Siswa Smamita Belajar Merangkai Bunga Dibimbing Ahli Ikebana Asal Jepang


Siswa Smamita Belajar Merangkai Bunga Dibimbing Ahli Ikebana Asal Jepang MERANGKAI - Ratusan siswa dan siswi Smamita mengikuti kegiatan belajar merangkai bunga (ikebana), upacara minum teh (chanoyu) dan mengenakan baju Jepang Yukikata dibimbing Mikiko Shimizi ahli Ikebana dan Chanoyu asal Nagoya, Jepang, Jumat (25/04/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Ratusan siswa dan siswi SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) yang dibagi dalam sejumlah kelompok belajar merangkai bunga (ikebana), upacara minum teh (chanoyu) dan belajar mengenakan baju Yukikata asal Jepang. Para pelajar ini belajar 3 budaya Jepang itu dibimbing langsung oleh Mikiko Shimizu yang tak lain adalah ahli Ikebana (seni merangkai bunga) dan Chanoyu (upacara minum teh) asal Nagoya, Jepang.

"Setelah belajar ternyata bukan hanya bunga yang bisa dirangkai menjadi indah. Akan tetapi daun kering, ranting dan dahan pun bisa dirangkai menjadi hiasan ruangan atau meja," terang salah seorang peserta, Nabila Putri Harsita kepada republikjatim.com, Kamis (25/04/2019).

Lebih jauh, Nabila yang juga siswi kelas 10 IPA V ini mengaku tidak susah belajar Ikebana. Baginya justru lebih susah belajar menggunakan pakaian Jepang jenis Yukikata. Padahal, lebih simpel dibandingkan jika menggunakan baju Kimono. Selain lebih berat dan panjang.

"Kalau merangkai bunga tinggal kita harus telitih memotong dan memadukan antar bunga atau daunnya. Kalau pakai bajunya susahnya mengencangkan ikatan di atas perut," ungkapnya.

Kendati demikian, Nabila bersama teman-temannya mengaku merasa senang belajar budaya Jepang itu.

"Karena perasaan kita terbawa ke Jepang serta mendapatkan ilmu baru. Apalagi menggunakan pakaian Yukikata jalannya harus rapat," tegasnya.

Wakil Kepala (Waka) Kurikulum Smamita, Muhammad Muad Sahlan menguraikan jika belajar 3 budaya Jepang itu masih berkaitan langsung dengan materi Bahasa Jepang. Pihaknya berharap paska pelatihan itu siswanya benar-benar memahami perbedaan budaya Jepang dan Indonesia. Selain itu, kegiatan itu untuk melengkapi proses kerjasama Smamita dengan Jepang yang rencananya pihak Smamita bakal ke Jepang beberapa bulan ke depan.

"Kami kerjasama dengan Jepang karena dikenal teknologinya lebih tinggi. Bahkan ada siswa dan siswinya yang tertarik dapat bersekolah di Jepang. Sekaligus menunjukkan Smamita membuka diri seluas-seluas dengan budaya asing lantaran sebelumnya juga sudah bekerjasama dengan Jerman, Malaysia, Singapura serta guru Jepang yang mengajar 8 bulan," paparnya.

Sementara Mikiko Shimizu menegaskan dalam merangkai bunga sangat mudah. Baginya merangkai bunga, daun atau tangkai harus menggunakan hati.

"Kuncinya yang penting telaten, ulet dan cobalah merangkai sebaik-baiknya karena bakal ada dinilainya. Selain itu merangkai bunga harus bebas. Tidak berpikir panjang lebar asalkan indah," tandasnya. Waw