Puluhan Mantan Napiter Buka Puasa Bersama di Lapas Porong


Puluhan Mantan Napiter Buka Puasa Bersama di Lapas Porong BUKA BERSAMA - Mantan Napi Terorisme (Napiter) menggelar buka bersama di Lapas Kelas I Surabaya di Porong, Senin (20/05/2019) petang.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Suasana guyub rukun menghiasi buka puasa bersama mantan narapidana teroris (napiter) di Lapas Kelas I Surabaya di Porong, Sidoarjo, Senin (20/05/2019) petang. Sebanyak 23 mantan napiter ini berbaur bersama 4 napiter binaan Lapas Kelas I Surabaya.

Kegiatan ini dinisiasi Yayasan Lingkar Perdamaian bekerja sama dengan pihak Lapas. Bahkan Direktur Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi membaur bersama Kabid Pembinaan, Sumardi dan Kepala KPLP, Taufik Rahman.

Kabid Pembinaan, Sumardi mengaku senang dengan kedatangan pihak Lingkar Perdamaian. Menurutnya, kegiatan ini bisa jadi support yang baik bagi napiter yang ada. Apalagi, kegiatan ini sudah berlangsung rutin selama beberapa tahun ini.

"Kami harap hubungan baik ini bisa berlangsung secara terus-menerus," katanya.

Direktur Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi mengungkapkan kedatangannya dan para mantan teroris lain untuk berempati. Yakni memberikan support untuk napiter, khususnya yang belum mendapatkan grasi dan remisi. Apalagi, masih ada 3 napiter yang mendapat hukuman seumur hidup.

"Kami aktif melakukan advokasi untuk mereka yang memang sudah benar-benar kembali ke NKRI. Kami selalu mengingatkan rekan-rekan jangan pernah lupa kepada rekan-rekan yang masih di dalam Lapas. Kalau makan enak, jangan lupa sama kawan-kawan yang masih di dalam Lapas. Untuk itu, setiap bulan kami urunan dan berbagi dengan ikhwan-ikhwan sekalian," ungkapnya.

Selain itu, rombongan dari berbagai daerah di Jatim itu membawa berbagai macam olahan kambing. Mulai sate hingga gulai yang dimasak menggunakan bumbu khas timur tengah.

"Kami ingin bernostalgia, siapa tahu ada yang kangen dengan suasana di Afganistan dulu," kelakarnya diikuti gelak tawa peserta.

Tidak hanya itu, kata Fauzi menguraikan Lingkar Perdamaian adalah organisasi yang fokus pada deradikalisasi teroris. Pihaknya memuji pembinaan yang dilakukan di Lapas Kelas I Surabaya. Terutama dalam upaya deradikalisasi. Menurutnya, Lapas kelas I Surabaya sudah bisa dijadikan miniatur sekaligus pilot project deradikalisasi di Indonesia. Adik pelaku Bom Bali I, Amrozi Cs itu mengapresiasi pembinaan yang dilakukan Lapas Kelas I Surabaya.

"Akar terorisme itu tidak tunggal. Penanganannya pun juga tidak boleh tunggal. Ibarat sebuah penyakit, terorisme di Indonesia saat ini sudah tahap komplikasi. Jadi perlu dokter spesialis. Butuh penanganan khusus dan obat khusus," tegasnya.

Baginya Lapas kelas I Surabaya selama ini memiliki formula yang tepat. Bahkan sudah bida dijadikan miniatur yang bagus untuk program deradikalisasi. Karena itu pihaknya respek mendampingi khusus.

"Kami berharap program pembinaan yang lebih banyak lagi. Seperti public speaking atau jurnalisme. Agar para napiter bisa menghasilkan kontra narasi dari kelompok teroris yang masih aktif. Memang susah, tapi harus dan mendesak dilakukan," paparnya.

Sementara Kepala Lapas Kelas I Surabaya, Suharman menegaskan selama ini pihaknya memberikan pembinaan khusus kepada napiter. Kolaborasi dijalin dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) agar pembinaan bisa maksimal.

"Alhamdulillah, saat ini kami membina 4 napiter yang sudah menyatakan ikrar kembali ke NKRI. Ada yang sudah mendapatkan grasi dan remisi. Kedatangan rekan sejawat napiter ini bisa mempercepat dan semakin memantapkan keyakinan mereka dalam pembinaan secara optimal. Ini mennadi salah satu bentuk kolaborasi kami dengan pihak eksternal untuk mengoptimalkan tugas dan fungsi," tandasnya. Kw/Waw