Wabup Sidoarjo Ruwah Desa Jadi Akar Budaya Warga yang Tetap Harus Dijaga Eksistensinya


Wabup Sidoarjo Ruwah Desa Jadi Akar Budaya Warga yang Tetap Harus Dijaga Eksistensinya RUWAH DESA - Wabup Sidoarjo Subandi memberangkatkan pawai budaya sebagai acara ruwah Desa Balongtani, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Minggu (19/11/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Ruwah desa menjadi tradisi lama. Namun hingga kini adat masyarakat Jawa itu, masih tetap lestari di Sidoarjo. Bahkan, hampir setiap tahun dilaksanakan warga desa.

Pelaksanaan ruwah desa ini biasanya dilaksanakan di bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur warga terhadap karunia Allah SWT.

Hal ini seperti yang dilakukan warga Desa Balongtani, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Acara ruwah desa ini diisi dengan menggelar Festival Seni, Minggu (19/11/2023). Kegiatan itu diberangkatkan Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo, Subandi.

"Kegiatan ruwat desa ini tidak sekadar sebagai ungkapan rasa syukur, tetapi juga mendoakan para leluhur. Selain itu, untuk menjaga silaturahmi antara sesama warga dan menjaga persaudaraan antar warga tetap terjaga," ujar Subandi.

Selain itu, Subandi mengingatkan kepada seluruh warga Desa Balongtani, menjelang pelaksanaan pesta demokrasi Tahun 2024 mendatang harus tetap hidup guyub dan rukun.

"Jangan mudah terpecah belah dan terprovokasi. Meskipun beda pendapat, tetapi harus tetap jaga toleransi," katanya.

Meskipun saat ini memasuki era digital, tetapi ruwah desa ini masih menjadi akar budaya warga Sidoarjo yang tetap harus dijaga.

"Bahkan budaya ini harus terus melekat kuat di masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya," pinta mantan Kades Pabean, Kecamatan Sedati ini.

Sementara Kepala Desa (Kades) Balongtani, Na ìm mengungkapkan kegiatan ini sebagai ikhtiar warga dalam berkirim doa. Harapannya memohon keselamatan desa dan warganya, sekaligus keberkahan rejeki ke depannya.

"Ruwah desa tahun ini memang sengaja dikemas dalam bentuk seni budaya yang menonjolkan kearifan lokal warga," pungkasnya. Hel/Waw