Tangkal Maraknya Konten Negatif, Ribuan Guru SD dan SMP di Sidoarjo Digembleng Melek Literasi Digital

author republikjatim.com

republikjatim.com

Kamis, 11 Mei 2023 20:23 WIB

Tangkal Maraknya Konten Negatif, Ribuan Guru SD dan SMP di Sidoarjo Digembleng Melek Literasi Digital

i

PELATIHAN - Kepala Dikbud Pemkab Sidoarjo Dr Tirto Adi membuka acara pelatihan bagi ribuan guru SD dan SMP di Sidoarjo agar melek content digital (materi digital) secara bertahap yang dibagi dalam dua gelombang di Aula SMPN 4 Sidoarjo, Kamis (11/05/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pemkab Sidoarjo memiliki program kreatif di tengah gempuran content digital yang bersifat negatif. Salah satunya, dengan melatih ribuan guru SD dan SMP yang ada di Sidoarjo untuk melek literasi digital.

Kegiatan yang dilaksanakan menjadi dua gelombang ini, dipusatkan di Aula SMPN 4 Sidoarjo. Materi bagi kalangan guru ini, diantaranya Cinta Budaya Indonesia, Cinta Tanah Air dan Toleransi, Public Speaking, Teknik Penulisan serta Penyusunan Content Plan.

Kegiatan pelatihan dan sosialisasi ini bertujuan untuk menangkal semakin maraknya konten digital, Media Sosial (Medsos) serta berita online yang dinilai tidak layak dikonsumsi kalangan guru (tenaga pendidik) SD dan SMP maupun bagi para siswa dan siswi (peserta didik) setingkat SD dan SMP.

Selain itu, di era disruption media ini Dikbud Pemkab Sidoarjo mengajak para guru mampu menjadi pembina sekaligus mengarahkan para peserta didiknya agar mampu menjauhi konten-konten digital yang mengarah pada hal-hal yang bersifat negatif. Termasuk mengajak para guru untuk mampu menciptakan dan memproduksi konten digital yang bersifat positif serta mampu menjadi inspirasi bagi guru lainnya.

"Program ini bagian dari Literasi Digital. Program ini sekaligus mengajak guru dan siswanya produktif membuat konten-konten digital yang bersifat positif, inspiratif dan inovatif di kalangan dunia pendidikan di Sidoarjo," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Sidoarjo, Dr Tirto Adi didampingi Kabid Mutu Pendidikan, Dr Netti Lastiningsih saat membuka Pelatihan Literasi Digital, Wonderful of Sidoarjo 2023 kerja bareng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sidoarjo itu, Kamis (11/05/2023).

Menurut Dr Tirto Adi agar konten digital itu bersifat positif dan bermartabat serta kayak dibaca dan ditonton bagi para pelajar, maka sebelum membuat (memproduksi) konten harus memperhatikan empat pilar digital sebagai bentengnya. Pertama adalah digital skill yakni kecakapan dan kemampuan dan keahlian para guru dalam memahami setiap konten digital yang beredar di Medsos.

"Jadi guru sekarang dituntut untuk betul-betul ahli. Bahkan digital skill para guru harus mantab sekaligus pandai mengoperasikan teknologi informasi yang diperlukan dalam mendidik para peserta didik di sekolah masing-masing," imbuh Tirto.

Kemudian kedua yang tidak kalah penting adalah digital etic (etika digital). Setiap konten digital yang diketahui tidak harus semua diketahui orang lain. Akan tetapi, khusus konten yang baik dan positif saja yang perlu diketahui orang lain sebagai contoh sekaligus sumber inspirasi yang bisa ditularkan kebiakannya dalam berbagai aspek kehidupan.

"Kalau menemukan konten-konten yang dinilai tidak atau kurang baik sebaiknya langsung ditutup dan diakhiri saja. Artinya etika digital ini mengajarkan agar konten digital tidak bersifat liar dan tidak terarah. Karena itu, setiap guru harus diperkuat digital etiknya," tegas mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Sidoarjo ini.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bagi Kepala Dindik Pemkab Sidoarjo yang produktif menulis ini, pilar ketiganya adalah digital culture (budaya digital). Yakni membiasakan diri bekerja secara digital. Apalagi, saat ini sebagian pekerjaan bisa dikerjakan secara online.

"Bekerja tidak harus duduk di kantor, sambil memantau pekerjaan di lapangan, pekerjaan di kantor juga bisa dikerjakan dengan baik dan bisa terlayani dengan baik. Seperti pemanfaatan tanda tangan digital atau rapat dengan menggunakan zoom," urai Tirto.

Sedangkan yang keempat yang dibutuhkan adalah digital safety (keamanan digital). Yakni setiap pemilik konten digital maupun Medsos dituntut agar tetap menjaga keamanan konten. Terutama dari serangan para pembajak atau hacker data digital.

"Para guru juga harus mampu menjaga konten dan Medsosnya tetap aman. Karena kita tidak tahu aman atau tidaknya data digital kita. Tetapi semua masih bisa dan perlu dipelajari karena ada ilmunya," jelasnya.

Tidak hanya itu, lanjut Tirto kegiatan pelatihan ini juga untuk menstimulasi guru agar melek digitalisasi. Harapannya agar jangan sampai para guru di Sidoarjo tidak mengerti atau tidak familier perkembangan IT yang kini semakin serba digital.

"Sebenarnya para guru ini sudah mengerti digital, tetapi sekarang diarahkan dan difungsikan maksimal dengan suatu pelatihan yang tersistem. Targetnya mampu membuat konten yang local genius dan local wisdom di Sidoarjo. Makanya, kami siapkan para pelatih yang kompeten dengan harapan nanti bisa mengajarkan dan menularkan ilmunya di sekolah masing-masing," tandasnya.

Sementara Kabid Mutu Pendidikan, Dikbud Pemkab Sidoarjo, Dr Netti Lastiningsih menegaskan saat ini pelatihan ini peserta masih fokus pada seluruh guru SD dan SMP se Sidoarjo baik negeri maupun swasta. Hal ini lantaran dalam gelombang pertama ini, target sasarannya ribuan guru di Sidoarjo.

"Nanti gelombang berikutnya atau gelombang kedua bisa menyasar para siswa setingkat SD dan SMP se Sidoarjo. Karena pelatihan bermuara pada gelaran Festival Literasi Sidoarjo (FLS) Tahun 2023. Kami harap kegiatan marathon ini bisa menembus masuk Museum Rekor MURI," pungkas Netti. Hel/Waw

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal