Mahasiswa Unusa Dampingi Pengelolaan Dana Desa di Jabon


Mahasiswa Unusa Dampingi Pengelolaan Dana Desa di Jabon BUKA - Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin bertukar cindera mata dengan rektor Unusa, Ahmad Jazidie di Kecamatan Jabon saat pembukaan KKN, Selasa (10/07/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sedikitnya, 500 orang mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Jabon. Salah satu fokus kegiatannya adalah pendampingan pengelolaan Dana Desa. Ratusan mahasiswa ini diterjunkan ke 15 desa yang ada di Kecamatan Jabon.

KKN ini dibuka Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin di pendopo Kantor Kecamatan Jabon. Selain itu, dihadiri Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Setda Sidoarjo, Heri Soesanto serta Rektor Unusa, Ahmad Jazidie.

Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menyambut baik kegiatan pendampingan pengelolaan dana desa ini. Menurutnya, desa sangat membutuhkan pendampingan dalam pengelolaan dana desa. Alasannya, saat ini perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pelaporan dana desa dilakukan sendiri oleh desa. Untuk itu kehadiran mahasiswa Unusa dalam kegiatan ini dinilainya sangat tepat.

"Karena Pemerintah Desa merasa terbantu dalam memanfaatkan potensi anggaran yang sesuai dengan skala prioritas yang dibutuhkan masyarakat. Kehadiran mahasiswa dari sepuluh Prodi ini sangat baik dan sangat tepat. Agar semua potensi anggaran yang ada di desa bisa dilaksanakan sesuai dengan skala prioritas," terangnya kepada republikjatim.com, Selasa (10/07/2018).

Selain itu, Wabup yang akrab dipanggil Cak Nur ini menambahkan Pemkab Sidoarjo selalu berupaya melakukan pendampingan dan pembinaan dalam pengelolaan dana desa. Menggunakan dana desa dengan baik dan benar selalu disampaikan kepada lembaga-lembaga penyelenggara pembangunan di desa. Menurutnya, ada dua hal yang penting dilakukan dalam pemanfaatan dana desa. Yakni penyerapan dana desa yang sesuai dengan program pembangunan dan program pembangunan harus tepat sasaran.

"Dua hal itu harus dilakukan. Kalau tidak dilakukan, akan merambah ke ranah hukum. Misalkan program tepat sasaran tapi laporan amburadul akan menjadi masalah hukum. Sebaliknya, laporan anggaran sudah sesuai tapi program pembangunan tidak tepat sasaran akan menjadi pertanyaan. Kehadiran mahasiswa dengan bekal yang cukup dari universitas mudah-mudahan bisa bekerjasama dengan desa menyelesaikan masalah yang ada," imbuhnya.

Sementara Rektor Unusa, Ahmad Jazidie mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Sidoarjo dengan diterimanya mahasiswa peserta KKN Unusa untuk yang kedua kali ini. Selama tiga minggu kedepan para mahasiswa ini akan mengabdikan ilmunya di Kecamatan Jabon. Selain melakukan pendampingan dana desa, mahasiswa juga akan melakukan kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun lingkungan.

"Pendampingan pengelolaan dana desa yang dilakukan mahasiswa hanya sebatas bagaimana cara pembuatan laporan dan perencanaan yang baik dan benar," tegasnya.

Selain itu, kata Jazidie potensi ekonomi di Kecamatan Jabon menjadi salah satu alasan dipilihnya Kecamatan Jabon sebagai tempat KKN. Pihaknya ingin melihat potensi ekonomi di Kecamatan Jabon semakin meningkat dengan kegiatan KKN ini.

"Jabon memiliki banyak potensi ekonomi. Ada banyak UMKM. Kami bisa menilai perlu ada pendampingan dalam bidang pemasaran," tandasnya. Waw