Bupati Sidoarjo Ngaku Miliki Beberapa Kenangan Bersama KH Sholeh Qosim


Bupati Sidoarjo Ngaku Miliki Beberapa Kenangan Bersama KH Sholeh Qosim ZIARAH - Beberapa jam setelah dimakamkan KH Sholeh Qosim di samping Masjid Bahauddin, Ngelom, Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah dan rombongan bertakziah, Jumat (11/05/2018) petang.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah bersama dengan rombongan pejabat Pemkab Sidoarjo bertakziah ke makam KH Sholeh Qosim di Ngelom, Sepanjang, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jum’at (11/05/2018) petang. Saat tiba di depan pintu masuk Pondok Pesantren (PP) Bahauddin Ngelom, Abah Saiful sapaan akrab Bupati Sidoarjo langsung menuju tempat pemakaman yang berada di samping masjid Bahauddinbersama dengan pajabat lain. Abah Saiful langsung berdoa di depan makam KH Sholeh Qosim yang baru beberapa jam dimakamkan itu.

Wafatnya kiai sepuh Sidoarjo ini membuat Abah Saiful merasa kehilangan. Bupati yang dikenal dekat dengan ulama ini termasuk dengan almarhum KH Sholeh Qosim memiliki kenangan tersendiri. Diantaranya sebagai salah satu kiai yang merestui dirinya menjadi Bupati adalah almarhum KH Sholeh Qosim.

"Sosok kiai Sholeh Qosim merupakan ulama kharismatik di Sidoarjo yang patut diteladani bersama. Salah satu contohnya, beliau ini orangnya istiqomah. Meski usianya sudah sepuh tapi tetap semangat berdakwa. Ini seharusnya membuat malu kita yang masih muda dan jauh dibanding usia beliau. Apalagi beliau salah satu kiai yang mengajar rutin di Masjid Al Abror Kauman," kenang Abah Ipul usai bertakziah.

Menurut Bupati dua periode ini, dirinya masih teringat saat dirinya didorong oleh tokoh dan para kiai NU untuk maju memimpin Sidoarjo. Saat itu tahun 2000, awal reformasi, salah satu kiai yang merestui dirinya maju di sebagai calon bupati yakni almarhum KH Sholeh Qosim.

"Sosok sederhana dari almarhum patut diteladani bersama. Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah. Beliau orang baik dan meninggalnya dalam keadaan baik," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, KH Sholeh Qosim wafat, Kamis (10/05/2018) petang. Namun baru dimakamkan setelah salat Jum’at. Almarhum wafat saat menjalankan salat Maghrib dirumahnya. Waktu sujud almarhum tidak bergerak. Kemudian oleh keluarga dibawa ke dokter untuk diperiksa.

"Romo KH Soleh Qosim tak kunjung beranjak dari tempat salat. Karena itu Tholiah bibi Gus Miftah berusaha masuk ke kamar untuk melihat. Saat dilihat almarhum wafat dalam posisi sujud," ujar Gus Miftah cucu KH Sholeh Qosim.

Kemudian, oleh pihak keluarga, kata Gus Mif, almarhum kemudian dibawa ke dokter untuk memastikan kondisi almarhum.

"Kami atas nama keluarga besar KH Sholeh Qosim dan Ponpes Ngelom Sepanjang Sidoarjo mohon maaf yang sebesar-besarnya jika almarhum memiliki khilaf dan salah," tandasnya.

Diketahui almarhum KH Sholeh Qosim merupakan bagian dari pasukan barisan Laskar Hizbullah di zaman revolusi kemerdekaan. Masa muda beliau dahulu turut merasakan kerasnya perjuangan Laskar Sabilillah melawan kolonial. Barisan Hizbullah dan Laskar Sabilillah adalah milisi santri yang berani dan sangat ditakuti kaum penjajah Belanda dan Jepang. Waw