Awalnya Diragukan, Gebrakan Gus Muhdlor Menahkodai Sidoarjo Mampu Gerakkan Pembangunan di Berbagai Sektor


Awalnya Diragukan, Gebrakan Gus Muhdlor Menahkodai Sidoarjo Mampu Gerakkan Pembangunan di Berbagai Sektor HAMPIR RAMPUNG - Salah satu program prioritas strategis Proyek Flyover Aloha di Kecamatan Gedangan, Sidoarjo pekerjannya susah hampir rampung mencapai 86 persen dan dipastikan akhir Desember 2023 sudah bisa diujicobakan.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sejak dilantik pada awal Tahun 2021 lalu, kemampuan memimpin Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali banyak diragukan mampu memberi warna dan perubahan pada pembangunan di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini karena Ahmad Muhdlor Ali saat pertama kali memimpin Sidoarjo belum punya pengalaman menjadi pejabat publik. Namun sejak 2,5 tahun memimpin Sidoarjo berbagai geliat dan gebrakan pembangunan itu, tampak semakin jelas.

Bahkan bupati muda yang baru berusia 32 tahun ini mampu mengubah Sidoarjo. Jika dulunya Sidoarjo dikenal sebagai kabupaten yang dikenal tanpa pembangunan alias kabupaten auto pilot, kini sistem pembangunannya semakin tampak terencana dan terencana.

Begitu pun dengan wilayah pelosok Sidoarjo yang dulu dikenal dengan jalan 'Jeglongan Sewu' kini berubah menjadi hampir merata setiap kecamatan menikmati jalan cor alias jalan beton.

"Dengan banyaknya program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat mulai pembangunan jalan beton, frontage road, flyover Aloha, Krian serta Flyover Tarik jelas kepercayaan masyarakat terhadap pola kepemimpinan Gus Bupati (Gus Muhdlor) semakin meningkat," ujar Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo, H Usman kepada republikjatim.com, Sabtu (18/11/2023).

Usman menjelaskan dalam menjalankan pembangunan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali menyiapkan skala prioritas pembangunan. Baik itu skala prioritas pembangunan yang masuk dalam rencana strategis (Renstra) nasional maupun yang berkaitan dengan 17 program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo yang sudah masuk dalam RPJMD Tahun 2021 - 2016.

"Sebut saja proyek pembangunan Flyover Aloha senilai Rp 350 miliar, Flyover Krian senilai Rp 167 miliar dan Flyover Kedinding Tarik senilai Rp 60 miliar, itu merupakan program strategis nasional. Namun tidak mudah bagi Pemkab Sidoarjo menyiapkan pembebasan lahannya sebelum pembangunan. Apalagi lahan Flyover Aloha masih menjadi aset milik TNI AL. Sedangkan proyek lanjutan Frontage Road dan proyek betonisasi antar desa maupun kecamatan yang sudah hampir merata merupakan program prioritas Gus Bupati (Bupati Sidoarjo) sendiri yang sudah dimasukkan dalam RPJMD lima tahunan," imbuh Usman yang juga mantan Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo ini.

Begitu juga proyek terbaru saat ini revitalisasi pedestrian Alun - Alun Sidoarjo senilai Rp 6,5 miliar dan revitalisasi trotoar JL Ponti hingga pintu masuk GOR Gelora Delta Sidoarjo. Keduanya juga masuk dalam program strategis Pemkab Sidoarjo. Keduanya akan dilengkapi dengan taman, wisata air dan permainan lampu yang menarik.

"Ini belum pembangunan jalan dan jembatan lainnya yang sebagian besar sudah bisa dirasakan masyarakat Sidoarjo. Sekarang tidak ada lagi sebutan jalan di Sidoarjo sebagai jalan Jeglongan Sewu. Ini menunjukkan kepemimpinan Gus Bupati (Gus Muhdlor) tepat memilih skala prioritas pembangunan di Sidoarjo. Jadi sekarang tidak adalagi sebutan Sidoarjo sebagai Kabupaten Auto Pilot. Semua aspek pembangunan dan pelaksanaannya dikerjakan sesuai perencanaan yang matang," tegas Usman yang tercatat sebagai salah satu politisi PKB senior di Sidoarjo yang juga Wakil Ketua DPC PKB Sidoarjo ini.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua II DPRD Sidoarjo, Kayan. Menurut Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Sidoarjo ini, arah pembangunan Gus Muhdlor tidak hanya pembangunan fisik berupa flyover, frontage road, betonisasi dan revitalisasi jembatan serta plengsengan sungai (avour). Akan tetapi juga pembanguan di bidang perekonomian juga sangat massif melalui berbagai program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan para pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UKM).

"Beberapa program yang sangat dibutuhkan para pelaku UKM dan Usaja Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) itu diantaranya Kredit Usaha Rakyat Daerah (Kurda), Kelompok Usaha Mandiri Perempuan (Kurma), beda warung serta pendampingan ekspor bagi UMKM agar menembus pasar luar negeri Asia dan Eropa sekaligus sejumlah minimarket dan supermarket maupun STAN dan gerai di sejumlah hotel di Sidoarjo," ungkap Kayan yang juga mantan Kades Jatikalang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo ini.

Kayan yang juga mantan Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo bidang Perekomian dan Keuangan ini menilai sudah banyak UMKM di Sidoarjo yang terbantu dengan berbagai program pengembangan perekonomian lokal di Sidoarjo itu. Bahkan sejumlah UMKM di setiap desa/kelurahan di Sidoarjo hampir rata memiliki produk unggulan masing-masing.

"Begitu juga nilai investasi bagi para pemodal besar di Sidoarjo terus mengalami peningkatan. Data dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemkab Sidoarjo setiap tahun ada kenaikan investasi mencapai sekitar 15 persen. Saat ini realisasi Investasi di Sidoarjo Triwulan II Tahun 2023 mencapai Rp5,6 triliun atau sebesar 78,8 persen dari target investasi Tahun 2023 yaitu Rp7,179 triliun. Kami optimis investasi akan tercapai sesuai target atau bisa melebihi target," paparnya.

Pengamat Kebijakan dan Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Hasan Ubaidillah menilai terdapat banyak lompatan dalam pembangunan di Sidoarjo sejak dipimpin Bupati muda Gus Muhdlor jika dibandingkan dengan saat Sidoarjo dipimpin Bupati sebelumnya. Menurutnya, banyak gebrakan dalam berbagai sektor pembangunan baik fisik, Sumber Daya Manusia (SDM) maupun perkembangan perekonomian dan investasi di Sidoarjo. Buktinya bukan hanya pembangunan jalan beton dan flyover, masih ada pembangunan RSUD Sidoarjo Barat (Krian) membuktikan pelayanan kesehatan sangat mudah dijangkau. Begitu juga pembangunan SMPN 2 Tulangan yang sudah ditempati dan SMPN 2 Prambon yang masih dikerjakan.

"Itu semua bukti pembangunan selama 2,5 tahun pembangunan di Sidoarjo sangat massif. Baik pembangunan di sektor fisik, pendidikan, kesehatan maupun perekonomian seperti di 17 visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo soal UMKM naik kelas. Kami yakin kalau pembangunan terus massif di berbagai sektor akan meningkatkan kepercayaan publik, terutama masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya," urai dosen Fakultas Perekomian ini.

Sementara Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali menegaskan tidak ada masalah jika kepemimpinannya menahkodai Sidoarjo mulai awal diremehkan. Bahkan tidak banyak warga yang percaya dirinya memimpin membangun Kabupaten Sidoarjo yang komplek itu. Menurutnya saat ini warga bisa menilai secara realitistis dan melihat pembangunan yang sudah dikerjakannya selama 2,5 tahun memimpin Sidoarjo.

"Setiap pembangunan pasti ada perencanaannya. Termasuk ada perhitungan anggarannya. Kami memilih membangun jalan cor (betonisasi) karena usianya lebih lama dan lebih kuat daripada kita membangun jalan dengan sistem tambal sulam dengan aspal yang notabenenya sifatnya sebagai pekerjaan pemeliharaan. Selain cepat rusak, biasanya akan dianggaran pemeliharaan lagi tahun berikutnya. Itu perhitungannya sangat muspro (mubadzir). Lebih baik dibeton dan jaminan jalan layak dimanfaat pengguna jalan juga tahan lama," papar Bupati Alumni Fisip Unair Surabaya ini.

Selain itu, Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo ini di berbagai kesempatan kerap meminta maaf ke warga Sidoarjo yang terkena dampak pembangunan Flyover, Frontage Road maupun Betonisasi antar desa dan jalan antar kecamatan. Bagi Gus Muhdlor pembangunan fisik memang punya dampak besar. Namun jika dipelajari lebih mendalam seperti halnya orang minum obat demi menjaga kesehatan.

"Di tengah pembangunan seperti ini mesti ada dampak yang timbulkan. Kalau siang berdebu dan mungkin bagi yang berjualan omzetnya akan sedikit berkurang. Untuk itu, saya mohon maaf proyek yang berjalan mengganggu aktivitas warga. Tapi, manfaat jalan beton itu akan dapat dirasakan puluhan tahun. Seluruh warga Sidoarjo pun dapat merasakan manfaatnya. Bukan hanya warga setempat saja, yang dilalui proyek betonisasi jalan itu. Yang terpenting warga sudah tidak akan lagi merasakan jalan rusak. Dampaknya, produktivitas warga akan meningkat dan perekonomian warga berjalan lancar. Percayalah setelah kesulitan itu, akan banyak kemudahan. Hitung-hitung minum obat selama enam bulan sampai setahun, tapi setelah itu enaknya bisa dirasakan masyakarat luas," urainya.

Usai fokus pembangunan fisik jalan, RSUD dan sejumlah SMPN, Gus Muhdlor mengaku banyak mengajak warga Sidoarjo berpartisipasi langsung dalam pembangunan Sidoarjo. Tujuannya agar beban pembangunan tidak hanya dipikul Pemkab dan DPRD Sidoarjo. Akan tetapi pembangunan akan disokong dengan partisipasi warga Sidoarjo secara keseluruhan. Menurutnya, gerakan political partisipation ini, sudah dimulai sejak adanya perlombaan Sidoresik Tahun 2022 dan Lomba Sidoresik Tahun 2023. Program ini melibatkan 353 desa dan kelurahan se Sidoarjo. Tahun 2024 besok kita siapkan partisipasi pembangunan itu dalam konsep Self Governance Community.

"Konsep pembangunannya dengan pola hybrid. Yakni separuh campur tangan pemerintah dan separuh campur tangan atau partisipasi masyarakat. Itu sudah dimulai sejak 2022 dengan Lomba Sidoresik dan sekarang revitalisasi berjalan baik dan memicu wisata air dan kuliner di setiap pojok perkampungan. Tahun 2024 besok harapan kami pola pembangunan diubah dengan Self Governance Community. Jadi kami melibatkan elemen terkecil di Kabupaten Sidoarjo yakni RT dan RW. Ada 8.820 RT dan 2.100 RW sebagai komunitas terkecil yang membawahi pembangunan di Sidoarjo. Konsepnya menghidupkan lagi budaya gotong royong, kebersihan lingkungan, bebas stunting maupun gizi buruk serta menghidupkan lagi keamanan dengan budaya ronda di Pos Kampling. Nanti juga dilengkapi konsep pentahelix yang melibatkan pemerintah, pengusaha, media dan masyarakat itu sendiri," tandasnya. (1 Bersambung)

Penulis : Sudarmawan Editor : M Helmi