Situs Kedungbocok Diyakini Peninggalan Majapahit Belum Dikunjungi BP3 Trowulan


Situs Kedungbocok Diyakini Peninggalan Majapahit Belum Dikunjungi BP3 Trowulan SITUS - Warga Dusun Kedungklinter, Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo terus digali warga setempat lantara BP3 Trowulan tak kunjung ke lokasi, Rabu (07/02/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Warga Dusun Kedungklinter, Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo merasa senang dengan ditemukannnya bangunan yang diyakini bangunan batas Alas Trik peninggalan Kerajaan Majapahit itu. Namun sayangnya, hingga kini penemun situs yang sudah berlangsung sekitar sepekan itu, belum dikunjungi Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan.

Padahal, lembaga ini yang secara resmi menangani penemuan sejumlah situs yang ditemukan warga. Saat ini, warga penemu yang awalnya tidak berani menggali, kini mulai terus menggalinya. Penemuan situs ini berada di atas Tanah Kas Desa (TKD) setempat, tepatnya di sebelah barat pintu Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. Paska beberapa hari digali, terlihat jelas bekas galian sedalam sekitar 50 sentimeter itu ditemukan bangunan berbentuk memanjang sekitar 21 meter yang terdiri dari lima batu bata berukuran 30 x 20 sentimeter dengan tebal 10 sentimeter.

Awalnya situs ini ditemukan Mbah Paiman (73) juru kunci makam Dusun Kedungklinter, Desa Kedungbocok saat menggali tanah persawahan itu untuk menanam singkong. Sebelumnya juga ditemukan beberapa pecahan tembikar kuno.

"Saat mencangkul beberapa kedukan, cangkul saya membentur benda keras yakni batu bata itu. Bentuk batunya tidak seperti batu bata pada umumnya karena ukurannya sangat seperti batu bata kuno," terang Mbah Paiman, Rabu (07/02/2018) dalam bahasa Jawa.

Pembongkaran situs itu, kata Kepala Desa (Kades) Kedungbocok, Mohammad Ali Ridho diinformasikan ke penggiat sejarah Satrio Puser Majapahit (SPM) dan Penggiat Sejarah dan Budaya (PSB) Kabupaten Sidoarjo. Hal ini disebabkan warga tidak berani melakukan penggalian di sekitar lokasi situs itu.

"Karena kami memang berencana mendirikan musium kecil-kecilan di Kecamatan Tarik. Setelah kami berkoordinasi dengan komunitas penggiat sejarah khususnya penggiat di daerah sini, langsung dilakukan penggalian bersama pemuda dan warga setempat," katanya.

Lebih jauh Kades yang akrab dipanggil Ridho ini berharap ada dukungan dari pemerintah dalam menjaga situs ini agar Desa Kedungbocok bisa menjadi ikon Kecamatan Tarik. Selain itu, juga dukungan dari BP3 Trowulan agar mendapatkan penanganan serius.

"Kami berharap dengan temuan ini, nama desa terangkat. Syukur-syukur mendapat dukungan dari pemerintah untuk menjadi ikon Kecamatan Tarik sebagai wisata baru," pintahnya.

Sementara paska temuan bagian bangunan kuno itu, oleh pihak desa lansung dijaga agar tidak terjamah tangan-tangan tak bertanggung jawab. Selain itu, di lokasi terus dikunjungi warga. Bahkan tidak sedikit masyarakat dari daerag lain berdatangan ingin melihat bangunan yang memiliki nilai sejarah itu. Waw