Sidoarjo (republikjatim.com) - Sebuah masjid berdiri megah diantara pusat perbelanjaan dan perkampungan padat penduduk. Masjid yang diberi nama Masjid Al Abror itu menjadi tonggak sejarah sekaligus cikal bakal penyebaran agama Islam di Sidoarjo.
Masjid tua yang didirikan sejak Tahun 1678 ini terletak di lingkungan Kauman, Kelurahan Pekauman, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo. Meski bangunannya masih tampak kokoh dan istimewa, akan tetapi masjid ini posisinya agak menjorok ke dalam. Selain itu ada di sisi bangunan mall JL Gajahmada sekaligus pertokoan pusat perbelanjaan.
Karena itu bangunan masjid ini tidak terlalu tampak bagi para pengguna jalan poros utama itu. Kendati demikian, masjid berusia sekitar 341 tahun ini, tercatat sebagai masjid pertama sekaligus cikal bakal pusat penyebaran agama Islam di Kota Delta.
"Ini tergolong masjid tua. Karena Masjid Al Abror ini dibangun sekitar Tahun 1678 silam," terang Takmir Masjid Al Abror, Muhammad Alfan kepada republikjatim.com, Jumat (17/05/2019).
Alfan mengisahkan masjid ini salah satu pendirinya adalah tokoh berasal dari Mataram yang dibantu dua orang dari Madura dan seorang tokoh asal dari Cirebon. Namun kini, masjid dua lantai ini terlihat arsitekturnya dengan cat didominasi warna hijau dan kuning. Saat dilihat dari dekat, masjid ini tampak megah dengan gaya arsitektur yang masih khas. Masjid ini sudah direnovasi tiga kali ini. Bangunan tuanya hanya menyisakan dua tanda peninggalan bangunan Tahun 1678. Yakni pintu masuk sisi utara masjid dan tempat pemakaman Mbah Moelyadi sebagai pendiri masjid yang terletak di depan Imam serta penunjuk waktu sholat dengan hitungan sinar matahari.
"Mbah Moelyadi dari Mataram ke Pekauman, konon karena ada pemberontakan Trunojoyo. Sementara tiga tokoh lain yang membantunya adalah Mbah Badriyah dan Mbah Muso yang berasal dari Madura serta Mbah Sayid Salim dari Cirebon. Mereka semua dimakamkan di depan imam Masjid Al Abror," imbuhnya.
Alfan mengungkapkan Masjid Al Abror ini memiliki keterkaitan dengan sejarah berdirinya Sidoarjo dan siar agama Islam pertama di Kota Delta yang awalnya bernama Kabupaten Sidokare ini. Bangunan masjid yang terletak berdekatan dengan Sungai Jetis itu, karena sungai menjadi sarana transportasi utama saat itu. Masjid ini kali pertama dipugar sekitar Tahun 1859 oleh Bupati pertama Sidokare R Notopuro (RTP Tjokro Negoro).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sejak renovasi pertama itu, bangunan yang tidak di renovasi hanya pintu gerbang disisi utara masjid yang dicat putih dan petunjuk waktu pertanda sholat dengan sinar matahari yang berada di depan masjid. Hingga sekarang tetap dijaga dan dilestarikan," tegasnya.
Sementara bangunan masjid tua ini, renovasi terahkir Tahun 2007 saat mass kepemimpinan Bupati Sidoarjo, Win Hendarso. Dalam renovasi terakhir itu, semua bagunan diubah hingga berwujud seperti sekarang ini.
"Dulu masjid ini menurut ceritanya merupakan Masjid Kabupaten Sidokare. Kemudian diubah dengan nama Kabupaten Sidoarjo itu," ungkap pria 62 tahun ini.
Kini, lanjut Alfan Masjid Al Abror ini menjadi salah satu ikon Pemkab Sidoarjo. Jika jaman dahulu di depan masjid merupakan alun-alun Kabupaten Sidoarjo. Saat ini, alun-alun dan masjid jami' dipindahkan ke depan Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.
"Sampai sekarang asal muasal dan cerita pendirian Masjid Al Abror ini masih ada kaitan dengan sejarah siar agama Islam di Sidoarjo. Sekaligus berkaitan erat dengan berdirinya Kabupaten Sidoarjo," tandasnya. Waw
Editor : Redaksi