Ponorogo (republikjatim.com) - Ruang kelas 3 SDN III Balong di Dusun Jepun, Desa/Kecamatan Balong, Ponorogo kondisinya mengkhawatirkan. Kayu kerangka atap sabagian besar sudah lapuk. Padahal ruang kelas tiga itu, ada puluhan siswa yang setiap hari belajar.
Berdasarkan pantauan di lapangan menyebutkan suasana sekolah ramai adanya aktivitas belajar mengajar. Namun, kebetulan ada kegiatan sekolah ramah anak dalam rangka hari anak internasional.
Di sekolah yang beralamat di timur Lapangan Jepun itu, satu ruang dikosongkan dan dipasang tiang bambu untuk penyangga kayu atap yang rusak lapuk dimakan rayap putih. Salah satu siswa kelas 3 SDN Balong, Putra mengaku takut masuk di ruangan kelasnya. Namun karena ruang kelas 3 rusak ia bersama 19 temannya dipindah ruangan yang aman.
"Karena ketahuan plafonnya rusak, takut kalau masuk ruang kelas 3 itu. Tapi sekarang dipindah ke ruang musik sebelah selatan," katanya.
Salah seorang guru SDN III Balong, Tukimun kerusakan kayu atap di ruang kelas 3 itu, awal ketahuan kayu atap ruang kelas 3 itu rusak, saat guru olahraga mengajak siswa kelas 3 di lapangan. Mendadak plafon jatuh dan setelah dicek ternyata kayu atap dari bangunan sudah rusak dan lapuk dimakan rayap.
"Selain ruang kelas 3, plafon di kelas 5 juga rusak, kayunya masih kelihatan kuat," ungkapnya.
Kepala SDN III Balong, Kariminanto menegaskan ruang kelas 3 dikosongkan dan dipasang tiang penyangga bambu. Hal itu untuk mengamankan kayu kap yang lapuk dimakan rayap. Kerusakan ruang kelas 3 ini diketahui sejak Agustus 2019 lalu.
"Sebenarnya awal tahun sudah kelihatan, tapi belum separah ini. Agustus lalu, plipit plafon jatuh. Kami cek ternyata kayu atap hancur. Makanya ruang kelas langsung dikosongkan dan dipasang tiang untuk mengamankan atap. Siswa kelas 3 yang berjumlah 20 siswa dipindahkan ke ruang kesenian yang aman untuk sementara ini," paparnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kariminanto menguraikan gedung SDN 3 Balong direnovasi Tahun 1988 atau 1989. Bahkan kap berkerangka besi dan asbes sebagai atapnya. Seketika diganti kayu dengan genting sampai sekarang ini.
"Kami berharap agar segera mendapat perbaikan. Perbaikan SDN III ini total. Karena kusen jendela sudah lapuk dan bisa menggunakan kayu kap atas kerusakan merembet ke ruang lain. Karena bangunan ini menyatu utuh," imbuh Kasek yang akrab dipanggil Karim ini.
Karim mengaku yang perlu diwaspadai saat musim hujan kap akan semakin tambah rusak. Karena genting basah. Baginya dari 11 guru dan 1 penjaga sekolah harus aktif mengecek kondisi atap dari gedung ini karena ada sebanyak 88 siswa kelas 1 hingga kelas 6.
"Meski ada ruang kelas yang rusak, tapi masih bisa diatasi karena ada ruang kelas lain yang kosong. Sehingga tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar," tandasnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Ponorogo, Endang Retno Wulandari saat dikonfirmasi via ponselnya, sampai berita ini ditulis belum memberikan jawaban. Mal/Waw
Editor : Redaksi