Sidoarjo (republikjatim.com) - Satuan Lantas Polresta Sidoarjo mulai memberlakukan ujian praktik permohonan Surat Ijin Mengemudi (SIM) A atau mobil menggunakan sistem sensor ultrasonik, Rabu (13/03/2019). Pemberlakuan ini, paska diberlakukannya ujian praktik pemohon Sim C yang diberlakukan sejak pekan kemarin.
Dalam praktiknya, ujian praktik permohonan SIM A ini terdapat ada lima lintasan (trek). Diantaranya trek lurus, trek zig zag, trek parkir pararel, trek parkir seri serta trek lokasi tanjakan dan penurunan. Dari seluruh trek yang harus dilalalui pemohon saat ujian praktik itu, dilengkapi sensor ultrasonik dan traffic cone.
"Mulai hari ini, ujian praktik SIM A dengan sistem sensor ultrasonik hari ini mulai diberlakukan. Meski masih ada beberapa tahap yang harus diperbaiki (disempurnakan)," terang Kasat Lantas, Polresta Sidoarjo, Kompol Fahrian Saleh Siregar kepada republikjatim.com, Rabu (13/03/2019).
Lebih jauh, Fahrian menguraikan dengan dimulainya sistem baru ini, ada beberapa manfaatnya. Diantaranya untuk meminimalisir anggapan masyarakat dalam pengurusan SIM kurang transparan. Selain itu juga untuk membuktikan mengurus SIM di Polresta Sidoarjo sangat mudah dan tak ada yang dipesulit. Karena nilainya bisa dilihat online dimonitor sesuai hasil praktik di lapangan.
"Karena itu, para pemohon SIM A saat ujian praktik harus ekstra hati-hati. Jangan sampai melakukan kesalahan dua kali. Kalau sampai dua atau tiga kali kesalahan pasti bakal dinyatakan gagal. Karena poinnya bisa berkurang banyak," imbuhnya.
Selain itu, Fahrian menguraikan lokasi ujian praktik sebelumnya hanya untuk SIM C yang diberlakukan menggunakan sistem sensor ultrasonik. Namun mulai hari ini untuk SIM A juga mulai diberlakukan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sebenarnya ujian praktik SIM A dan C itu mudah. Karena lokasi perlintasan (trek)-nya lebih luas. Yang penting para pemohon harus konsentrasi dan hati-hati," tegasnya.
Sementara salah seorang pemohon SIM A, Faisol warga Kota Sidoarjo mengaku dengan sistem sensor ultrasonik ujian praktik yang diterapkan Satuan Lantas Polresta Sidoarjo cukup menegangkan. Bagi pria 31 tahun ini, meski sebenarnya lokasi perlintasannya cukup luas, akan tapi masih membuatnya grogi dan deg-degan.
"Tetap saja grogi. Kalau gagal ujian hari ini kan bisa ikut ujian lagi. Tidak masalah mengulang karena nilainya bisa dilihat secara langsung dimana saja kesalahannya juga bisa diketahui," tandasnya. Waw
Editor : Redaksi