Dukung BHS - Taufiq, Pengusaha Rokok Sidoarjo Minta Berbagai Jenis Perizinan Dipermudah


Dukung BHS - Taufiq, Pengusaha Rokok Sidoarjo Minta Berbagai Jenis Perizinan Dipermudah DIALOG - Cabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) berdialog dengan para karyawan dan pimpinan Pabrik Rokok PT Putra Maju Jaya (Ngaban) dan PT Mustika Kencana Indonesia (Gempolsari), Kecamatan Tanggulangin, Kamis (12/11/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Para pengusaha yang memiliki usaha di bidang industri rokok meminta Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono dan M Taufiqulbar (BHS - Taufiq) mempermudah semua jenis perizinan. Hal ini, agar para para pengusaha rokok bisa tetap eksis dan berkembang, tidak hanya melayani pasar dalam negeri akan tetapi juga melayani pasar luar negeri.

Permintaan itu, disampaikan para pengusaha rokok yang menerapkan sistem padat karya saat BHS mengunjungi Pabrik Rokok PT Putra Maju Jaya Desa Ngaban dan Pabrik Rokok PT Mustika Kencana Indonesia Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.

"Kalau Pak BHS menjadi Bupati Sidoarjo, kami berharap bisa mempermudah semua jenis perizinan. Karena bagaimana pun juga ke depan, kami juga ingin mengembangkan produk dan memperluas tempat produksi. Maka, saat kami membutuhkan perizinan harus dipermudah dan dirampingnya agar lebih cepat prosesnya," ujar Direktur Pabrik Rokok PT Mustika Kencana Indonesia, Nur Muhammad Zain kepada republikjatim.com, Kamis (12/11/2020).

Perizinan yang dipermudah, kata Zain itu menjadi hal terpenting bagi pengusaha rokok. Alasannya, selama ini pengusaha rokok banyak menyerap tenaga kerja. Seperti halnya di perusahan rokok Mustika yang memproduksi Cerutu ini mempekerjakan sekitar 122 karyawan.

"Karena produksi kita sekarang cukup besar yakni 150.000 batang per hari. Pangsa pasarnya melayani pasar Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT)," imbuhnya.

Hal yang sama disampaikan pengusaha rokok lainnya, Nur Rosyid. Direktur Pabrik Rokok PT Putra Maju Jaya ini mengaku selama berproduksi rokok kretek dan filter selama bertahun-tahun hingga melayani ekspor ke pasaran Asia mulai Malaysia, Thailand, Filipina dan lainnya tidak mengalami kendala yang berarti. Hanya saja, pihaknya agar masalah perizinan dipermudah dengan dipercepat dan dipangkas sejumlah birokrasinya.

"Nah, dari ketiga calon yang ada di Sidoarjo, hanya Pak Bambang (BHS) yang saya lihat mampu merevolusi dan mereformasi berokrasi perizinan di Sidoarjo. Makanya, kami siap mendukung dan berharap Pak Bambang menjadi Bupati Sidoarjo," pintahnya.

Sementara menanggapi soal mudahnya perizinan itu, Cabup BHS menegaskan pihaknya sangat mengapresiasi para pengusaha rokok di Sidoarjo. Alasannya, para pengusaha rokok sudah menyiapkan lapangan kerja cukup tinggi. Apalagi, pabrik rokok rata-rata menerapkan sistem padat karya. Bahkan juga mampu menumbuhkan perekonomian di Sidoarjo.

"Perusahaan semakin banyak menampung tenaga kerja maka kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin berkurang. Makanya, saya akan membackup pengsuaha rokok saat saya menjadi bupati. Jangan sampai pengusaha rokok yang sudah memberikan kontribusi ekonomi nasional terganggu. Kami berharap pabrik rokok tetap eksis dengan kontribusi nasional Rp 150 triliun. Sekaligus menjaga tradisi dengan memproduksi rokok kretek," tegasnya.

Karena itu, lanjut politisi peraih penghargaan anggota DPR RI Teraspiratif Tahun 2019 ini, bakal siap membantu para pengusaha rokok di Sidoarjo dalam mengembangkan usahanya. Bakal siap memperjuangkan hak-haknya naik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Apalagi, pabrik rokok hasil produksinya membawa perkembangan multi player effect bagi perekonomian Indonesia. Pabrik rokok menumbuhkan UMKM - UMKM mulai Warkop hingga para penjual rokok.

"Dari 167 juta UMKM di Indonesia, sebanyak 30 juta merupakan usaha yang bergerak diproduksi rokok. Karena itu, kalau mempersulit pengusaha rokok maka juga sama halnya mempersulit ekonomi Indonesia. Masalah perizinan kalau ada kesulitan akan saya bawa sendiri ke kementerian terkait. Kami juga minta cukai jangan dinaikkan lagi karena akan membebani masyarakat dan UMKM di Indonesia. Apalagi pabrik rokok sangat banyak menyerap tenaga kerja," tandasnya. Hel/Waw