Tiga Siswa Smamda Ciptakan Kunci Pintu Anti Maling Juarai Amicta


Tiga Siswa Smamda Ciptakan Kunci Pintu Anti Maling Juarai Amicta MEMPRAKTEKKAN - Tim Rekto Smamda mempraktekkan hasil inovasinya yang menjadi juara 1 diajang Amicta di Jogyakarta dengan inovasi karya terbaru S-LOCDROID (smart locker based on android), Selasa (04/09/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Tiga siswa dan siswi SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) berhasil menjadi juara 1. Mereka berhasil membuat inovasi Smart Locker Based on Android (S Locdroid) atau mengunci pintu menggunakan aplikasi android. Ketiga pelajar ini, berhasil menyisihkan puluhan peserta lainnya dari berbagai perwakilan nusantara.

Ketiga siswa yang masuk dalam tim Rekto itu adalah Ibrahim Muhammad, Ikhlash Rahmani Yuri, dan Khanza Auliafanda Taufani. Ketiganya berhasil menyisihkan puluhan kelompok lainnya dalam ajang Amikom Information and Communication Technology Award (Amicta) pada 1 September 2018 di Universitas Amikom Yogyakarta.

"Ide pertamanya karena kunci loker sering hilang. Aplikasi ini bergantung koneksi wifi agar aplikasi loker bisa terakses. Cara kerjanya tinggal login wifi, akses internet, bikin akun pilih loker dan bisa akses dengan mudah," terang Ibrahim Muhammad kepada republikjatim.com, Selasa (04/09/2018).

Lebih jauh siswa kelas 11 IPA VII ini menguraikan untuk memproduksi alat itu membutuhkan biaya pembelian hardware senilai Rp 400.000. Sedangkan shofwarenya tinggal merangkai. Untuk produksinya membutuhkan waktu sekitar 3 minggu.

"Bisa sampai 40 loker untuk 1 aplikasi android. Tinggal kemampuan ruternya. Kalau dibuka paksa (maling) alarm berbunyi," imbuhnya.

Pasca menjadi juara, Ibrahim dan kawan-kawannya berharap hasil inovasinya itu dipatenkan. Tujuannya agar bisa diproduksi massal demi kemaslakatan masyarakat secara umum.

"Harapannya bisa dipatenkan. Karena sekarang pun aplikasi ini masih kami sempurnakan," tegasnya.

Sementara Kepala Smamda, Wigatiningsih menegaskan pihaknya bangga karena rekayasa teknologi Smamda berhasil menjadi juara. Menurutnya, hal ini menunjukkan siswa dan siswi yang siap bertarung pada masa demografi Tahun 2020.

"Artinya siswa dan siswi kami bisa menjawab tantangan jaman era milenial saat aktivitas individu dikendalikan teknologi. Karena semua akan berbasis teknologi," paparnya.

Selain itu, Wigati menilai di era ekonomi digital ini, seluruh aktivitas yang dikendikan teknologi siswanya siap menyambutnya. Hal ini dibuktikan karena ilmu yang diterapkan siswanya semua berbasis teknologi.

"Karena aktivitas jaman sekarang dikendalikan teknologi ekonomi digital, maka hasil ini prestasi membanggakan di era milenial," pungkasnya. Waw