Sidoarjo (republikjatim.com) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sidoarjo berkomitmen menekan angka Tuberkulosis (TB) di Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya, dengan cara berkolaborasi dengan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA).
Kepala Dinkes Pemkab Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan Sidoarjo berada pada urutan kedua dengan kasus TB tertinggi di Jawa Timur setelah Surabaya. Namun, hal itu diimbangi dengan penanganan dan pencegahan TB dengan cara membentuk Surat Keputusan (SK) Tim Percepatan penanggulangan TBC di Kabupaten Sidoarjo yang melibatkan lintas sektor dalam upaya eliminasi TBC di Sidoarjo.
"Angka TB di Sidoarjo memang tinggi, tapi ini menunjukkan kita benar-benar bekerja untuk melakukan deteksi dan penanganan. Finalisasinya nanti di Tahun 2030 apakah kita berhasil menekan angka TB ini," ujar Fenny dalam Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Sun Hotel, Selasa (12/12/2023).
Fenny juga menerangkan bukti nyata TB di Sidoarjo tertangani dengan baik adalah terdapat peningkatan dalam Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) terduga TB di Kabupaten Sidoarjo. Yakni Tahun 2021 sebasar 44 persen, Tahun 2022 sebesar 131 persen dan terus meningkat pada tahun 2023 sebesar 132 persen.
"Hal ini menunjukkan partisipasi aktif Pemkab Sidoarjo dalam penemuan kasus TB," katanya.
Fenny menambahkan capaian Treatment Success Rate (TSR) TBC di Sidoarjo Tahun 2023 mengalami peningkatan di bandingkan Tahun 2022. Hal itu, menjadi trend positif penanganan untuk penderita TB meningkat. Penemuan terduga TB dan kasus TB di Fasyankes, terutama rumah sakit swasta dianggap belum optimal.
"Selain itu, masih tingginya angka loss to follow up dan pasien mangkir sebelum selesai pengobatan juga menjadi penyebab meningkatnya angka TBC," tegas mantan Kepala Disnaker Pemkab Sidoarjo ini.
Saat ini lanjut Fenny terdapat sekitar 300 pasien yang loss to follow up dari penanganan. Angka kematian juga menurun yakni sekitar 3,22 persen dari 5.000 lebih kasus yang ditangani.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
"TB ini bukan aib dan masyarakat dihimbau untuk terbuka demi kesembuhan," jelasnya.
Sementara Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA), Siti Setiyani menyampaikan sudah konsen melakukan riset dan pencegahan dini terkait sebaran TB di wilayah Sidoarjo sejak Tahun 2021 lalu. Investigasi dan pelacakan penderita TB menjadi salah satu hal penting untuk pencegahan dini.
"Pelacakan ini salah satunya dengan membentuk desa tanggap tuberkulosis, dimana warga melalui pemerintah desa dan kader kesehatan diajak untuk lebih peduli terhadap penderita TB. Khususnya orang-orang di sekitarnya," urainya.
Siti berharap Kabupaten Sidoarjo mampu mencapai target eliminasi TB Tahun 2030.
"Mari kita saling berkolaborasi bersama dalam upaya penanggulangan TBC dan terus memberikan upaya terbaik dalam eliminasi TB Tahun 2030," tandasnya. Hel/Waw
Editor : Redaksi