Sidoarjo (republikjatim.com) - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mendorong masyarakat untuk memanfaatkan Fasilitas Umum (Fasum) untuk kepentingan publik. Hal itu, disampaikannya saat meresmikan masjid Miftahul Jannah Perumtas 3 RT 29 RW 7 Desa Kepuhkemiri, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Minggu (28/05/2023) malam.
Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini mengatakan pemanfaatan Fasum dapat berkoordinasi dengan Pemkab Sidoarjo. Nantinya, akan ada izin pemanfaatannya. Izin itu akan diberikan selama pemanfaatannya untuk kepentingan bersama.
"Saya membuka lebar, setiap Fasum yang digunakan untuk tempat ibadah dan digunakan untuk kepentingan publik, monggo semua bisa mengajukan perizinannya," ujar Gus Muhdlor kepada republikjatim.com, Minggu (28/05/2023).
Gus Muhdlor menjelaskan ada sekitar 4.000 masjid beserta musalah yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Pemkab Sidoarjo akan mendorong program percepatan wakaf masjid itu. Pihaknya sudah berkirim surat ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terkait program itu.
"Kemarin kami berkirim surat kepada menteri ATR/BPN terkait program percepatan wakaf masjid se Kabupaten Sidoarjo ini. Khusus Kabupaten Sidoarjo, kuota berapapun sama Pak Menteri dikasih," ungkap Bupati alumni Fisip Unair Surabaya ini.
Gus Muhdlor juga berharap masyarakat dapat memakmurkan masjid yang telah dibangun. Tidak hanya digunakan untuk shalat tetapi juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Seperti halnya pengajian, shalawatan maupun kegiatan syiar Islam lainnya.
"Bangun masjid itu gampang dan meresmikan masjid itu juga gampang. Yang sulit itu memakmurkan masjid. Bagaimana masjid selalu penuh dengan jamaah. Ini yang harus dipikirkan. Semoga megahnya masjid ini bukan hanya dibangunan saja, tetapi jamaahnya juga banyak dan masjid juga harus menjadi simpul kemajuan Islam baik di dunia pendidikan, sosial maupun ekonomi yang berawal dari masjid," tegas Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kesempatan ini, Gus Muhdlor juga menyampaikan pesan kepada pengurus masjid untuk menjaga masjidnya. Dirinya, meminta masjid digunakan untuk kegiatan yang positif. Tidak digunakan untuk kegiatan yang memicu intoleransi. Kepala Desa (Kades) juga diminta memberikan perhatian kepada masjid di wilayahnya. Termasuk masjid-masjid di perumahan yang ada diwilayahnya.
"Kulo (saya) titip Pak Kades maupun MWCNU Tulangan perhatiannya kepada masjid harus ditata," pintanya.
Sementara Ketua Takmir Masjid Miftahul Jannah, Waluyo menegaskan pembangunan masjid dimulai sejak Tahun 2008. Pembangunannya relatif lama karena murni dari swadaya masyarakat sekitar. Sampai saat ini pembangunan masjid itu sudah menelan biaya Rp 1,209 miliar.
"Ini swadaya murni warga blok M dan N. Masjid Miftahul Jannah ini juga sudah terdata di masjid nasional," tandasnya.
Sedangkan peresmian masjid Miftahul Jannah ini juga diisi dengan tabligh akbar oleh KH Marzuki Mustamar. Hel/Waw
Editor : Redaksi