Pjs Bupati Sidoarjo Jenguk Pekerja Migran Sidoarjo Korban Penipuan Kerja di Kamboja yang Baru Pulang

author republikjatim.com

republikjatim.com

Selasa, 12 Nov 2024 14:06 WIB

Pjs Bupati Sidoarjo Jenguk Pekerja Migran Sidoarjo Korban Penipuan Kerja di Kamboja yang Baru Pulang

i

JENGUK - Pjs Bupati Sidoarjo, Muhammad Isa Anshori menjenguk Yudha Wahyu Palupi Bagus Tejowono warga Desa Gelam, Kecamatan Candi akhirnya pulang ke rumah dengan selamat dari penipuan kerja di negara Negara Kamboja, Senin (11/11/2024).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Yudha Wahyu Palupi Bagus Tejowono warga Desa Gelam, Kecamatan Candi, Sidoarjo akhirnya dapat pulang ke rumah dengan selamat. Pria berusia 36 tahun ini menjadi korban penipuan pekerjaan di negara Negara Kamboja. Iming-iming pekerjaan sebagai Customer Service (CS) sebuah perusahaan di Kamboja tidak didapatkannya.


Alih-alih Yudha disana dipekerjakan sebagai admin judi online. Perusahaan itu, juga diduga Yudha sebagai perusahaan scamming. Karena itulah, ia menolak. Akhirnya, Yudha dipersulit perusahaan untuk kembali ke Indonesia.
Videonya pun sempat viral saat dirinya meminta pertolongan untuk dipulangkan.

Dalam video itu, Yudha mengaku menjadi korban penipuan pekerjaan bersama sejumlah tenaga kerja migran lainnya asal Indonesia. Namun, akhirnya Yudha bersyukur dapat kembali pulang kembali kerumah dengan selamat.


Per tanggal 1 November 2024 kemarin, Yudha menginjakkan rumah sejak berangkat ke Kamboja tanggal 16 Juli 2024. Perhitungannya, sudah tiga bulan setengah Yudha berada di Kamboja tanpa kejelasan pekerjaannya.


Pjs Bupati Sidoarjo, Muhammad Isa Ansori melihat kondisi Yudha di rumahnya, Senin (11/11/2024). Kedatangannya bersama Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemkab Sidoarjo, Ainun Amalia ini untuk memastikan kondisi Yudha baik-baik saja. Ia juga menyerahkan bantuan dari Baznas Sidoarjo serta bingkisan dari Dinas Tenaga Kerja Pemkab Sidoarjo.


"Kasus seperti Yudha ini dapat menjadi pelajaran bersama untuk tidak tergiur dengan janji agen penyalur tenaga kerja keluar negeri abal-abal," ujarnya.


Isa Anshori meminta masyarakat Sidoarjo selektif dalam memilih agen penyalur tenaga kerja keluar negeri. Agen itu, harus agen resmi yang diakui pemerintah. Dengan begitu, dapat berangkat melalui prosedur yang benar. Bukan melalui Media Sosial (Medsos) yang seperti terjadi kepada Yudha.


"Untuk anak-anak muda Sidoarjo agar lebih berhati-hati dengan ajakan-ajakan (pekerjaan) yang tidak sesuai prosedur. Kalau mau berangkat keluar negeri harus melalui prosedur yang benar, kalau butuh informasi bisa datang ke Disnaker Pemkab Sidoarjo," paparnya.


Isa Ansori juga menyampaikan sejak video Yudha viral di Medsos, upaya Pemkab Sidoarjo untuk membantu kepulangan Yudha telah dilakukan. Waktu itu, ia perintahkan Disnaker Pemkab Sidoarjo untuk bersurat ke KBRI di Kamboja agar dapat membantu kepulangan Yudha. Bahkan, ia juga sempat perintahkan Kadisnaker Sidoarjo untuk menjemput Yudha ke Kamboja.


"Kemarin Bu Kadisnaker sudah berkirim surat (ke KBRI Kamboja) agar bisa membantu kepulangan Mas Yudha. Kita sudah melangkah kesana. Bahkan Bu Kadisnaker sempat juga saya suruh ke Kamboja," tegasnya.


Sementara Yudha bersyukur dapat kembali pulang ke rumah bertemu anak istrinya. Baginya, awal mula terjebak di Kamboja saat mencari informasi lowongan pekerjaan di sebuah akun Facebook. Akun ini menawarkan pekerjaan sebagai customer service. Ia pun tertarik dan menghubungi akun itu.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT


"Akun ini, kemudian mengarahkan untuk berkomunikasi lewat telegram. Dari situlah akhirnya kami diterima untuk bekerja di Kamboja," jelasnya.


Namun saat disana ia dipekerjakan sebagai admin judi online. Tidak seperti kesepakatan sebelumnya sebagai customer service. Seketika itu, ia menolaknya akibat intimidasi didapatnya.


"Saya diintimidasi secara mental. Secara psikis, saya sempat tidak dikasi makan sekitar tiga hari, hanya dikasi minum," urainya.


Setelah hampir dua bulan, ia menolak bekerja di perusahaan itu akhirnya dijual ke perusahaan lain. Ia tidak tahu nama perusahan barunya itu apa dan lokasinya dimana.


"Tapi, hanya sehari Yudha berada di perusahaan yang baru itu. Karena ia sudah dijemput pihak kepolisian Kamboja setelah nomer telepon tidak dikenal menghubunginya untuk menanyakan lokasi dirinya dan memintanya untuk share lokasi," jelasnya.


Tidak sampai satu jam mendapat telepon itu, dirinya sudah dijemput polisi Kamboja. Dari situ, akhirnya Yudha mendapat izin pulang dari polisi Kamboja meski satu setengah bulan lebih berada di kantor polisi imigrasi Kamboja dan kantor kepolisian Kamboja.


"Ada orang telepon, tapi yang jelas bukan orang Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Saya pikir itu pihak kepolisian Kamboja, si penelpon itu bertanya kepada saya, adik dimana?. Saya tidak tahu pak saya dimana," katanya.


Sementara Yudha menceritakan awal mulanya dirinya membuat video pertolongan untuk dipulangkan ke Indonesia. Baginya, video itu dibuat dikantor kepolisian Kamboja. Video ini bentuk keinginan dirinya untuk dapat segera kembali bertemu keluarganya di Indonesia. Video ini lantas dikirimnya ke grop facebook ILS (Info Lantas Sidoarjo) untuk diviralkan.


"Dari situlah kondisinya diketahui banyak orang. Termasuk Pemkab Sidoarjo. Pertama saya ucapkan kepada pihak ILS Info Lantas Sidoarjo yang telah memviralkan. Yang kedua saya sangat berteri makasih sekali kepada pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Saya juga berterimakasih kepada pihak kepolisian yang telah ikut membantu kepulangan saya dan memberikan pengamanan kepada keluarga saya di Indonesia," tandasnya. Ary/Waw

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal