Menelisik Bahaya Kecanduan Air Minum Kemasan

author republikjatim.com

republikjatim.com

Rabu, 27 Des 2023 08:05 WIB

Menelisik Bahaya Kecanduan Air Minum Kemasan

i

M Mishbahul Nahdli (Mahasiswa Teknik Lingkungan Akademi Tirta Wiyata Magelang)

Oleh

M Mishbahul Nahdli

(Mahasiswa Teknik Lingkungan Akademi Tirta Wiyata Magelang)

 

Surabaya (republikjatim.com) - Kecanduan air minum kemasan menjadi fenomena yang semakin meresahkan di tengah masyarakat modern. Meskipun air minum kemasan mudah diakses dan praktis, kecanduan ini dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan.

Botol plastik yang digunakan untuk air minum kemasan, seringkali berkontribusi pada polusi plastik yang mengancam ekosistem laut dan daratan. Selain itu, kecanduan ini juga dapat memberikan tekanan finansial yang tidak perlu kepada individu. Hal ini karena harga air kemasan cenderung lebih tinggi daripada air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Penting bagi masyarakat untuk memahami air PDAM yang seringkali dianggap sebelah mata, sebenarnya seringkali memiliki standar kesehatan yang ketat. Pengurangan kecanduan air minum kemasan dapat menjadi langkah positif untuk mengurangi limbah plastik dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Alternatif seperti penyuluhan untuk menggunakan PDAM pada setiap rumah wajib dikembangkan untuk mengurangi penggunaan air kemasan secara individual. Selain itu, PDAM dalam setiap daerah harus mampu memenuhi kebutuhan air yang layak minum untuk setiap daerahnya. Jadi, bukan hanya memenuhi kebutuhan air asal buat pekerjaan rumah seperti mencuci baju, piring dan mandi saja.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemerintah dan perusahaan seharusnya aktif mempromosikan dan mengkampanyekan penggunaan air dari sumber yang lebih ramah lingkungan. Tapi, sayangnya pemerintah seolah malah mendukung perusahaan besar air minum kemasan untuk mengekspansi besar - besaran sumber mata air untuk dijual belikan.

Kesadaran akan dampak lingkungan dan kesehatan yang ditimbulkan oleh kecanduan air minum kemasan perlu ditingkatkan melalui edukasi masyarakat. Menggunakan botol minum reusable dan kembali memasak air pada kebutuhan untuk minum sehari-hari dapat menjadi solusi praktis untuk mengurangi ketergantungan pada air minum kemasan dan menghemat pengeluaran bulanan.

Kecanduan air minum kemasan juga mencerminkan budaya konsumtif yang perlu dipertimbangkan ulang demi keberlanjutan ekonomi. Apalagi untuk mahasiswa dan karyawan yang merantau di kota besar pasti mengalami betapa borosnya membeli air kemasan untuk kebutuhan minum sehari-hari.

Perusahaan air minum kemasan juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kemasan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung inisiatif daur ulang. Pemerintah juga harus ikut bersaing jika memang masyarakat sudah terbiasa dengan hidup yang serba praktis. Dengan cara, memperbaiki dan lebih serius menata setiap PDAM untuk mengolah air bersih yang siap minum agar masyarakat tidak cenderung membeli air dengan harga yang mahal.

Masyarakat perlu lebih bijak dalam memilih opsi air minum, mempertimbangkan aspek lingkungan dan kesehatan dalam setiap keputusan konsumsi. Menumbuhkan kesadaran akan kecanduan air minum kemasan seharusnya menjadi bagian dari upaya bersama dalam menciptakan gaya hidup yang lebih hemat dan sehat.

Dengan mengubah pola pikir dan perilaku terkait air minum, maka dapat berkontribusi pada perubahan positif dalam menjaga kesehatan dan bumi tercinta ini. Termasuk menjaga kesehatan finansial pada rumah tangga karena bertambahnya tahun harga air kemasan juga ikut naik secara signifikan.

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal