Sidoarjo Bershalawat Bersama Gus Muhdlor dan Ribuan Jamaah Ahbaabul Mustofa di PG Tulangan


Sidoarjo Bershalawat Bersama Gus Muhdlor dan Ribuan Jamaah Ahbaabul Mustofa di PG Tulangan SHALAWAT - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) saat menghadiri Gebyar Shalawat dan Pengajian Umum dalam rangka memperingati 1 Muharram 1444 Hijriyah di halaman Pabrik Gula (PG) Tulangan, Sabtu (27/08/2022) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali meminta masyarakat Sidoarjo terus menggaungkan sholawat. Melalui majelis-majelis pengajian yang ada, lantunan shalawat nabi Muhammad SAW dapat dikumandangkan.

Permintaan ini bukan karena Bupati merupakan putra KH Agoes Ali Masyhuri Pengasuh Ponpes Bumi Shalawat Lebo. Akan tetapi, memperbanyak bacaan shalawat akan membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini disampaikan Bupati Sidoarjo yang akrab disapa Gus Muhdlor ini saat menghadiri Gebyar Shalawat dan Pengajian Umum dalam rangka memperingati 1 Muharram 1444 Hijriyah di halaman Pabrik Gula (PG) Tulangan, Sabtu (27/08/2022) malam. Gebyar shalawat ini juga memperingati haul pertama wafatnya H Hadi Sulistoro. Kegiatan berlangsung semarak dengan shalawat bersama.

Dalam acara ini, Habib Abu Bakar Bin Idrus Al Habsy juga hadir memimpin shalawat diiringi group Hadrah Ahbaabul Musthofa. Selain Gus Muhdlor, kegiatan ini juga dihadiri pimpinan Ponpes Sunan Drajat Prof DR KH Abdul Ghofur.

Gus Muhdlor mengapresiasi acara itu. Pihaknya menyarankan agar acara serupa dapat diselenggarakan di banyak dan berbagai tempat di Sidoarjo.

"Acara seperti ini penting untuk dikloning di semua tempat di Sidoarjo. Karena shalawat satu-satunya amal ibadah yang tidak dapat ditolak. Kalau shalat masih ada kemungkinan ditolak, entah karena riya' dan sebagainya. Tapi, tidak untuk shalawat," ujar Gus Muhdlor.

Selain itu, Bupati muda alumni Fisip Unair Surabaya ini mengingatkan jamaah shalawat yang hadir untuk menjaga persatuan. Gus Muhdlor melihat dinamika yang terjadi akhir - akhir ini banyak umat Islam yang dibenturkan modernisasi. Karena itu, Gus Muhdlor berpesan agar tidak mudah terhasut.

"Selalu dekat dengan ulama, dekat dengan kiai dan dekat dengan habaib agar menjadi benteng menjaga hati. Hanya satu pesan saya, jangan pernah jauh dari para habaib. Karena sejatinya NU dari dulu adalah Muhibbin (orang yang mencintai) para Habaib. Jangan pernah mau diadu-domba. Apalagi dikotak-kotak. Ini ulama Jawa, ini ulama Arab dan sebagainya," tegas alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Sementara Gus Muhdlor ini mengingatkan agar kegiatan serupa diperbanyak. Shalawat penting dikumandangkan di semua tempat. Satu kali shalawat akan diganjar 10 kali pahala kebaikan oleh Allah SWT.

"Saya harapkan majelis yang baik ini nantinya dapat diperbanyak dan konsisten tetap melakukan kegiatan positif di Sidoarjo. Wong NU yo Muhibbin, Muhibbin yo wong NU. Jangan mau dipecah diadu-domba dengan alasan apa pun," pungkasnya. Hel/Waw