Upayakan Penanganan Komprehensif, Sidoarjo Siap Menuju Bebas TBC di Tahun 2030


Upayakan Penanganan Komprehensif, Sidoarjo Siap Menuju Bebas TBC di Tahun 2030 PENANGANAN - Sekda Sidoarjo Fenny Apridawati mendampingi Plt Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Budiono Subambang dalam upaya Sidoarjo Siap Menuju Bebas TBC Tahun 2030 di Aston Hotel, Kamis (06/06/2024).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Pemkab Sidoarjo bersama pemerintah pusat berkomitmen mencapai target eliminasi tuberculosis (TBC) di Tahun 2030. Komitmen ini Dalam rangka menuju Eliminasi TBC di Tahun 2030.

Komitmen ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sidoarjo, Dr Fenny Apridawati di acara Pendampingan Implementasi Peraturan Presiden Tahun 2021 Terkait Penanggulangan TBC di Kabupaten Sidoarjo di Aston Hotel Sidoarjo, Kamis (06/06/2024).

Menurut Dr Fenny Apridawati Pemkab Sidoarjo sangat konsen terhadap berbagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang menjadi fokus pemerintah saat ini. Selain upaya penurunan angka stunting juga mencari Sidoarjo bisa mengeliminasi TBC.

"Kami tekankan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan (Dinkes) semakin banyak ditemukan kasus TBC baru justru semakin bagus. Karena tujuan kita untuk mengeliminasi TBC. Makanya, jangan malu untuk melaporkan," ujar Fenny Apridawati kepada republikjatim.com, Jumat (07/06/2024).

Fenny yang juga mantan Kepala Dinkes Pemkab Sidoarjo ini menjelaskan dalam proses pengobatan TBC, seringnya masyarakat yang melakukan pengobatan merasa terpinggirkan. Hal ini, karena untuk pengobatan TBC memang harus ada ruangan khusus. Yakni cukup cahaya matahari serta sirkulasi udara lancar agar virus bisa mati.

"Bukan berarti menganaktirikan penderita TBC. Kemudian yang ke sembilan yaitu menyusun menetapkan kebijakan dari Bupati untuk mendorong pasien TBC menjalankan pengobatan sampai selesai melalui SK Tim Percepatan Penanggulangan Tuberculosis di Sidoarjo dan rencana aksi daerah TBC," tegas mantan Kepala Disnaker Pemkab Sidoarjo ini.

Sementara Plt Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, R Budiono Subambang menegaskan kegiatan pendampingan ini menjadi lanjutan kegiatan advokasi sosialisasi dan pendampingan terpadu yang telah dilaksanakan Kemenko PMK dan Kementerian Lembaga provinsi prioritas Tahun 2022 hingga 2023. Kegiatan ini telah dipilih lokus kegiatan di seluruh provinsi. Dengan mempertimbangkan beberapa kasus yang tinggi capaian kinerja, hasil padu padan data SIPB dan P3KN serta potensi daerah yang dapat memberikan daya ungkit terhadap percepatan menuju eliminasi TBC.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Kabupaten Sidoarjo, atas terselenggaranya pendampingan implementasi Perpres Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC. Ini merupakan tindak lanjut tingkat propinsi di Tahun 2023 sekaligus upaya konsolidasi percepatan serta penanggulangan TBC," urainya.

Di Tahun 2024 Jawa timur sebagai penyumbang tertinggi di Indonesia dan Kabupaten Sidoarjo menempati urutan ke 3 di Provinsi Jatim dengan beban kasus sebesar 6.199 kasus TBC baru atau 4,9 persen. Pihaknya sangat mengapresiasi atas komitmen Pemkab Sidoarjo yang memiliki tim percepatan penanggulangan TBC. Apalagi, penanganan TBC di Sidoarjo dilakukan secara komprehensif, konkrit dan terukur dalam penanggulangan TBC.

"Saya berharap integrasi yang sudah ada dapat diimplementasikan dengan sebaik-baiknya secara berkala. Kami mengapresiasi capaian pengobatan TBC Kabupaten Sidoarjo Tahun 2023 yang telah mencapai 89,1 persen dari target 99 persen. Capaian ini menjadi yang luar biasa upaya yang dilakukan Pemkab Sidoarjo," pungkasnya. Ary/Waw