Surabaya (republikjatim.com) - Tim Pengabdian Masyarakat (Penmas) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) memberikan pendampingan peningkatan kapasitas pengembangan kurikulum menggunakan metode Experential Learning. Kegiatan ini melibatkan komponen literasi keuangan dan aspek lingkungan untuk para guru TK Islam Restu Ibu, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu itu merupakan program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang didanai Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek RI Anggaran Tahun 2024.
Kepala Sekolah TK Islam Restu Ibu, Intarti Wahyu mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat dalam membantu pengembangan aktifitas guru dan siswa dalam Kurikulum Merdeka kali ini. Apalagi, kegiatan ini memang ditujukan untuk mendukung kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Penmas).
Tim pelaksana Penmas dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) kali ini adalah Yudha Popiyanto dosen PGSD FKIP, Fadiila Purwitasari dosen S1 Akuntansi dan Sarah Yuliarini dosen S2 Magister Akuntansi berserta dua mahasiswa yang direkognisi ke akademik. Yakni Risti Indah Noorhaliza dan Miguel Nelson Soares Madeira.
"Kegiatan ini dalam rangka membantu pengembangan kurikulum merdeka, melalui Focus Group Discussion (FGD) bersama para guru di TK Islam Restu Ibu Kecamatan Sukun, Kota Malang. Tim Penmas memberikan pemahaman terkait pentingnya Literasi Keuangan dan Aspek Lingkungan yang nantinya dapat diterapkan sejak dini kepada siswa dan siswi TK Islam Restu Ibu Kecamatan Sukun, Kota Malang," ujar Ketua Tim Pelaksana Penmas UWKS, Yudha Popiyantoe kepada republikjatim.com, Kamis (31/10/2024).
Yudha mengungkapkan kegiatan ini bertujuan agar anak-anak didik familiar dengan uang, bentuk dan nilainya. Bahkan, diharapkan bisa menjadi sarana untuk belajar menabung dan mengelola uang sendiri.
"Termasuk mengembangkan karakter peduli terhadap lingkungan. Selain itu Tim Penmas juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan orang tua atau wali murid untuk mengetahui pola asuh keuangan dan aspek lingkungan," ungkapnya.
Sedangkan FGD ini dihadiri 40 orang tua atau wali murid TK Islam Restu Ibu, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Acara dibuka dengan penyampaian materi Yudha Popiyanto, S Pd, M Pd didampingi tim lainnya.
"Sekolah adalah laboratorium kecil, laboratorium besarnya lingkungan keluarga dan masyarakat. Jadi untuk mempersiapkan anak terjun ke lingkungan yang lebih besar, kita harus melakukan uji coba dulu di lingkungan kecil, yaitu sekolah," tegas tim Penmas UWKS, Yudha Popiyanto.
Selain itu, Yudha Popiyanto menguraikan jika anak-anak didik juga harus siap melaksanakan kurikulum. Bahkan guru menjadi tempat berdiskusi. Apalagi, perilaku anak yang diamati di rumah itu seperti apa saja. Karena yang tau putra-putrinya adalah orangtua atau wali murid itu sendiri.
"Kami akan mencoba menarik benang merahnya dengan kurikulum yang sekarang. Agar yang dialami Bapak dan Ibu kami bisa berikan solusi. Kalau di lingkungan keluarga sudah menerapkan sesuai dengan kurikulum, berarti kita bisa mengembangkannya kembali. Karena kurikulum ada tingkatannya lagi nanti," urainya.
Sementara dalam Focus Group Discussion (FGD) tim melakukan pengambilan data untuk memperkuat komponen literasi yang masih perlu diperkuat kembali. Kemudian, selanjutnya data itu menjadi gambaran dalam pembuatan Alat Penunjang Edukasi (APE).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sinergi kegiatan ini menjadi jembatan antara Perguruan Tinggi (PT) yakni Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang memiliki dedikasi di dalam sains, lingkungan dan kewirausahaan dengan masyarakat yang didukung pemerintah melalui hibah program Bima Kemenristekdikbud Tahun 2024," paparnya.
Anak-anak tantrum karena tidak diberikan sesuai keinginan, biasanya bakal membully kawan-kawan di sekolah, membantah orang tua dan guru adalah tindakan yang sering terlihat. Anak-anak perlu ditanamkan pemahaman mengendalikan diri sejak dini.
"Terutama menghargai uang dan lingkungan adalah dua hal penting dalam membentuk karakter anak," pintanya.
Penyuluhan kepada masyarakat yang telah dilakukan tim pada bulan Agustus 2024 memberikan mitra yaitu guru-guru TK Islam Restu Ibu untuk meningkatkan kemampuan mengajar menggunakan Alat Penunjang Eduksi (APE) berupa buku story board dan game board (ular tangga).
"Semua kegiatan ini didanai Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM) di bawah Kementrian Pendidikan,Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdibudristek) Tahun Anggaran 2024," jelasnya.
Hasil pengabdian ini pada anak-anak didik berupa belajar berhemat, tidak mudah puas, kemampuan perencanaan, kemampuan ke depan episodic dan kemampuan mengingat dapat ditingkatkan.
Kegiatan keberlanjutan ini akan diteruskan pada sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) satu gugus dengan TK Islam Restu Ibu dikarenakan animo untuk diberikan kegiatan serupa dan APE yang masih sulit dimiliki sekolah-sekolah di daerah itu.
"Harapan kami untuk program hibah yang sama dilanjutkan setelah perubahan Kabinet RI di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto," pungkasnya. Ary/Waw
Editor : Redaksi