Sediakan 1.600 Stan Baru Berisi 30 Persen Pedagang, BHS Siap Ramaikan Pasar Kedungrejo Waru


Sediakan 1.600 Stan Baru Berisi 30 Persen Pedagang, BHS Siap Ramaikan Pasar Kedungrejo Waru SEPI - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyayangkan kondisi Pasar Kedungrejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo yang seharusnya mampu menampung 1.600 pedagang kondisinya sepi karena stannya baru terisi sekitar 30 persen, Selasa (11/08/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) sangat menyayangkan sepinya kondisi geliat aktivitas perekonomian di Pasar Kedungrejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Hal ini disebabkan pasar baru yang mulai dioperasikan sejak Tahun 2011 itu, hanya terisi 30 persen pedagang.

Sisanya, 70 persen stan dan kios yang ada di pasar tradisional itu justru kosong. Hal itu, lantaran 70 persen stan dan kios sudah dibeli pedagang baru yang sebagian bukan pedagang lama di Pasar Kedungrejo yang menempati JL Raya Kedungrejo di timur Fly Over Waru itu.

Akibatnya para pedagang di Pasar Kedungrejo lama tidak kebagian tempat di Pasar Baru Kedungrejo itu. Padahal, pasar tradisional itu dibangun dilahan yang cukup luas dan mampu menampung sekitar 1.600 pedagang.

"Para pedagang lama lama belum dipindah ke pasar ini karena tak kebagian tempat. Stan dan kios yang kosong itu banyak diambil alih orang baru yang notabenenya bukan pedagang akan tetapi hanya broker yang bisa membeli stan, kios maupun surat-surat kepemilikan untuk bisnis semata. Makanya para pedagang lama tetap menenpati pasar di timur Rel KA Waru itu," ujar salah seorang pedagang Pasar Baru Kedungrejo, Yanto kepada republikjatim.com, Selasa (11/08/2020).

Menanggapi hal ini, BHS menilai jika Pasar Kedungrejo baru tempatnya sangat strategis. Selain itu, infrastruktur bangunanya sangat nyaman untuk berdagang. Bahkan sudah memenuhi syarat menjadi pasar tingkat kecamatan yang dikelolah Disperindag Pemkab Sidoarjo. Hanya saja butuh sejumlah pembenahan beberapa fasilitas yang rusak yakni mulai pengecatan dan pembersihan.

"Fasilitas yang belum ada diantaranya ruang penitipan anak khusus diberi guru pembimbing, ruang ibu menyusui, klinik kesehatan, timbangan tera serta adanya stan layanan perbankan. Termasuk tempat khusus bapak-bapak yang menunggu ibu-ibu berbelanja agar nyaman," urainya.

Mantan anggota DPR RI ini mengaku ironis melihat pasar dengan bangunan megah hanya diisi oleh sekitar 30 persen pedagang. Sisanya 70 persen berupa stan dan kios kosong. Padahal, sekitar 500 meter dari pasar baru itu ada pasar lama yang menampung ratusan pedagang yang berjualan di jalanan hingga mengganggu arus transportasi di seputar Kedungrejo itu.

"Mereka (pedagang lama) harus diusahakan masuk kesini (pasar baru). Mereka harus mendapatkan fasilitas. Selama ini pedagang lama tak mau pindah karena belum mendapat space (ruang) stan dan kios. Disini pedagang lama tak mendapat tempat, tapi pedagang baru justru mendapat tempat hingga dibiarkan kosong. Seharusnya pedagang lama harus diberi fasilitas utama dan pedagang baru diberi fasilitas kedua agar tidak ada stan kosong dan banyak pedagang lama belum bisa masuk ke pasar baru," tegasnya.

Bagi Alumnus ITS Surabaya ini jika di pasar baru itu terdapat 1.600 stan dan kios, maka saat ini baru terisi sekitar 400 pedagang (30 persen). Sisanya 1.200 stan dan kios kosong (70 persen). Karena itu, pihaknya segera memfasilitasi pedagang lama agar masuk ke Pasar Baru Kedungrejo itu agar 100 persen stan dan kios ditempati. Menurutnya kalau pedagang lama difasilitasi masuk semua, maka geliat perekonomian kerakyatan di pasar akan tumbuh dan berkembang.

"Ini akan saya selesaikan, kalau saya diamanahi sebagai bupati. Ini masuk program prioritas. Pasar Kedungrejo harus selesai dalam waktu tidak lebih dari 1 tahun. Kami akan menertibkan dan memberi kejelasan. Untuk stan dan kios yang lama tak digunakan akan ditarik kembali untuk dimanfaatkan para pedagang lama agar mau pindah. Pasar ini milik Pemkab Sidoarjo, harusnya tidak boleh diperjualbelikan. Kan sudah ada peraturan dan regulasinya. Kalau sudah 3 tahun tak ditempati berdagang wajib dialihkan dan ditempati pedagang lain. Supaya pasar ini ramai lagi," jelasnya.

Sementara Pengelola Pasar Kedungrejo, Maliki mengaku sudah lebih 8 tahun pasar ini stan dan kiosnya kosong tak digunakan berdagang. Padahal, dirinya sudah berusaha untuk meramaikan pasar yang dikelolahnya itu.

"Makanya kalau ada pedagang datang saya suruh masuk dan berdagang. Kami hanya menarik retribusinya saja. Untuk stan dan kios kosong sudah ditegur dan dibuatkan surat peringatan. Hanya saja, masalahnya pemiliknya banyak yang dari luar Sidoarjo seperti asal Surabaya dan lainnya. Saat dicari ke alamat pemilik terkadang tidak ada orangnya," tandasnya. Hel/Waw