Tingkatkan Produksi, LIPI dan DPR RI Ajak Petani Sidoarjo Produksi Pupuk Organik


Tingkatkan Produksi, LIPI dan DPR RI Ajak Petani Sidoarjo Produksi Pupuk Organik BANTUAN - Kepala LIPI, Bambang Subiyanto dan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam menyerahkan bantuan bibit mangga dan kelengkeng 4.000 pohon serta mesin pembuat pupuk organik ke petani di Desa Lajuk, Kecamatan Porong, Rabu (28/02/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Komisi VII DPR RI mengajak seluruh petani Sidoarjo untuk memproduksi pupuk secara mandiri. Yakni dengan memproduksi pupuk organik cair dengan alat produksi pupuk organik temuan LIPI. Alasannya, selain dapat menghemat biaya, pupuk cair organik hasil temuan LIPI ini juga dapat meningkatkan hasil produksi (panen) antara 30 sampai 50 persen dari hasil produksi sebelumnya.

Ajakan itu disampaikan Kepala LIPI, Bambang Subiyanto dan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam Ali saat acara Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan tema Pemanfaatan dan Penerapan Iptek Untuk di Daerah di Kantor Desa Lajuk, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo bersama ratusan petani asal Kecamatan Porong, Rabu (28/02/2018).

"Alat produksi pupuk organik yang menghasil pupuk organik cair temuan LIPI ini sudah terbukti di seluruh Indonesia minus Papua. Contohnya di Ngawi dan Banyuwangi. Di kedua wilayah ini setelah menggunakan pupuk cair produksi LIPI hasil panen padi yang sebelumnya 8 ton per hektar meningkat jadi 12 ton per hektar. Ini tidak hanya untuk tanaman padi tapi juga bisa buat melon, semangka, tomat atau buah lainnya," terang Kepala LIPI, Bambang Subiyanto kepada republikjatim.com, Rabu (28/02/2018).

Oleh karenanya, LIPI memberikan bantuan alat produksi pupuk organik seharga Rp 10 juta itu untuk Desa Lajuk, Kecamatan Porong. Sedangkan komposisi penggunaan pupuk cair itu 50 persen dari kebutuhan tanam. Sisa separonya memakai pupuk kimia.

"Tujuan kami agar petani bisa memproduksi pupuk sendiri. Biayanya lebih mudah dan murah serta bisa lebih menguntungkan petani yang selama ini kurang beruntung," imbuh pria asli Sukodono, Sidoarjo ini.

Usai memberikan alat produksi pupuk organik itu, lanjut Bambang tim LIPI juga diajari cara membuatnya. Hal inj agar selanjutnya ditularkan ke petani lainnya. Bahan bakunya untuk membuat pupuk organik cair itu ada di sekitar petani. Diantaranya kelapa muda, kecambah (tauge), telor, tetes, dedak dan ditambah organik mikroba dari LIPI.

"Hanya mikrobanya yang harus beli dari LIPI, itu untuk menjaga keasliannya. Satu liter butuh Rp 10.000 dan 100 liter bisa dimanfaatkan untuk 1 hektar lebih," tegasnya.

Sementara Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam Ali yang hadir dalam kegiatan ini menilai inovasi dan terobosan untuk menyuburkan tanah di kawasan Porong sangat penting mengingat sejumlah lahan tak bisa ditanami gara-gara bencana lumpur itu. Menurutnya, dengan adanya terobosan itu pihaknya berharap petani Porong yang lahan pertaniannya salah satu terluas di Sidoarjo bisa lebih produktif lagi.

"Karena pupuk temuan LIPI ini juga bisa meningkatkan produktivitas pertanian antara 30 sampai 50 persen dari produksi sebelumnya menggunakan pupuk kimia," ungkap politisi PKB ini.

Selain itu, lanjut pria yang akrab dipanggil Gus Syaikhul ini menegaskan saat petani mampu membuat pupuk sendiri dan hasil produksinya juga meningkat, tentu akan meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya petani di Porong.

"Ini semata untuk meningkatkan kesejahteraan petani," paparnya.

Sedangkan dalam kegiatan itu, selain alat pembuatan pupuk, LIPI juga memberikan 2.000 bibit Kelengkeng dan 2.000 bibit Mangga Manalagi. Ini sebagai ajakan kepada warga agar kembali gemar menanam pohon untuk menjaga lingkungan. Menurutnya, pohon yang didistribusikan sengaja dipilih yang berbuah agar masyarakat lebih berminat menanamnya.

"Selain untuk kelestarian lingkungan, pohon buah-buahan juga bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh petani melalui buah yang dihasilkan. Menanam pohon itu bukan cuma program dan seremonial. Tapi pohon produktif agar nilai lebih saat merawatnya," pungkas pria asal Sidoarjo ini. Waw