Soal Air Keruh, Dirut Perumda Delta Dirta Sidoarjo Beri Solusi Evaluasi SOP Pintu Air dan Pembersihan Sampah Berkala


Soal Air Keruh, Dirut Perumda Delta Dirta Sidoarjo Beri Solusi Evaluasi SOP Pintu Air dan Pembersihan Sampah Berkala SAMPAH - Dirut Perumda Delta Tirta Sidoarjo Dwi Hary Soeryadi memberi sejumlah solusi mengatasi masalah air keruh yang dikeluhkan pelanggan PDAM Sidoarjo diantaranya evaluasi SOP buka tutup pintu air sungai dan optimalisasi pembersihan sampah berkala.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Direktur Utama (Dirut) Perumda Delta Tirta Sidoarjo, Dwi Hary Soeryadi menawarkan sejumlah solusi untuk mengatasi masalah air keruh yang dikeluhkan sejumlah pelanggan PDAM Sidoarjo.

Sejumlah solusi itu, diantaranya adalah evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) buka tutup pintu air sungai. Selain itu, juga mengoptimalkan pembersihan sampah di sejumlah sungai besar yang mengalir di Sidoarjo.

"Kedua solusi itu yang bisa dikerjakan untuk menanggapi keluhan masyarakat Sidoarjo tentang air keruh musiman setiap tahun. Karena yang dikomplain warga merupakan air olahan. Sedangkan air sumber Umbulan tidak ada kendala," ujar Dirut Perumda Delta Tirta Sidoarjo, Dwi Hary Soeryadi kepada republikjatim.com, Minggu (12/05/2024).

Sebelumnya, Dwi mengungkapkan pihaknya sudah melaksanakan hearing bersama anggota dan pimpinan Komisi B DPRD Sidoarjo beserta sejumlah pihak terkait lainnya pada 7 Mei 2024 kemarin. Hearing itu, untuk mencari solusi permasalahan air keruh yang meresahkan warga dan para pelanggan.

"Kami mengusulkan agar semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air dari hulu ke hilir dilibatkan menyelesaikan masalah ini. Bahkan, usulan ini diterima dibuktikan rapat dihadiri Perum Jasa Tirta 1 (PJT1), Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBM dan SDA) Pemkab Sidoarjo, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Pemprov Jatim, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), pengelola Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Tawangsari, Kecamatan Taman yaitu PT HTB dan PT TTS serta pihak terkait lainnya," ungkapnya.

Dwi menjelaskan selama bertahun - tahun, keluhan air keruh telah menjadi masalah musiman di Sidoarjo. Hal itu, disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya seperti pencemaran dan sampah di Kali Pelayaran yang semakin banyak.

"Termasuk penyebab utama air keruh itu adalah surutnya air sungai dan bahkan tidak adanya aliran air di kali (sungai) itu. Nah, tidak adanya aliran air dari hulu ini akibat ditutupnya pintu air untuk berbagai keperluan. Seperti irigasi sawah, supply air baku dan pengendalian banjir," tegasnya.

Penutupan pintu air itu, lanjut Dwi yang juga ahli nuklir ini menyebabkan penurunan kualitas air baku. Termasuk, peningkatan COD dan BOD yang signifikan hingga menimbulkan bau tidak sedap. Kendati demikian, pihaknya tetap membayar kurang lebih Rp 500 juta setiap bulan kepada PJT1 untuk pengambilan air kali ini.

"Karena hal itu, untuk keperluan pengolahan menjadi air bersih bagi masyarakat Sidoarjo di semua intake IPA-nya," jelasnya.

Sementara Dinas PU dan SDA Provinsi Jatim menjelaskan mekanisme buka tutup pintu air sudah sesuai dengan SOP. Hal itu, dilakukan untuk berbagai kepentingan. Termasuk irigasi, suplai air baku dan pengendalian banjir itu.

"Hasil hearing itu terungkap semua pihak telah berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tetapi, masih terdapat kendala dalam koordinasi dan kerjasama antar lembaga," katanya.

Solusi hearing itu, menghasilkan beberapa kesepakatan. Mulai dari evaluasi bersama SOP buka tutup pintu air Kali Pelayaran oleh Dinas PU dan SDA Provinsi Jatim hingga PJT1 diminta untuk lebih mengoptimalkan pembersihan dan pengangkatan sampah sungai secara berkala.

"Kami juga minta masyarakat untuk tidak membuang sampah di kali (sungai), terutama limbah industri yang dapat mencemari air sungai. Kami berharap sejumlah langkah itu bisa menjadikan kualitas air di Sidoarjo dapat menjadi lebih baik dan masyarakat dapat menikmati air bersih yang layak konsumsi," papar Dwi.

Sementara hearing bersama Komisi B DPRD Sidoarjo itu dinilai Dwi sebagai langkah yang positif untuk menyelesaikan permasalahan air keruh di Sidoarjo. Dengan kerjasama dan komitmen bersama dari semua pihak, pihaknya berharap kualitas air di Sidoarjo dapat segera membaik.

"Untuk menindak lanjuti hasil hearing itu, kami telah dilayangkan surat undangan rapat koordinasi teknis melibatkan Perumda Delta Tirta Sidoarjo dengan Dinas PU dan SDA Provinsi Jatim, Dinas PUBM dan SDA Pemkab Sidoarjo, PJT1, BBWS, PT HTB dan PT TTS. Kami berharap, pelayanan air kepada masyarakat ke depannya akan meningkat menjadi jauh lebih baik lagi dalam menikmati layanan air bersih," pungkasnya. Ary/Waw