Prof Indra : UMKM Tak Berkembang Karena Laporan Keuangan Amburadul


Prof Indra : UMKM Tak Berkembang Karena Laporan Keuangan Amburadul UMKM - Co Founder OK OCE Indonesia, Prof Indra C Uno melihat sejumlah produk UMKM di Desa Kludan, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo mulai produk makanan hingga tas dan jaket kulit, Jumat (12/04/2019) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Co Founder OK OCE Indonesia, Prof Indra C Uno menilai sejumlah Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) tidak bisa berkembang lantaran laporan keuangannya masih amburadul. Oleh karenanya, Indra menilai jika keuangan UMKM tidak boleh bercampur dengan keuangan rumah tangga atau usaha lainnya.

Hal itu disampaikan Prof Indra C Uno dalam Dialog Bersama Indra Uno Tips Sukses Memasarkan Produk UMKM di Desa Kludan dan di Desa Penatarsewu, Kecamatan Tangulangin, Sidoarjo. Dalam kunjungannya itu, profesor muda ini tidak hanya berdialog dengan puluhan pemilik UMKM, akan tetapi juga melihat produk dan kemasan. Selain itu juga menampung sejumlah keluhan UMKM mulai makanan dan minuman hingga UMKM produsen tas, dompet, jaket, sabuk dan sepatu kulit.

"Rata-rata masalahnya UMKM tidak bisa berkembang karena laporan keuanganya masih amburadul. Keuanganya kerapkali dijadikan satu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga," terang Prof Indra C Uno kepada republikjatim.com, Jumat (12/04/2019) sore.

Padahal, kata Indra UMKM harus menjadi prioritas utama perhatian pemerintah agar perekonomian berkembang pesat. Selama ini, UMKM belum menjadi prioritas utama perhatian pemerintah. Hal ini menjadi salah kaprah lantaran UMKM mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.

"Setiap UMKM harus menciptakan lapangan pekerjaan. Baik membuka lapangan pekerjaan langsung maupun tak langsung. Oleh karenanya harus mendapat perhatian dan pendampingan serius pemerintah. Konsepsinya UMKM yang berhasil bukan besar omzet, tapi makin besar aset dan menambah tenaga kerjanya," pintahnya.

Bagi Indra wajar jika Indonesia peringkat 1 se Asia Tenggara jumlah penganggurannya. Karena jumlahnya mencapai 7 juta orang atau sekitar 5 persen dari jumlah penduduk usia produktif antara 18 - 55 tahun tidak bekerja. Sedangkan peringkat duanya usia produktifnya 15 - 24 tahun.

"Karena itu hal ini harus dihentikan. Caranya orang usia produktif bukan lagi mencari lapangan pekerjaan tetapi membuka lapangan pekerjaan," tegasnya.

Karenanya, lanjut Indra OK OCE hadir sebagai gerakan sosial untuk membuka lapangan kerja bukan organisasi sosial. Konsepnya melalui komunitas-komunitas wirausaha. Tujuannya untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya melalui komunitas wirausaha yang didorong melalui pelatihan dan pendampingan.

"Konsep kami 7 P itu. Mulai Pendaftaran Pelatihan Pendampingan Perizinan Pemasaran Pelaporan keuangan dan terakhir akses terhadap Permodalan. Ini akan diberikan kepada seluruh anggota komunitas wirausaha. Dengan pendampingan itu diharapkan menstabilkan pemasukan dan meningkatkan usaha UMKM agar bisa berkembang dan volumenya meningkat," paparnya.

Sementara saat UMKM besar, maka akan berdampak penciptaan lapangan kerja atau pembukaan lapangan kerja. Sedangkan bagi yang belum punya usaha akan dilatih dan didampingi agar menjadi punya usaha. Bagi yang sudah punya usaha bisa berkembang. M Keberhasilannya hanya diukur indikatornya berapa jumlah lapangan kerja yang diciptakan.

"Konsep besar di Jakarta pakai satu kecamatan. Di seluruh Indonesia konsepnya 1 kabupaten/kota. Sebanyak 97 persen angkatan kerja diserap sektor UKM jauh lebih besar dari industri besar di Indonesia. Industri besar di Indonesia jumlahnya hanya sekitar puluhan ribu tetapi UMKM itu jumlahnya 62 juta di seluruh Indonesia. Jadi UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia melewati masa krisis 97 sampai 98. Makanya harus ada keberpihakan pemerintah dan pembuat kebijakan untuk menumbuhkembangkan UMKM menjadi UMKM kelas dunia," tandasnya. Waw