Manfaatkan Fenomena Roshdul Kiblat, Siswa Smamita Belajar Tentukan Arah Kiblat

author republikjatim.com

republikjatim.com

Senin, 27 Mei 2019 18:36 WIB

Manfaatkan Fenomena Roshdul Kiblat, Siswa Smamita Belajar Tentukan Arah Kiblat

i

KIBLAT - Sejumlah siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo mengikuti materi penentuan arah kiblat saat pelaksanaan Darul Arqom di Rooftop (lantai 9) Smamita Tower, Senin (27/05/2019) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Adanya fenomena Roshdul kiblat (penentuan arah kiblat) bagi umat muslim sangat menarik untuk disimak. Ini lantaran seluruh umat muslim di dunia, khususnya di daerah Surabaya dan sekitarnya.

Hal ini seperti yang dilakukan siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo. Mereka belajar materi penentuan arah kiblat saat pelaksanaan Darul Arqom, Senin (27/05/2019).

Kegaiatan ini dilaksanakan di Rooftop lantai 9 Smamita Tower. Para siswa dan siswi ini dipandu ustad Syamsu Alam Drajat selaku instruktur kegiatan ini.

Menurutnya fenomena Roshdul Kiblat (penentuan arah kiblat) setiap tahun terjadi dua kali dalam putaran hitunhan tahun Masehi.

"Pertama terjadi di 27 Mei Tahun 2019. Kemudian pasti terjadi pada tanggal dan bulan yang sama," terang Syamsu Alam Drajat kepada republikjatim.com, Senin (27/05/2019) sore.

Syamsu yang juga Alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang membidangi Ilmu Falak ini menguraikan fenomena kedua datang pada tanggal 15 dan 16 Juli 2019 mendatang. Namun, perbedaan dari keduanya terletak pada waktunya saja. Untuk bulan Mei pukul 16:18 WIB. Sedangkan bulan Juli terjadi pukul 16:27 WIB.

"Dengan adanya fenomena ini, semua pakar ilmu falak dan pakar astronomi bisa dipastikan melakukan hal yang sama. Karena sudah menjadi tradisi turun menurun. Ini bagian akurasi seratus persen bayangan tepat di atas Ka’bah," imbuh ustad yang juga alumni Smamita Tahun 2013 ini.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, kata Syamsu berdasarkan himbauan Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada tanggal itu diharap memverivikasi ulang arah kiblat di setiap tempat, baik di masjid maupun musalah masing-masing.

"Apalagi penentuan arah kiblat ini, tidak memerluka alat yang mahal. Hal ini sederhana dan bisa dikatakan tanpa mengeluarkan biaya. Cukup berdiri pada jam itu, maka banyangan kita itu menunjukkan arah kiblat," tegasnya.

Sementara salah seorang pelajar peserta kegiataan ini, Haedar Muhammad dari Kelas XI IPA 3 mengaku berdasarkan materi yang sudah dijelaskan itu, dirinya bisa menentukan arah kiblat karena sudah tahu ilmunya.

"Semoga dengan metode yang diajarkan, kami dapat membenarkan arah kiblat masjid atau musalah yang ada di sekitar lingkungan kita," pungkasnya. Mit/Waw

Editor : Redaksi

Tag :
republikjatim.com horizontal