Galang Dana Bantuan, Dua Guru Asing Smamda Ikut Prihatin Gempa Lombok


Galang Dana Bantuan, Dua Guru Asing Smamda Ikut Prihatin Gempa Lombok GALANG DANA - Siswa Smamda Sidoarjo menggalang dana untuk korban Gempa Lombok termasuk dari dua guru tamunya, Suetsugu Yoko San (Jepang) dan Caroline maria Mendez Fonseca (Portugal), Kamis (09/08/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sedikitnya 2 guru tamu asal Jepang dan Portugal tiba di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda). Rencananya, kedua guru tamu ini bakal mengajar di sekolah yang ada di JL Majapahit, Kelurahan Sidowayah, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo selama setahun penuh dan 1,5 bulan.

Kedua guru tamu itu masing-masing adalah Suetsugu Yoko San, guru asal Jepang yang diperbantukan lewat program Nihongo Partner dan Caroline Maria Mendez Fonseca, guru asal Portugal yang diperbantukan lewat program Aiesec. Kedua guru tamu ini, tak segan-segan menyerahkan bantuan uang tunainya untuk korban bencana alam Gempa Bumi di Lombok.

Selain karena merasa prihatin atas bencana alam itu, juga disebabkan seusai acara kedua guru asing ini memperkenalkan diri, siswi Smamda menggalang dana untuk korban bencana Gempa di Lombok.

"Untuk penggalang dana semua dilibatkan. Mulai 1.387 siswa dan siswi, para dewan guru hingga karyawan menyisihkan uangnya untuk korban Gempa di Lombok," terang Kepala Smamda, Wigatiningsih kepada republikjatim.com, Kamis (09/08/2018).

Lebih jauh, Wigati menguraikan ada instruksi PP Muhammadiyah untuk penggalangan dana bantuan ini, mulai pusat hingga ke tingkat ranting. Oleh karenanya itu, uang hasil penggalang dana itu, bakal dikirim bersamaan dengan Lazismu Sidoarjo. Hal ini agar lebih jelas pertanggungjawabannya.

"Bantuan ini bakal dijadikan satu lewat Lazismu untuk mempermudah pertanggungjawabannya," imbuhnya.

Sementara ditanya soal 2 guru tamu, Wigati mengaku merasa beruntung. Alasannya dari 22 guru asing yang ditugaskan ke Sidoarjo 2 diantaranya bakal mengajar penuh di Smamda. Padahal, di sekolah lainnya seperti di SMA Negeri hanya diberi 1 guru asing untuk 2 lembaga sekolah.

"Kalau ada guru bahasa asing ini dimanfaatkan maksimal memudahkan siswa kami belajar bahasa dan budaya asing. Karena, kedua guru yang masuk program tahun ketiga ini juga bakal belajar tentang budaya dan bahasa Indonesia selama 1 tahun dan 1,5 bulan mengajar di Smamda ini," pungkasnya. Waw