Usai Surut, Beberapa Desa di Wilayah Waru Sidoarjo Tergenang Banjir Lagi


Usai Surut, Beberapa Desa di Wilayah Waru Sidoarjo Tergenang Banjir Lagi BANJIR - Sejumlah desa seperti Desa Bungurasih, Medaeng, Kedungrejo dan Tambahsawah, Kecamatan Waru, Sidoarjo rumahnya tergenang banjir lagi usai hujan deras Minggu (11/02/2024) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sejumlah wilayah desa di Kecamatan Waru, Sidoarjo mulai tergenang banjir lagi, Minggu (12/02/2024) petang. Banjir kali ini tidak hanya menggenangi jalan di perkampungan rumah warga. Akan tetapi juga menggenangi sejumlah jalan protokol kawasan perindustrian.

Hal ini seperti banjir yang terjadi di Desa Tambaksawah, Bungurasih, Kedungrejo dan Desa Medaeng, Kecamatan Waru. Rata-rata ketinggian banjir mencapai antara 30 sampai 70 sentimeter.

Banjir yang sempat surut pada Sabtu (10/02/2024) kemarin itu, selain disebabkan meluapnya Sungai Buntung juga disebabkan air laut pasang.

"Situasi banjir di wilayah Kedungrejo, Kecamatan Waru, hampir semua pemukiman warga terendam air. Banjir ini akibat meluapnya Sungai Buntung. Apalagi, selama ini tak ada pengerukan Sungai Buntung," ungkap Aris salah seorang warga setempat, Minggu (11/02/2024) petang.

Sementara berdasarkan laporan data dari masyarakat melalui panggilan darurat 112 Sidoarjo laporan mengenai luapan sungai cukup tinggi pada periode 5 – 11 Februari 2024 kemarin. Salah satu luapan sungai terjadi di wilayah Waru.

Petugas Call Center 112 Sidoarjo, Retno mengatakan dalam sepekan ini ada 6 panggilan yang melaporkan banjir.

"Laporan banjir paling banyak di Kecamatan Waru dan Kecamatan Gedangan. Rinciannya, untuk Kecamatan Waru wilayah yang terdampak ada di Desa Kepuhkiriman, Pepelegi, Medaeng dan Desa Bungurasih. Sementara untuk Kecamatan Gedangan wilayah yang terdampak ada di Desa Bangah," ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Drainase, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo (PUBM dan SDA) Pemkab Sidoarjo, Wahib Achmadi menjelaskan ada beberapa faktor penyebab air sungai Buntung meluap. Diantaranya kombinasi curah hujan tinggi, air laut pasang, pendangkalan sungai dan kondisi tanah yang jenuh.

"Termasuk panjangnya durasi hujan. Sehingga di beberapa lokasi yang tergenang belum bisa surut karena sungai-sungai sedang penuh akibat pasang air laut tinggi. Dampaknya, aliran air ke arah laut terhambat," kata Wahib.

Wahib menambahkan untuk kendala di wilayah utara dikarenakan adanya pendangkalan Afvoer (Sungai) Buntung yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat (Brantas). Selain itu, belum adanya bendungan (dam) di sungai itu yang dapat menghalangi air pasang masuk ke daratan.

"Upaya PUBM dan SDA Pemkab Sidoarjo sudah memompa melalui rumah-rumah pompa yang kami miliki yang sudah terhubung dengan area permukiman warga. Tapi, hasilnya memang belum maksimal karena semua lokasi yang terdampak banjir belum dapat terjangkau pompa. Apalagi, luapan air sungai saat kondisi pasang tinggi air laut yang diprediksi BMKG Perak dalam 1 minggu kemarin," pungkasnya. Hel/Waw