Atasi Banjir Langganan Jabon, DPR RI Minta Kementerian PU Normalisasi Kalimati


Atasi Banjir Langganan Jabon, DPR RI Minta Kementerian PU Normalisasi Kalimati CEK - Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono mengecek kondisi Sungai Bangil Taq (Kalimati) di perbatasan Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon dan Kedungboto, Kecamatan Beji, Pasuruan yang bakal dinormalisasi dijadikan embung, Rabu (16/05/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono mendesak Kementerian Pekerjaan Umum (PU) segera merealisasikan permohonan normalisasi Kalimati (Sungai Bangil Taq). Hal ini disebabkan jika sungai yang ada di perbatasan Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo dan Desa Kedungboto, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan pemicu langganan banjir di 5 desa di perbatasan antar kabupaten itu dinormalisasi  banjir bisa teratasi.

Kelima desa langganan banjir tahunan dan bahkan banjirnya hingga seminggu sampai sebulan itu, diantaranya Desa Kedungpandan, Kupang, Semambung, Tambak Kalisogo dan Desa Kedungrejo.

"Kalimati (Sungai Bangil Taq) ini harus dinormalisasi. Karena memang dulunya sungai sekarang harus difungsikan lagi. Minimal dibuatkan embung agar airnya saat musim kemarau masih bisa dimanfaatkan warga untuk lahan pertanian," terang Bambang Haryo Soekartono saat melihat kondisi Kalimati bersama 5 Kades dan perangkat desa langgananan banjir, Rabu (16/05/2018) petang.

Normalisasi itu, lanjut politisi Gerindra ini penting dan bersifat mendesak. Alasannya, saat hujan deras selalu kelima desa menjadi langganan banjir. Saat dibantu 2 mesin pompa dari BNPB dan bantuannya dengan kapasitas 8 dim bisa mampu mengatasi banjir langganan itu.

"Saya sudah berkomunikasi dengan Dinas PU Propinsi, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) dan Kepala Dinas PUPR Pemkab Sidoarjo. Solusinya memang harus dinormalisasi. Sungai Bangil Taq ini harus dinormalisasi secepatnya," imbuhnya.

Selain menormalisasi Sungai Bangil Taq, lanjut Bambang juga harus ada Kolam Retensi di Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon, Sidoarjo yang biayanya diperkirakan menelan anggaran Rp 3 miliar. Hal ini dipastikan bakal menyurutkan air banjir saat musim hujan.

"Kami mendesak Dinas PUPR dan SDA Propinsi Jatim dan kepala balai untuk menyelesaikan masalah banjir langganan ini secepatnya. Targetnya musim hujan tajun depan Sumur retensi pompa harus sudah teratasi agar tidak ada banjir langganan," tegasnya.

Sementara itu, Kabid Operasional Pengairan Dinas PUPR Pemkab Sidoarjo, Agus Hidayat menegaskan sebelum proyek normalisasi Sungai Bangil Taq direalisasikan, solusi cepat lainnya adalah sumur retensi itu.

"Anggaran dan lokasinya sudah kami matangkan tinggal realisasi saja. Tapi semua menunggu jawaban kementerian PU soal pembangunan itu," pungkasnya. Waw