Tim Abdimas Umsida Dampingi Pengembangan Kolam Ikan Milik Pensiunan PNS Asal Tulangan


Tim Abdimas Umsida Dampingi Pengembangan Kolam Ikan Milik Pensiunan PNS Asal Tulangan PENDAMPINGAN - Tim Abdimas Umsida melaksanakan pendampingan pengembangan kolam ikan milik, Mardjik warga Desa Janti dan Desa Tlasih, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Rabu (30/03/2022).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) memberikan pendampingan pengembangan kolam ikan milik Mardjik warga Desa Janti dan Desa Tlasih, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Rabu (30/03/2022).

"Pengembangan itu, tidak hanya fokus pada pembesaran berbagai jenis ikan, akan tetapi juga pengembangan bisnis usaha menjadi makanan olahan serta pembibitan," ujar Ketua Tim Abdimas Umsida, Detak Prapanca yang juga Dosen Prodi Manajemen Umsida ini kepada republikjatim.com, Rabu (30/03/2022).

Detak Prapanca memaparkan terdapat berbagai macam cara yang dilakukan untuk mengisi aktivitas sebelum masa pensiun. Hal itu seperti yang dilakukan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Sidoarjo, Mardjik ini. Pensiunan itu, justru mampu membangun usaha sampingan kolam ikan yang awalnya dijual ke tengkulak.

"Oleh karena itu, tim Abdimas Umsida memberi pendampingan mengenai pengembangan usaha kolam ikan. Melalui kegiatan ini, tim Abdimas Umsida mendapat respon dan dukungan baik dari Mardjik dalam pengembangan usaha untuk meningkatkan perekonomian keluarga," tegasnya.

Sumardjik menjelaskan dalam kolam ikannya terdapat dua tempat kolam ikan . Yakni pertama di Desa Janti dan kolam kedua Desa Tlasih, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo. Usaha kolam ikan di Desa Janti sudah berjalan dan berlangsung selama 10 tahun lebih. Namun, sebelum pensiun kolam ikan di Desa Tlasih juga sudah berjalan selama 20 tahun. Jenis ikan dalam kolam itu yang dikembangkan yakni ikan patin, lele, nila dan ikan mujair.

"Pada awalnya saya berpikir untuk membuat kolam usaha sampingan yang dijual ke tengkulak. Tapi, karena sudah pensiun saya berpikiran untuk mengembangkan usaha menjadi kolam pancing dan lesehan. Kemudian saya koordinasikan ke saudara dan kerabat hingga jadi kolam pemancingan, rumah makan dan pembibitan itu," ungkap Mardjik.

Sementara salah seorang dosen Umsida yang juga anggota tim Abdimas Umsida, Sriyono menilai pemikiran orang-orang cerdas tidak menunggu harus pensiun untuk menjalankan usaha sampingannya.

"Akan tetapi sebelum pensiun sudah harus memiliki usaha sampingan dan dijalankan sebagai penopang pendapatan," paparnya.

Karena sudah dijalan sejak sebelum pensiun, maka usaha yang dulunya benih ikan yang diambil dari Blitar, kini benihnya dari tetangga sendiri di Desa Janti. Bahkan, ketika panen ikan dalam satu atau dua kolam ke tengkulak. Harga bibit gurami per ekor seharga Rp 1.000 - Rp 2.000 untuk pembelian minimun bibit 1.000 ekor. Sedangkan panen ikan gurami satu tahun. Untuk ikan nila sudah dapat dipanen 6 bulan dengan ukuran kolam 10 x 3,5, meter, 6 x7 dan meter dan 6 x 3 meter.

"Modal awal dalam membangun usaha ini adalah memiliki lahan dan membeli bibit ikan," jelasnya.

Sementara kini dalam usaha lesehan juga terdapat beberapa menu makanan. Mulai ikan mujair bakar, balado terong, sambal ijo dan sambal merah, rica-rica menthok dan oseng-oseng sayuran.

"Tanah yang digunakan berasal dari tanah dari mertua yang digunakan sebagai awal usaha. Sehingga pemilik (Mardjik) memberikan nama usahanya Kolam Pancing dan Lesehan Kebon Barokah," tandasnya. Hel/Waw