Kualitas Buruk, Dewan Kecewa Proyek Gedung Kampung Reog dan Sentra Industri Batik Senilai Rp 30 Miliar


Kualitas Buruk, Dewan Kecewa Proyek Gedung Kampung Reog dan Sentra Industri Batik Senilai Rp 30 Miliar KECEWA - Anggota dan pimpinan Komisi C DPRD Ponorogo merasa kecewa karena banyak yang rusak saat sidak proyek gedung Kampung Reog dan Sentra Industri Batik di JL Trunojoyo, Kelurahan Tambakbayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Senin (11/11/2019).

Ponorogo (republikjatim.com) - Sejumlah anggota dan pimpinan Komisi C DPRD Ponorogo mengaku kecewa dan geram saat meninjau langsung proyek Gedung Sentra Industri Batik dan Gedung Sentra IKM yang ada di dalam Gedung Kampung Reog. Ini menyusul proyek baru selesai dibangun dengan anggaran multi years sekitar Rp 30 miliar di JL Trunojoyo, Kelurahan Tambakbayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo itu sudah banyak yang rusak. Padahal, bangunan baru itu belum difungsikan 100 persen.

Bahkan proyek puluhan miliar ini dinilai anggota dan pimpinan Komisi C DPRD Ponorogo hasil pekerjaaannya buruk. Proyek ini untuk pekerjaan tahun pertama bernama Pembangunan Sentra Industri Batik. Nilainya untuk pagunya Rp 8 miliar dan harga HPS senilai Rp 7,9 miliar dimenangkan PT Sigma Tehnik Multi Struktur yang berkantor di JL Perusahaan Nomor 31 Kelurahan Banjararum, Kecamatan Singosari, Malang.

Sedangkan untuk tahun kedua Pembangunan Gedung Sentra IKM, dengan harga pagu Rp 23 miliar dan harga HPS Rp 23 miliar. Dalam tahap kedua ini pemenang tender lelang PT Trinaka Estu Manunggal yang beralamat JL Patiunus Nomor 33 Kelurahan Ketanggi, Kecamatan/Kabupaten Ngawi dengan nilai penawaran Rp 21,3 miliar.

"Kami sangat menyayangkan kondisi bangunan dengan nilai puluhan miliar itu. Karena saat sidak banyak ditemukan kerusakan di bagian gedung yang baru beberapa bulan selesai. Padahal di setiap pekerjaan jelas ada konsultan pengawasnya," kata Ketua Komisi C DPRD Ponorogo, Widodo kepada republikjatim.com, Senin (11/11/2019).

Bagi Widodo apa pun alasannya, pihaknya mengaku sangat kecewa atas proyek itu. Apalagi baginya proyek tersebut hasilnya tergolong berkualitas buruk. Padahal, proyek multi years yang dikerjakan 2 tahun. Baginya seharusnya kualitasnya baik.

"Proyek tahap pertama pembangunan gedung industri batik Rp 8 miliar, setelah kami lihat langsung bangunannya sedang. Artinya bagus nggak dan jelek juga nggak. Gedung kedua senilai Rp 22 miliar banyak dijumpai lantai keramik ambles dan tembok retak. Jadi dari bahan material kurang bagus. Terutama bangunan tahap kedua yang dikerjakan PT Trinaka Estu Manunggal," ungkapnya.

Menurut politisi Partai Demokrat ini, ada sisa waktu selama dua bulan untuk segera memperbaiki proyek itu hingga Desember mendatang harus segera diperbaiki PT Trinaka Estu Manunggal.

"Lantai yang ambles karena kurang padatnya lantai. Untuk keramiknya juga kualitasnya KW. Minggu depan PT Trinaka Estu Manunggal akan kami panggil ke dewan," tegasnya.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Perdakum) Pemkab Ponorogo, Adin Andana Warih berjanji bakal menekankan pihak rekanan untuk segera memperbaiki proyek dinasnya itu. Baginya, ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki. Diantaranya lantai yang turun ambles.

"Mumpung masih bulan Nopember. Meski batas waktunya hingga Desember 2019. Alasan rekanan saat ini belum diperbaiki karena rekanan bertujuan menunggu musim hujan, sekalian tahu tingkat kerusakannya," kilahnya. Mal/Waw