Mengenal Lebih Dekat Rania Mahasiswi Penemu Formula Eco-Lindi asal Sidoarjo yang Sukses Taklukkan Bau Busuk TPA Benowo Surabaya


Mengenal Lebih Dekat Rania Mahasiswi Penemu Formula Eco-Lindi asal Sidoarjo yang Sukses Taklukkan Bau Busuk TPA Benowo Surabaya TPA - Rania Naura Anindhita Amiq selama ini hanya dikenal sebagai mahasiswi asal Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo saat berada di TPA untuk membuktikan Eco-Lindi bisa menghilangkan bau tak sedap tumpukan sampah kemarin.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Rania Naura Anindhita Amiq selama ini hanya dikenal sebagai mahasiswi asal Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Namun dibalik kepiawaiannya Rania sapaan akrab mahasiswi cantik ini, dia mampu menaklukkan bau busuk menyengat yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Lokasinya berdekatan dengan Stadio Gelora Bung Tomo (GBT).

Rania memanfaat temuannya Eco-Lindi untuk menghilangkan bau busuk yang selama ini menjadi hantu warga sekitar TPA Benowo. Bahkan kini, Rania yang tidak lain adalah putri Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pemkab Sidoarjo ini mulai mendaftarkan hak paten atas temuannya itu.

Apalagi, Eco-Lindi ini dikenal sebagai cairan tanpa campuran bahan kimia sama sekali. Namun dalam menghilangkan bau tak sedap cukup efektif dan tidak membutuhkan waktu lama.

"Konsepnya sederhana yakni cairan ini bisa menghilangkan bau tak sedap tumpukan sampah tanpa campuran bahan kimia. Sekaligus bisa menetralisir air lindi agar tidak lagi menjadi sumber polusi udara dengan bau tak sedap itu," ujar Rania Naura Anindhita Amiq kepada republikjatim.com, Rabu (21/06/2023).

Saat ini, Rania tercatat masih sebagai mahasiswa Semester 8 Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Rania merupakan mahasiswi asal Sidoarjo sekaligus alumni SMAN 1 Sidoarjo.

"Uji cobanya memang di TPA Jabon, Sidoarjo karena selama ini dikeluhkan warga soal bau tak sedapnya. Tapi, kemarin akhir 2022 sudah berhasil menghilangkan bau tak sedap di TPA Benowo karena berdekatan dengan Stadion GBT yang hendak digukana Piala Dunia U 20. Kami pun siap membantu menghilangkan bau tak sedap yang kerapkali sampai ke Stadion GBT itu," ungkap Rania.

Bahkan ironisnya selama ini TPA Benowo tidak hanya berdekatan dengan Stadion GBT akan tetapi juga berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Gresik. Bahkan sampah di TPA Benowo yang sudah seperti perbukitan di tengah area kawasan tambak itu sudah dikenal mengeluarkan bau tak sedap. Tetapi kini sudah hilang bau tak sedap itu.

"Kita mau menghilangkan bau busuk apa saja tetap bisa dengan cairan Eco-Lindi ini karena prakteknya mudah tinggal disemprotkan begitu saja dan bisa ditunggu reaksi dan hasilnya," tegasnya.

Rania menguraikan dirinya menemukan formula dan ramuan penghilang bau busuk itu dengan memanfaatkan air sampah yang dikenal dengan sebutan air lindi. Selama ini air lindi yang hitam pekat bukan hanya menimbulkan bau busuk. Tetapi juga menjadi racun yang bisa merusak lingkungan sekitar.

"Dari air lindi itu yang diteliti. Air lindi sudah bukan lagi air karena sudah berubah menjadi alkalin. Bahkan tidak lagi mengandung oksigen dan karbon karena sudah diurai. Bahan pengurai ini harus yang banyak mengandung sukrosa dan fruktosa. Bahan seperti itu bisa jadi subtrat bagi mikroba yang ada di air lindi itu. Meski seperti ilmu kimia biasa tetapi saya berusaha meneliti ini agar persoalan bau sampah yang dikeluarkan warga selama ini ada solusi nyatanya," paparnya.

Rania yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara putra M Bahrul Amiq ini mencontohkan. Setiap orang selesai makan durian diajari agar mencuci tangan dengan air yang dituang ke cekungan bekas buah durian menempel. Dengan begitu maka bau menyengat durian yang ada di tangan pun akan hilang seketika. Begitu juga dengan yang menempel di jari jemari tangan.

"Nah menghilangkan bau durian bisa dari getah durian. Karena itu apa yang dihasilkan sampah saya yakin bisa menghilangkan bau tak sedap tumpukan sampah itu sendiri. Saat air lindi dibawa kami berhasil menemukan bahan pengurainya sehingga jadinya Eco-Lindi itu," jelasnya.

Sementara Eco-Lindi ini yang diajukan hak patennya. Pemkab Sidoarjo juga sudah memanfaatkan untuk bau tak sedap di TPA Jabon. Bahkan di TPA Jabon itulah Rania kali pertama melakukan penelitian hingga menemukan formula Eco-Lindi ini.

"Saya akan terus penemuan ini agar Eco-Lindi tidak hanya menjadi penghilang bau busuk kandang ayam, kandang kambing dan bau apa pun. Tapi juga bisa menjadikan Eco-Lindi sebagai pupuk organik," pungkasnya. Hel/Waw