Merajut Kebhinnekaan, Malam Misa Natal di Gereja Santa Monica Krian

author republikjatim.com

republikjatim.com

Rabu, 25 Des 2019 14:01 WIB

Merajut Kebhinnekaan, Malam Misa Natal di Gereja Santa Monica Krian

i

MISA - Suasana malam Misa Natal umat Katolik di Gereja Santa Monica Krian, Sidoarjo, Selasa (24/12/2019) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Ribuan umat Katolik mengikuti malam Misa Natal di Gereja Santa Monica, Krian, Sidoarjo, Selasa (24/12/2019) malam. Malam Misa ini dipimpin langsung Pastur Cornelius Try Widya Cahaya Utama yang akrab dipanggil umat Katolik Romo Tomy. Misa kali ini, bertema Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang.

Berdasarkan pantauan republikjatim.com berbagai elemen masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga lancarnya kegiatan Misa Natal ini. Diantaranya anggota Polresta Sidoarjo, Forpimka, Banser dan netizen ILS. Mereka ikut mengamankan dan memperlancar proses malam Misa itu.

Saking membeludaknya umat, gedung Gereja Santa Monica tidak bisa menampung seluruh umat. Meski sebagian umat ada diluar gereja tidak mengurangi semangat umat mengikuti Misa Natal dari layar televisi.

Sejumlah rangkaian prosesi malam Misa Natal dihelat malam ini. Tahapan demi tahapan, dilalui dengan khidmat dan khusuk. Mulai Perakan, Pemberkatan, Liturqi dan Persembahan.

Ketua Panitia Malam Misa Natal 2019, Yulius Yuli Satriyatna menerangkan Misa Natal malam ini diikuti kurang lebih 1300 umat Katolik. Sebagian besar mereka berasal dari Krian dan sekitarnya.

"Malam ini, kami akan menampilkan suasana merajut Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, Yulius menambahkan perayaan malam ini bagi umat Katolik sebagai perayaan kedatangan Tuhan Kristus untuk menebus dosa manusia di dunia.

"Karenanya semua bersemangat datang mengikuti acara ini," ungkapnya.

Salah satu umat Gereja Santa Monica, Leonardos asal Flores Manggarai, NTT menegaskan Misa Natal kali ini datang dengan semua keluarga dengan senang gembira. Dirinya dan keluarganya datang dengan mengenakan pakaian adat.

"Ini bukti berbeda-beda suku dan bangsa tetapi tetap satu jua. Artinya kita disini saling bertoleransi, merajut keberagaman dan kebhinnekaan," tandasnya. Zak/Waw

Editor : Redaksi

Tag :
republikjatim.com horizontal