Bahas Soal Fiqih Budaya, Lesbumi NU Sidoarjo Gelar Ngaji Budaya Bersama Para Seniman

author republikjatim.com

republikjatim.com

Senin, 31 Jul 2023 16:04 WIB

Bahas Soal Fiqih Budaya, Lesbumi NU Sidoarjo Gelar Ngaji Budaya Bersama Para Seniman

i

NGAJI - Ketua Lesbumi PCNU Sidoarjo, Akhmad Anis Fahmi bersama dua penyaji saat Ngaji Budaya dalam rangka momen Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriyah di Kantor PCNU Sidoarjo, Minggu (30/07/2023) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Lembaga Seni Budaya Muslimin (Lesbumi) NU Cabang Sidoarjo menggelar Ngaji Budaya bertema Fiqih Kebudayaan. Kegiatan ini selain memasuki kepengurusan dua tahun terakhir juga dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1445 Hijriah.

Ketua Lesbumi PCNU Sidoarjo, Akhmad Anis Fahmi mengatakan momen Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriyah harus diperingati dengan kegiatan kebudayaan yang positif. Karena itu, menjelang tahun politik ini dirinya memperingatinya dengan Ngaji Fikih Kebudayaan.

"Kata orang-orang kalau Tahun Baru 1 Muharam atau Sura itu waktunya ngumbah (mencuci atau memandikan) Keris. Tetapi, Lesbumi kita gelar pengajian tentang kebudayaan," ujar pemuda yang akrab disapa Fahmi saat ditemui di Kantor PCNU Sidoarjo, Minggu (30/07/2023) malam.

Selain itu, Fahmi menambahkan Ngaji Budaya itu menghadirkan dua orang penyaji. Penyaji pertama yakni seorang seniman pedalangan Ki Surono Gondo Taruno dan KH Abdi Manaf Sholeh (Gus Manaf).

"Ki Surono menyampaikan kajian tentang Wayang Mualaf. Sementara Gus Manaf menjelaskan beberapa macam kajian fikih, salah satunya Fikih Kebudayaan," imbuhnya.

Dalam kajiannya Ki Surono menjabarkan tentang bentuk Wayang yang sudah sesuai dengan sariat Islam. Selain itu, Wayang juga mengandung unsur yang dibutuhkan dalam pembentukan karakter.

"Bentuk Wayang ini sudah sangat Islami. Apalagi, ditambah dengan makna yang terkandung di dalamnya. Seperti, kenapa ada perut Wayang yang kecil yang berarti karakternya senang berpuasa dan sebagainya," papar Ki Surono.

Sementara Gus Manaf menyampaikan ada Fikih Kebudayaan yang berlaku di Indonesia. Orang yang menjalankannya adalah para Walisongo.

"Walisongo ini dakwahnya melebur dengan budaya.Itu sangat penting tetapi sulit," urai Gus Manaf.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

Apalagi, lanjut Gus Manaf, sebelum Walisongo hadir, masyarakat di Indonesia telah memiliki peradaban dan budaya. Untuk bisa berhasil menda'wakan Islam maka perlu adanya akulturasi atau peleburan.

"Lesbumi ini, kalau ditimbang pahalanya lebih berat dari pada Lembaga di NU lainnya. Karena dakwahnya seperti Walisongo," papar Gus Manaf.

Selain itu, kata Manaf media dan objek dakwahnya berbeda dengan pengajian pada umumnya. Hal itu, tercermin saat jemaah yang hadir pada acara Ngaji Budaya yang merupakan para seniman, budayawan hingga paguyuban waria Sidoarjo.

Acara Ngaji Budaya juga menjadi acara pra Sidobudoyo yang rencananya digelar di Alun - Alun pada tanggal 19 hingga 27 Agustus mendatang.

Fahmi memastikan kegiatan Ngaji Budaya menjadi usaha menguatkan karya dan pemikiran. Karena, di sela-sela pengajian ada alunan musik dan puisi yang ditampilkan.

"Lesbumi tidak akan kuat kalau hanya ditopang dengan kekuatan karya seni saja, tanpa adanya kekuatan pemikiran," pungkas Ketua Lesbumi periode 2021-2026 ini. Hel/Waw

Editor : Redaksi

republikjatim.com horizontal