Tujuh Pengungsi Wamena Tiba di Kampung Halaman Ponorogo

author republikjatim.com

republikjatim.com

Kamis, 03 Okt 2019 09:58 WIB

Tujuh Pengungsi Wamena Tiba di Kampung Halaman Ponorogo

i

TIBA - Sebanyak 7 keluarga pengungsi asal Ponorogo dipulangkan dari Wamena, Papua, Rabu (02/10/2019) malam.

Ponorogo (republikjatim.com) - Sebanyak tujuh warga asal Ponorogo dipulangkan dari Wamena, Papua, Rabu (02/10/2019) malam. Mereka diangkut menggunakan pesawat Hercules C-130 tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang sekitar pukul 15.00 WIB bersama 120 warga asal Jawa Timur lainnya.

Ketujuh warga ini, dari Malang ke Ponorogo diantar Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan diserahkan ke Dinas Sosial Ponorogo. Kedatangan mereka dari Wamena langsung disambut Kepala Dinas Sosial Pemkab Ponorogo, Supriyadi. Selanjutnya, oleh Dinsos Ponorogo mereka diantar ke rumah asalnya masing-masing dan diserah terimakan ke pihak keluarga atau kerabat di Ponorogo. Ketujuh warga ini adalah Ardianti, Adek Yasa, Sulastri, Nurohmah, Rasid, Ayahrah dan Ridwan.

Dari ketujuh pengungsi Wamena ini empat orang dewasa dan tiga orang anak-anak. Dengan jenis kelamin empat perempuan dan tiga laki-laki. Ketika turun dari mobil milik Dinsos Provinsi Jatim mereka tampak trauma dan capek. Tujuh warga dari dua KK ini mengungsi karena wilayah tempat tinggalnya terjadi kerusuhan yang disertai pembakaran rumah dan pembunuhan.

Salah seorang pengungsi, Sulastri mengaku masih ketakutan dan trauma dari kondisi yang terjadi di Wamena. Bahkan hingga harta benda miliknya ditinggal mencari keamanan dan keselamatan keluarganya.

"Saya masih cemas dan takut. Awalnya kejadian itu di kota tapi akhirnya ke desa. Korbanya sebenarnya 100 lebih. Harapan saya pemerintah ada jaminan keamanan agar tidak makin banyak yang eksodus," katanya.

Saat ini, kata Sulastri yang penting, pihaknya menyelamatkan jiwa dan keluarga. Karena itu semuanya ditinggalkan.

"Baik dagangan maupun harta lainnya. Yang saya bawa hanya dokumen keluarga saja. Dagangan saya tinggal disana. Lihat hanya dua tas kecil itu yang saya bawa," imbuhnya.

Hal yang sama dialami pengungsi lainnya, Ridwan. Pria ini mengaku lahir di Wamena. Orang tuanya masuk ke Wamena sejak Tahun 1984 karena dinas sebagai guru. Ia mengaku belum berani kembali ke Wamena kalau belum pulih normal dan kondusif.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Kondisi terakhir disana sudah sepi. Karena banyak kejadian pembunuhan dan pembakaran rumah. Sasarannya pendatang. Jadi semua ditinggal yang penting selamat. Saya takut, semoga tidak ada kejadian kayak ini lagi," pintahnya.

Sebelum ke Jawa ini, lanjut Ridwan dia sempat mengungsi dua hari disana. Yakni di Pangkalan AURI Wamena dan ke Jaya Pura lanjut ke Biak kemudian ke Makasar terus diterbangkan ke Malang.

"Alhamdulillah tiba di Ponorogo malam ini," ujar pria yang akan pulang ke Perum Kertosari Indah Babadan ini.

Sementara Kepala Dinas Sosial Ponorogo, Supriyadi mengaku baru malam ini mendapat kabar ada kedatangan pengungsi dari Wamena. Namun pukul 00.00 WIB, tiba di Ponorogo. Pihaknya mendapat informasi dari Dinas Sosial Provinsi Jatim. Meski secara administratif mereka warga Wamena.

"Kami mengantarkan ke rumah masing - masing. Pemkab Ponorogo akan mencukupi kebutuhan selama di Ponorogo. Langkah berikutnya kebutuhan saudara ini akan dicukupi semuanya seperti makan dan kebutuhan sehari -hari. Sambil menunggu di Wamena aman," pungkasnya. Mal/Waw

Editor : Redaksi

Tag :
republikjatim.com horizontal