Dukung Ketahanan Pangan, LAZISMU Jatim Olah Daging Qurban Jadi Makanan Siap Saji Rendang, Kornet dan Bakso


Dukung Ketahanan Pangan, LAZISMU Jatim Olah Daging Qurban Jadi Makanan Siap Saji Rendang, Kornet dan Bakso PRODUK - Ketua Lazismu Jatim Imam Hambali didampingi Sekretaris M Masrukh dan pengurus menjelaskan produk qurban berupa rendang, kornet dan bakso siap saji untuk korban bencana alam dan lainnya di kantor LAZISMU Jatim JL Jawa, Buduran, Kamis (15/06/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Jawa Timur menyiapkan daging qurban untuk dijadikan makanan siap saji. Program yang sudah diawali sejak Tahun 2017 ini diharapkan mampu mendukung program ketahanan pangan.

Hal ini, selain daging qurban itu tidak langsung habis dikonsumsi warga selama Hari Raya Idhul Adha 1444 Hijriyah, juga mampu bertahan lebih lama dan bisa dimanfaatkan untuk misi kemanusiaan. Terutama dikirim untuk korban bencana alam yang ada di seluruh pelosok Indonesia.

Saat ini, dengan perkembangan dan inovasinya, LAZISMU Jatim tidak hanya memproduksi makanan siap saji berupa rendang saja. Akan tetapi sudah berkembang dengan produk kornet dan terkahir paling baru berupa bakso (pentol).

"Program Lazismu Jatim berupa makanan kemasan atau olahan daging sapi (qurban) ini untuk mendukung ketahanan pangan. Program ini yang pertama di Indonesia. Progam ini juga tidak melanggar ketentuan syar'i. Bahkan sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pendistribusian Daging Qurban dalam Bentuk Olahan dan Fatwa MUI Nomor 32 Tahun 2022 tentang Hukum dan Panduan Pelaksanaan Ibadah Qurban saat wabah Penyakit Kulit dan Mulut (PMK)," ujar Ketua LAZISMU Jatim, Imam Hambali didampingi Sekretaris M Masrukh dan drh Zainul Muslimin di kantor LAZISMU Jatim JL Jawa Nomor 5, Buduran, Sidoarjo, Kamis (15/06/2023).

Tidak hanya itu, produk LAZISMU Jatim ini juga bisa disalurkan ke wilayah atau daerah terpencil dan untuk korban terdampak bencana alam. Bahkan karena memasaknya cukup dipanasi memudahkan siapa pun yang menerimanya. Baik itu korban bencana alam, kaum dhuafa seperti yatim piatu maupun untuk kalangan guru di kawasan terpencil atau 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Bahkan sudah dilengkapi perizinan mulai halal, jaminan mutu, kelayakan dan kesehatan hewan ternak qurban.

"Program ini mendukung program ketahanan pangan. Karena daging qurban tidak langsung habis, tetapi dikemas secara higienis dan bisa bertahan selama 1 tahun. Karena itu, target olahan kami terus naik setiap tahun. Kalau kemarin sudah mampu memproduksi 150.000 kaleng. Kalau dirunut setiap tahun produksinya mencapai Rp 540 juta di Tahun 2017, Rp 1,8 miliar di Tahun 2018, Rp 5,8 miliar di Tahun 2019, Rp 6,2 miliar Tahun 2020, Rp 6,2 miliar Tahun 2021, Rp 6,8 miliar Tahun 2022 dan Tahun 2023 secara nasional Rp 15 miliar, khusus Jatim ditargetkan Rp 7 miliar atau memproduksi 50 ton setara 250.000 kaleng," ungkap Zainul.

Selama ini pemasok terbesar daging qurban untuk makanan kemasan (kaleng) terbesar adalah Jawa Timur, kemudian disusul Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun belakang sudah banyak dari luar wilayah Jawa. Diantaranya dari Gorontalo, Sulawesi, Medan, Kalimantan dan Sumatera. Beberapa wilayah itu sudah mempercayakan dan menitipkan daging qurban mereka untuk diolah LAZISMU Jatim.

"Karena kami sudah terbukti bisa membantu korban bencana alam di Cianjur, Jawa Barat dan lainnya. Di Sidoarjo sendiri, bisa dikirim ke daerah terpencil seperti di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo yang merupakan daerah pesisir timur Sidoarjo itu. Kalau ke Kepentingan mengirim hewan qurban seperti sapi tidak memungkinkan. Yang masih memungkin hanya kirim kambing dinaikkan ke perahu. Tapi paling nyaman dikirim makanan siap saji atau daging qurban bentuk beku (Frozen)," tegasnya.

Sekretaris LAZISMU Jatim, Muhammad Masrukh memastikan produk makanan siap saji berupa rendang, kornet dan bakso itu sudah dilengkapi seluruh perizinannya. Yakni mulai izin BPOM, merek hingga jaminan mutunya. Bahkan inovasinya juga sudah bekerjasama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

"Jadi kami pastikan produk kami ini aman. Yakni aman di saat ada wabah seperti PMK kemarin maupun saat tidak ada wabah," ungkap Masrukh yang juga mangan Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Sementara drh Zainul Muslimin yang juga bendahara PW Muhammadiyah Jatim menegaskan pihaknya menargetkan 30 persen daging qurban Tahun 2023 dapat diolah LAZISMU Jatim. Apalagi, Lazismu Jatim sebagai pelopor utama yang memproses daging qurban menjadi makanan siap saji dan tahan lama. Bahkan diolah dan dikemas dalam bentuk Frozen dengan memanfaatkan cold storage (pendingin) dan dilengkapi food truck.

"Yang bisa merasakan manfaat dari program ini bukan hanya korban bencana alam dan wilayah daerah tertinggal saja. Tetapi juga bisa untuk mendukung program ketahanan pangan dan program pengurangan angka stunting secara nasional. Karena daging bisa disimpan di Frozen maupun cold storage. Kami juga kerjasama dengan vendor produsen yang sudah terverifikasi. Mudah-mudahan inovasi ini bisa menjadikan daging qurban bisa lebih bermanfaat bagi umat," pungkasnya. Hel/Waw