Dan Lanudal Juanda Pastikan Kolam Renang Bergelombang Tanpa Rekayasa


Dan Lanudal Juanda Pastikan Kolam Renang Bergelombang Tanpa Rekayasa CEK KOLAM - Komandan Lanudal Juanda, Kolonel Laut (P) Bayu Alisyahbana mengecek kondisi kolam renang Tirta Krida Lanudal Juanda bersama Ichsan (43) yang merekam video kolam renang yang membuat viral itu, Selasa (02/10/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Komandan Lanudal Juanda, Kolonel Laut (P) Bayu Alisyahbana memastikan jika kolam renang Tirta Krida Lanudal Juanda yang mengeluarkan gelombang seiring adanya gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala tidak ada unsur rekayasa. Selain itu, pihaknya memastikan jika Lanudal Juanda tak memiliki alat rekayasa kolam yang canggih untuk membuat gelombang layaknya ombak di dalam video yang diambil saksi Ichsan (43) petugas kolam renang yang kini viral di media sosial (Medsos) itu.

"Tidak ada unsur rekayasa atau alat apa pun. Kolam renang ini tak punya alat pembuat gelombang. Kecuali manual ada obat perjernih kolam. Ini murni fenomena alam dan kehendak Allah SWT. Kita tak tahu tapi ini nyata adanya seperti itu," terang Bayu Alisyahbana kepada wartawan, Selasa (02/10/2018).

Ali mengungkapkan jika perekam video adalah Ichsan yang sudah bertugas 20 tahun. Hasilnya, Ichsan bisa menandai fenomena alam itu. Yakni diyakini gelombang di kolam milik TNI AL itu bersamaan dengan gempa dan tsunami yang terjadi di wilayah Indonesia.

"Memang tidak ada getaran bumi tapi airnya memang bergelombang. Kalau dilihat berdasarkan tinjauan ilmiah dan alamiah memang tidak masuk akal tapi kejadian ini nyata. Bagaimana pun juga ini bukan kehendak manusia tapi kehendak Allah SWT," imbuhnya.

Namun demikian Ali meminta agar warga tetap tenang dan tidak perlu panik atas fenomena alam itu.

"Masyarakat tidak perlu panik atau terbawa pemikiran yang tidak-tidak. Jadi biasa-biasa saja. Ini diluar kehendak manusia," tegasnya.

Sementara saksi Ichsan, pengurus Kolam Renang Tirta Krida Lanudal Juanda mengakui Jumat (28/09/2018) sekitar pukul 17.10 WIB. Saat itu mendadak air kolam renang bergelombang dan berombak lebih dari 1 meter dengan durasi kurang lebih 30 menit. Selanjutnya oleh pria 43 tahun ini diperkirakan akan terjadi gempa/tsunami. Kemudian dipastikan lagi dengan melihat berita di televisi benar terjadi gempa/tsunami di Palu dan Donggala itu.

"Memang itu video nyata yang terjadi di kolam itu," ungkapnya.

Selain itu, kata Ichsan air kolam renang ini juga bergelombang dan berombak saat terjadi gempa dan tsunami di wilayah lainnya. Dia merinci kolam bergelombang dan berombak lebih dari 2 meter, saat gempa dan tsunami di Aceh, kolam bergelombang dan berombak kurang dari satu meter, saat gempa di Nias, kolam bergelombang dan berombak kurang dari satu meter, saat gempa di Yogyakarta (Jogja), kolam bergelombang dan berombak kurang dari satu meter, saat gempa di Lombok dan terakhir kolam bergelombang dan berombak lebih dari 1 meter, saat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala itu.

"Jadi kejadian alam di kolam renang ini sudah sering bersamaan bencana alam gempa atau tsunami di Indonesia," pungkasnya. Waw