Sidoarjo (republikjatim.com) - Ketika semakin banyak orang memilih pekerjaan menjadi buruh pabrik, berbeda halnya yang dilakukan Mispah warga Desa Durungbedug, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Perempuan tangguh yang usianya sudah menginjak setengah abad ini lebih memilih menjadi petani sayur mayur.
Profesi ini dijalani sudah puluhan tahun. Bahkan dia bersama suaminya sudah banyak makan asam garam menjadi petani sayur di lahan pertaniannya itu.
Dengan lahan seluas 400 meter persegi. Mispah dan suaminya, Marto menanami lahan sawahnya dengan beragam sayuran. Diantaranya Kenikir, Sawi dan Kangkung. Setiap satu bulan sekali mereka panen.
"Sekali panen satu jenis sayuran, kami bisa mengantongi uang Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Sebelum dibawa ke pasar, hasil panen sudah diambil pedagang (tengkulak). Itu bergantung dari harga sayur di pasar. Kalau harganya naik dapat banyak. Tapi kalau harga turun ikut menyesuaikan," ujar Mispah kepada republikjatim.com, Sabtu (04/09/2021).
Mispah dan Marto merupakan warga salah satu warga Sidoarjo yang memilih menjadi petani sayur karena lebih cepat panennya.
"Berbeda dengan menanam padi. Panennya agak lama. Minimal tiga bulan sekali dan sering kekurangan pasokan air," ungkapnya.
Zaman sekarang ini, tidak banyak sosok seperti Mispah dan warga Desa Durungbedug lainnya yang memilih menjadi petani. Saat ini profesi bertani mulai banyak ditinggalkan karena dianggap kurang menguntungkan. Padahal, jika dikelola dengan baik, hasilnya lumayan dan lebih dari cukup.
"Ini seperti yang sudah dijalankan Bu Mispah. Beliau (Bu Mispah) ini pejuang ketahanan pangan Sidoarjo. Puluhan tahun ikut menjaga ketahanan pangan. Semangat bertani bisa menjadi contoh yang muda-muda," tegas istri Bupati Sidoarjo, Ny Sa'adah Budi Ahmad Muhdlor Ali saat berbincang dengan Mispah di lahan sayurnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Istri Bupati yang akrab dipanggil Ning Shasa ini saat itu juga dipersilahkan untuk ikut memanen Kenikir. Salah satu jenis sayur yang memiliki banyak khasiat. Kenikir bisa mencegah penyakit kronis seperti jantung dan kanker. Selain itu, daun Kenikir juga bisa mencegah Hipertensi dan Diabetes.
Sebelum pamit dengan Mispah, Ketua TP PKK Sidoarjo yang datang dengan bersepeda dari Pendopo itu mengutarakan rasa bangga dan senangnya dengan petani Durungbedug. Alasannya, karena masih banyak warga yang memilih menjadi petani sayur.
"Bertani itu salah satu profesi penting dalam menjaga ketahanan pangan. Semoga usaha bertani ini lancar dan cepat berkembang. Pemerintah bangga dengan Bu Mispah," ungkap Ning Sasha.
Ketahanan pangan sudah menjadi program TP PKK Sidoarjo dalam mendukung Pemkab Sidoarjo. Melalui pelatihan menanam dengan sistem hidroponik akan membuka peluang usaha baru.
"Sistem hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas. Insyaallah tahun depan sudah mulai jalan program ini. Semua untuk membantu meningkatkan kekuatan ketahanan pangan di Sidoarjo," tandasnya. Hel/Waw
Editor : Redaksi