling mencolok adalah kenaikan harga jual tanah meroket hingga mencapai 100 persen.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengatakan Pemkab Sidoarjo terus berpacu meningkatkan kesejahteraan dan menaikkan taraf hidup warga Kota Delta. Menurutnya hal itu harus diprioritaskan peningkatan infrastruktur jalan dari aspal ke jalan beton.

"Peningkatan infrastruktur dari jalan aspal ke jalan beton mengubah banyak hal. Akses lalu lintas menjadi lancar dan mobilitas warga lebih efektif. Efeknya perekonomian Sidoarjo tumbuh hingga banyak bermunculan usaha baru dan yang paling signifikan kenaikan harga tanah terdongkrak," ujar Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini kepada republikjatim.com, Jumat (22/03/2024).

Tahun 2023 pendapatan pajak daerah Sidoarjo tembus Rp. 1,3 triliun. Kata Gus Muhdlor tercapainya pendapatan pajak itu tidak lepas dari naiknya harga tanah imbas masifnya proyek betonisasi. Kenaikan harga tanah lanjut Gus Muhdlor diikuti dengan kenaikan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

"Sejumlah jalan aspal yang menghubungkan antar desa antar kecamatan yang awalnya cuma memiliki lebar 3 meter setelah dibeton lebarnya bertambah menjadi 4 meter sampai 5 meter. Bertambah lebarnya jalan membuat ini membuat nilai harga tanah naik drastis. Karena akses kendaraan roda 4 lebih lancar," ungkap Gus Muhdlor.

Seperti yang terjadi di Desa Damarsi dan Dukuhtengah, Kecamatan Buduran kenaikan harga tanah di kawasan itu naiknya mulai dari 50 persen hingga 100 persen.

Kepala Desa Banjarsari, Muhammad Nidlomuddin mengakui proyek betonisasi yang notabenenya untuk mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan ekonomi dan industri sudah benar-benar dialami kedua desa itu.

"Jalan penghubung antara Desa Dukuhtengah dan Desa Damarsi sudah dibeton tahun lalu, efeknya sudah terasa sekali. Salah satunya harga tanah disini naik signifikan hingga 100 persen," katanya.

Nidlomuddin menambahkan kenaikan signifikan harga tanah ini dari sebelumnya kisaran Rp 750.000 hingga Rp 1 juta per meter. Kini mencapai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per meter.

"Tentunya kenaikan itu akan membangkitkan geliat ekonomi di daerah kami. Bahkan terlihat juga mulai ramai orang berjualan di wilayah kami," jelasnya.

Untuk diketahui ruas jalan penghubung Desa Banjarsari - Damarsi, Kecamatan Buduran ini telah rampung dibeton sepanjang 1,8 kilometer Tahun 2023 lalu.

Secara terpisah, Kepala Desa (Kades) Tulangan, Kecamatan Tulangan Sutrisno juga mengatakan hal senada. Pasalnya, pasca betonisasi di wilayahnya yang dilakukan Tahun 2023 lalu yaitu sepanjang 1.450 meter dengan lebar 4 meter untuk ruas jalan penghubung Desa Tulangan hingga Desa Medalem, Kecamatan Tulangan berpengaruh juga terhadap harga tanah.

"Disini sama, sejak selesainya betonisasi di desa kami, memberikan efek kenaikan harga tanah yang cukup signifikan. Dulunya harga tanah di pinggir jalan cor ini sekitar Rp 1,5 juta per meter, sekarang sudah mencapai Rp 2 juta per meter," ucapnya.

Sutrisno mengatakan tidak hanya harga tanah di depan jalan beton saja yang mengalami kenaikan. Namun juga tanah warga yang berada di belakang jalan beton. Kenaikannya juga sama. Sekitar Rp 1 juta per meter. Jika dahulu warga menjualnya Rp 1 juta per meter, sekarang menjadi Rp 1,5 juta per meter.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Dua tahun sebelumnya harga tanah warga yang ada di belakang sekitar Rp 1 juta per meter, sekarang sudah mencapai Rp 1,5 juta per meter. Dulu antara Tahun 2021 sampai 2022 pernah ada warga yang menawarkan per meter Rp 1,5 juta tapi dealnya Rp 1 Juta per meter," tegasnya.

Ia juga menilai kenaikan harga tanah juga sebagai berimbas pada pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Selain warganya, banyak warga pendatang yang menyewa lahan warga untuk membuka toko kelontong.

"Kenaikan harga tanah ini, tentunya juga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi di wilayah kami," ungkapnya.

Kenaikan harga tanah juga terjadi di Tulangan. Lahan yang dilewati jalan beton harganya rata-rata naik. Informasi itu diungkapkan Kepala Desa Tulangan, Sutrisno.

"Sebelum dibetonisasi harga tanah di pinggir jalan Desa Tulangan kisaran Rp 1,5 juta, semenjak jalan dibeton sekarang rata-rata naik jadi Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta per meter," urainya.

Sementara Sriwati warga asli Desa Tulangan mengaku bersyukur jalan di depan rumahnya telah dibeton. Pasalnya genangan air serta jalan berdebu sudah tidak lagi mengganggunya. Menurutnya, sudah 30 tahun ini ia berjualan. Saat ini juga sudah banyak bermunculan toko-toko baru di sekitar jalan Desa Tulangan. Apalagi, sejak jalannya dibeton. Namun dirinya bersyukur dagangannya masih tetap ramai pembeli.

"Katanya banyak bermunculan orang membuka usaha, sebelah selatan itu dikontrak untuk usaha jual pulsa," paparnya.

Siti penjual warung kelontong Madura mengaku sudah dua tahun ini menempati toko yang disewa bosnya. Dagangannya tetap ramai pembeli sejak jalan Desa Tulangan dibeton. Namun ia mengaku harga sewa tokonya mengalami kenaikan. Namun ia tidak mengetahui pasti kenaikannya berapa. Karena bosnya tidak pernah mengatakan harga nominal kenaikan sewanya.

"Hanya menyampaikan harga sewa Tahun 2024 ini naik. Saya ndak tahu naiknya berapa, tapi bos saya bilang kalau harga kontrak toko ini naik," katanya.

Sentot pedagang keliling sayuran juga mengaku bersyukur jalan Desa Tulangan sudah dibeton. Sekitar delapan tahunan dirinya sudah berjualan. Bahkan, sejak memakai sepeda sampai dengan hari ini menggunakan motor roda tiga. Sebelum dibeton, jalanan yang dilewatinya kerap rusak. Hal itu kerap mengganggunya berjualan. Terkadang dagangan yang di centelan terjatuh akibat melewati jalan berlubang.

"Jalannya sekarang sudah bagus, tidak gampang berlubang seperti dulu. Setelah musim hujan jalan depan sini banyak yang lubang. Sekarang sudah tidak lagi setelah dibeton," pungkasnya. Ary/Waw

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal